Kantin sekolah begitu ramai membuat satu gadis makan dengan nyamannya ditemani dua sahabatnya yang lagi sibuk bergosip, jung eunha gadis imut,cantik namun galak membuat mata pria menatapnya kagum. Bagaimana tidak gadis satu itu terlihat kalem dan anggung jika sedang makan namun ketika ada yang mengusiknya sedikit saja suaranya akan terdengar sangat keras.
'Tuk'
Suara tawa keras begitu menggelenggar diseluruh sudut kampus namun seluruh mata menatapnya tak suka apa lagi jung eunha. Matanya tiba-tiba akan keluar dari tempatnya ketika karet gelang mengenai jidatnya dan satu titik matanya menatap sekumpulan cwe yang tertawa menatapnya. Pengunjung kantin menahan nafas ketika gadis itu berjalan kesatu meja dengan empat cwe yang masih tertawa atas kejadian tadi akibat ulah satu gadis tinggi yang selalu mengganggu hidupnya.
"Dia datang...sssttt..." suara bisikannya membuat eunha mengeraskan rahangnya dan saat ia sampai didepan meja keempat gadis itu mereka diam menunggu reaksi eunha yang akan berteriak pada gadis tinggi yang menjahilinya.
Eunha yang akan berteriak membuka mulutnya namun gadis tinggi didepannya telah memasukan makanan dalam mulutnya dengan cepat dan sontak keempat gadis didepannya kembali tertawa geli. Tak terima dipermalukan.
'Plak'
Satu tamparan membuat gadis-gadis didepan eunha diam tidak berkutip, sedangkan gadis tinggi yang masih berdiri karna pipinya ditampar diam menatap eunha tidak percaya. Matanya kini menatap eunha yang akan menangis akibat ulah memalukanya didalam kantin.
Eunha meninggalkan kantin dengan langkah kaki cepatnya meninggalkan dua sahabatnya yang tidak percaya akan kejadian barusan..sedangkan gadis yang ditampar tadi malah mengejar eunha. Seisi kantin dibuat tegang akibat kejadian barusan.
"Eunha..hey.." teriaknya malah membuat eunha semakin menangis, eunha memasuki toilet dan sialnya gadis itu ikut masuk membuat gadis-gadis disana menatap keduanya. Sudah biasa, pikir mereka yang ada disana.
"Ohh god, aku minta maaf jika tadi keterlaluan" gadis tinggi didepannya memegang kedua pipi eunha agar menatapnya.
"Kau sungguh berengsek kim sowon,ck" ucap salah satu gadis yang ada disana yang akan keluar dari toilet bersama beberapa rekannya, eunha yang mendengarnya mengiyakan jika gadis tinggi didepannya sangat berengsek membuat moodnya selalu hancur. Sowon yang mendengar tawa sekumpulan gadis yang baru keluar dari toilet itu tidak begitu peduli meski ia mengakui perbuatannya yang begitu jahil dan berengsek, tugasnya sekarang meluluhkan gadis yang ada didepannya dengan wajah yang sudah berantakan.
"Lepaskan!!!"eunha menepis tangan sowon yang ada dipipinya lalu berjalan kearah wastafel mencuci wajahnya. Sowon yang melihatnya hanya bersandar pada tembok dengan tangan terlipat didada menunggu eunha selesai.
"Mengapa kau selalu membuatku marah?" Tanya eunha tanpa menatap lawan bicaranya. Sowon tersenyum dan berjalan kearahnya, memeluk tubuh eunha dari belakang mencium rambut wangi eunha yang membuatnya gemas.
"Aku tidak bermaksud... aku hanya ingin mengambil perhatianmu dari mata nakal yang menatapmu dikantin" eunha menghela nafasnya lalu membalikkan tubuhnya menatap sowon yang masih memeluk pinggangnya, sowon mengangkat tubuh eunha mendudukkannya dipinggir wastafel.
"So.." eunha menatapnya tidak mengerti namun tangannya mengelus pipi sowon yang tadi ditamparnya. Wajah sowon begitu dekat membuat eunha memejamkan mata dan tentu sowon mengerti akan hal itu namun eunha tiba-tiba berteriak.
"Yah...aku tidak bisa terima itu!!!" Eunha mendorong tubuh sowon membuat gadis tinggi itu meringis kesakitan karna pantatnya mencium lantai. Eunha berlari keluar dari toilet dengan wajah malunya meninggalkan sowon. Bukan tanpa sebab ia meninggalkan gadis itu namun ia takut ada orang memergoki mereka mesum didalam toilet seperti kejadian beberapa minggu lalu, saat dirinya dan sowon sedang dalam keadaan panas-panasnya membuat sekumpulan gadis menjerit melihat kejadian itu. Eunha tidak ingin kejadian memalukan itu ditonton kembali oleh orang lain.