Suara dentuman musik yang sangat keras dengan penghuni penikmat dosa dibawah lampu yang menari diatas kepala menjadi ciri khas tempat tersebut, eunha duduk sendiri yang telah menempelkan pipinya pada meja bar. Entah sudah berapa banyak yang ia minum namun masih memiliki kesadaran yang normal, gadis itu hanya lelah dan frustasi akan semua yang terjadi pada dirinya. Baginya dunia telah hancur didepan matanya, dunianya...dunia yang sempat ia tolak kini benar benar hilang dan meninggalkan nya sendiri dengan ketakutan dan kesedihan mendalam. Kembali ia menangis merenungi nasibnya, tidak ada satupun yang tersisa sekarang. Berkali kali ia mencoba mati namun slalu saja ada yang menolong nya.
"Aku mati dan rasaku masih tersimpan, aku menyakiti lalu tersakiti sendiri.."guman nya menangis tanpa isakan.
"Sowon...." panggilnya lirih walau ia tahu gadis tinggi itu telah tiada.
Ditempat yang sama dari jarak yang hanya beberapa meter yerin terus mengawasi eunha tanpa pengetahuan gadis tersebut, disamping yerin seorang pria menemani nya. Pria itu hanya mengelus punggung yerin hingga yerin tersenyum padanya saja.
Suara gelas yang jatuh, kembali yerin memberikan fokusnya pada eunha, gadis itu tiba tiba menodong seorang pria parubaya dengan pecahan kaca. Yerin berdiri dari tempat duduknya, langkah nya lebar menuju kearah eunha.
"Pergi!!!" teriaknya marah pada pria didepannya. "Brengsek, aku bukan gadis kesepian yang menjual diri, pergi!!!" lanjut nya yang terus menodongkan pecahan kaca ditangan nya yang telah melukai nya.
Yerin datang menggenggam tangannya melepas pecahan kaca yang telah melukai nya, membawa tubuh eunha dalam pelukan nya. Ada rasa takut yang bisa yerin rasakan dan rasa kecewa yang mendominasi.
"Tenangkan dirimu" ucapnya lirih membuat eunha jatuh dalam pelukannya tanpa membalas, suara isakannya kini terdengar pilu. Orang orang yang sedari tadi melihat kini mulai bubar kembali menikmati dosa.
"Dimana mereka yerin?" tanya nya melihat yerin, keduanya kini duduk disebuah taman.
"Kemana sinb dan yuju membawa Sowon?" tanya nya kembali mendesak, yerin menunduk jawaban apa yang harus ia berikan.
"Untuk apa lagi eunha?" sorot matanya sangat tajam hingga eunha bisa merasakan tiap amarah didalam nya. "Berkali kali dia mengorbankan segalanya demi dirimu tapi apa yang Sowon dapat kan...hanya kesakitan yang perlahan membuat nya seperti orang gila...itu semua karna mu" lanjutnya, yerin tersentak melihat wajah imut eunha dengan tatapan nanar nya, semua orang terdekat menyalahkan dirinya tanpa tahu perasaan eunha sendiri.
"Jauhi aku Sowon...aku bukanlah orang yang tepat untukmu" ucapnya dibawah guyuran hujan berhadapan dengan Sowon yang menatapnya dengan kecewa.
"Lalu siapa yang tepat untukku jika hati telah memilih tempat nya?" eunha terdiam sejenak, tubuhnya dingin menggigil karna hujan.
"Ada yang selalu menunggu mu untuk membuka hati...jangan terlalu fokus padaku Sowon, lihat sekitarmu..akan banyak yang tersakiti jika kau memilihku"
"Tidak usah memberiku alasan yang bodoh, kamu takut dengan mereka yang tersakiti lalu kamu pikir aku tidak sakit hah!!!" teriaknya seiring suara keras yang berasal dari langit seakan amarah Sowon tersalurkan lewat sana. "Jika kamu memaksa aku dengan yang lain...kamu pikir aku akan bahagia atau menjamin orang itu tidak tersakiti jika hati aku memilih kamu?" lanjutnya keras.
Dadanya naik turun mengeluarkan segala emosi yang selalu ia pendam selama ini, mengapa didepan eunha ia begitu lemah, seakan tunduk begitu saja namun kali ini biarkan Sowon dengan ego nya sendiri...tidak ada lagi kata menahan jika sudah menjalar menjadi akar yang kuat.
"Baiklah, jika kamu tidak menjauh biarkan aku menjauh" ucap eunha dengan langkah mundurnya perlahan, suara hujan semakin deras hingga terdengar suara teriakan dan decitan pada jalan yang basah bercampur darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
love story (One SHOOT)
Short StoryHanya cerita pendek Kim Sojung dan Jung Eunbi