Arthur
"Keluar gimana lo bangsat?!"
"Gak ada! Gak ada acara hengkang dari Manjiw segala. Emang lo Bastian Cejeer apa pake hengkang-hengkang kayak gini ha?!"
"Lo semua ... grebek gue ke UGD cuma gara-gara ini?"
Khrisna keliatan stress berat ketika rombongan abang-abang yang kompak pakai jas putih memenuhi lorong belakang UGD. Tangannya memijat kening dia sendiri, auranya udah gak enak, pasti bentar lagi titisan dewa Vrindavan ini bakalan ngamuk karena digrebek kayak gini.
"Maksud lo apaan anjir pas di grup semalem?" Catra yang nyolot, tangannya sampe dia tekuk di kedua sisi pinggang dengan wajah yang dibuat galak.
"Capek temenan sama lo semua, mau pergi gua."
'Tuk!'
Bang Johan yang beraksi. Lo tau pulpen lima tinta itu gak? Yang mirip punya ibu-ibu PKK, warnanya biru terus cetrekannya warna-warni? Nah, dia mukul kepala Khrisna pakai itu.
"Ngomong lu ada apa. Bangkrut lo? Butuh duit? Jo, sumbang, Jo buruan."
"Kok gue?"
"Kan yang banyak duit lu doang."
Situasinya emang gak pas, tapi maap nih gua pengen ketawa.
"Bubar gih anjing, ganggu orang mau kerja aja. Mana rombongan kayak anak STM mau tawuran, gak punya malu lo semua." Usirnya dengan suara yang pelan, seperti enggan menarik perhatian dari orang-orang yang justru udah pada penasaran. Mungkin kalo bisa gue simpulkan, itu perawat di nurse station pasti ngira bahwa Khrisna ketauan maling ayam dari peternakan punya Instalasi Rehabilitasi Mental makanya sampe digrebek kayak gini.
"Kata Freya lo mau handle rumah sakit bokap lo. Bener?"
Ah iya, lupa kalo disini ada Dipta yang bentar lagi iparan sama Khrisna. Emang setau gue, Freya balik dari Scotland dan gak akan kesana lagi alias mau stay di Indonesia seterusnya.
"Iya."
"Terus ... RSJ gimana?" Pertanyaan Mada nyaris gak terdengar.
"Gue gak disini bukan berarti gue bukan lagi bagian dari kalian. Lo semua gak mikir sampe sana?"
Semuanya diem, diem yang bener-bener diem. Bukan marah karena keputusan Khrisna, tapi kepikiran soal gimana perasaan laki-laki itu sekarang. Meski gak terlalu terbuka, siapapun tau kalo Khrisna anti banget menyentuh sesuatu yang berhubungan sama bokap nyokapnya. Tapi demi adiknya ... dia harus menjilat ludahnya sendiri seperti saat ini.
"Yaudah, bubar, gua pikir mau hengkang." Catra balik kanan, sementara Bang Raga udah duluan melipir ke dalam gedung UGD sambil mengusap wajahnya pelan.
"Padahal kalo hengkang, gua mau nagih denda pelanggaran kontrak." Rutuk Bang Johan yang kini berbalik badan buat pergi dari sini. Kayaknya gue doang yang gak ngomong. Bukan apa-apa sih, dari kemaren gue sariawan makanya susah buka mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA BELAS JIWA
FanfictionCerita ini adalah penggalan kehidupan dari tiga belas jiwa yang bekerja di rumah sakit jiwa. Kalian akan menemukan eratnya persahabatan, pengabdian terhadap sesama, hingga tujuan-tujuan kenapa mereka harus terlahir ke dunia. • All 13 members of Sev...