Dalam gelapnya malam, gadis tinggi bak model sedang mengadahkan wajahnya pada jutaan galaxy diatasnya, ia termenung lama bahkan hempusan angin menyentuh kulitnya, tak peduli sedingin apa yang dirasakannya karna saat ini hatinya terasa hampa akan sesuatu. Ia menghela nafasnya lalu duduk diatas kap mobilnya, saat ini ia berada disuatu tempat dengan rumput yang menjulang tinggi didepannya, beberapa jam yang lalu ia baru saja membuat pengakuan, pengakuan yang membuatnya lega dan takut, pengakuan tentang perasaannya selama ini hingga akhirnya ia lari begitu saja saat orang yang mencuri hatinya hanya diam membisu mendengar pengakuannya.
Ditempat yang berbeda didalam sebuah apartemen seorang gadis terduduk memijit keningnya yang terasa berdenyut sedari tadi.
"Aku sayang sama kamu..."
Kalimat ampuh yang bisa membuat siapapun bergetar, merasakan desiran aneh pada pembulu darah, awalnya eunha mengira itu hanyalah ungkapan kasih sayang seorang sahabat pada sahabatnya namun setelah mendengar kembali ucapan sowon membuat eunha diam membisu."Eunha, aku tahu ini menjijikan tp aku harus mengatakannya" ucap gadis tinggi dibelakangannya membuat eunha menghentikan aktivitas mencuci piringnya namun tak membalikan badannya menatap gadis itu.
"A..ku menyukaimu bukan sebagai sahabat atau saudara, maksud aku..aku menyukaimu lebih dari itu semua, maafkan aku membuatmu jijik, aku hanya mengungkapkan apa yang harus ku ungkapkan dan aku merasa lega mengungkapkannya, aku cukup tau diri kau tak perlu memberiku jawaban,aku hanya ingin jujur padamu saat ini karna kurasa ini waktu yang tepat" lanjut gadis itu, eunha hanya diam ditempatnya entah pikirannya sudah dimana karna merasa shock, suara pintu tertutup eunha baru membalikan badannya dan sudah tak ada siapapun lagi dibelakangnya.
"Ini tidak benar,sowon!" Guman eunha pelan.
Teringat jelas diingatannya, bagaimana sahabatnya itu berbicara secara langsung dengan gugupnya, dengan pengakuan yang tak pernah terpikirkan olehnya selama ini, eunha sangat menyayangi sowon, perhatian gadis itu, ke khawatiran gadis itu bahkan segala tentang gadis itu eunha sungguh dibuat takjub. Eunha terbiasa melewati hari bersama sowon semenjak mereka duduk dibangku SMA, segala tentang sowon ia tahu tapi mengapa eunha baru mengetahui jika gadis tinggi itu memendam perasaan padanya.
Eunha menatap HP nya yang tergeletak begitu saja dimeja, sudah berjam2 bahkan malam semakin larut namun sowon belum juga pulang diapartemennya, yah semenjak orang tua sowon meninggal dan gadis itu menjadi sebatang kara eunha mengajaknya tinggal bareng. Eunha dengan cepat mengambil ponselnya lalu menghubungi gadis itu, suara operator terdengar ditelinganya membuat eunha melempar ponselnya ke sofa sampingnya, sowon sengaja mematikan ponselnya, benaknya kembali memijit keningnya.
Sowon melajukan mobilnya begitu lambat entah kenapa rasanya ia malas pulang lebih tepatnya ia takut menatap wajah eunha karna pengakuannya itu ia sempat mengutuk dirinya saja agar diam memendam perasaannya namun sowon tak sanggup lagi semakin ia pendam semakin sakit yang dirasa, apa lagi ia hanya dianggap sahabat oleh eunha dan memberinya tumpangan untuk tinggal bersama gadis itu dan bersama gadis itu sudah cukup membuatnya bahagia tp mengapa ia mengharapkan lebih pada gadis itu, ia ingin lebih dari kata sahabat atau saudara, apa ia salah menginginkan eunha menjadi miliknya seorang, sowon mengencangkan pegangannya pada setir mobilnya dan dengan sekuat tenaga kakinya menginjak gas. Sekelebat bayangan selalu menghantuinya.
"Sudah kukatakan lihat kedepan malah bercanda terus" ucap eunha marah sambil memberi plester obat pada jidat sowon. Saat itu sowon menatap dekat wajah eunha yang begitu cantik menurutnya bahkan nafas gadis itu berhembus menyentuh kulit wajahnya, jantungnya berdetak tak karuan detik itu juga bahkan makian gadis itu tak didengarnya yang ia lihat hanya bibir itu yang seolah bergerak begitu seksi dimatanya, bagaimana bisa terjadi seperti itu dimatanya. sowon tak tahu, tak mengerti apa yang dirasakannya saat ini, ia menyusuri wajah didepannya dengan intens bahkan hembusan angin membuat rambut eunha menari dan itu sukses membuat sowon semakin terpesona.