Kata orang ketika kita merindukan seseorang, orang itu selalu hadir dalam mimpi kita...
Sowon menunduk malu ketika semua tatapan siswa menatapnya, tatapan yang penuh tanya. Namun ada juga yang terlihat berbinar melihat sesuatu imut dalam gendongannya. Sesuatu imut itu adalah bayi yang baru menginjak lima bulan dalam gendongan gadis cantik dan pintar seperti Sowon.
Diusia nya yang baru menginjak 17 tahun, ia harus bertanggung jawab menjadi orang tua asuh. Bukan keinginan nya ingin menghabiskan masa remaja nya karna memiliki bayi namun semua karna sebuah keterpaksaan.
Ada banyak pertanyaan yang terlontar, anak siapa? Bayi siapa? Sowon memiliki bayi? Ayahnya siapa? Dan masih banyak yang terucap dari bisikan bisikan yang didengarnya...
Sowon mengelus kepala bayi dalam gendongannya, bayi itu Terkadang mendongak keatas menatapnya penuh dengan keceriaan.
Kembali Sowon menatap kedepan ingin melangkah menuju kelasnya namun beberapa meter didepannya seorang gadis menatap nya dengan tatapan entahlah, sedangkan kedua temannya hanya memberi tatapan kaget disamping gadisnya.
Sekali lagi sowon menunduk tidak mampu menatap mata bening yang akan selalu membuatnya tunduk tidak berdaya.
Gadis pemilik mata bening itu berlalu pergi dengan langkah kearah lain, diikuti kedua temannya.
Sowon hanya mampu menatap punggung itu dengan sedih dan sesak namun lagi lagi bayi dalam gendongannya melihat kearahnya dengan tatapan yang masih belum memiliki dosa. Bayi itu membuat Dirinya tenang.
"Kamu telah melanggar aturan sekolah Sowon" setelah mengetahui diri nya membawa anak kecil, Sowon dipanggil menghadap pada kepala sekolah.
Sowon menatap bayi nya, manusia kecil dengan mata ceria tanpa memiliki dosa. Sowon tersenyum tipis lalu kembali melihat kepala sekolah didepannya.
"Kasih saya pengecualian pak, saya janji tidak akan membuat kekacauan karna membawa nya" pria didepan nya terenyuh saat tatap mata Sowon berharap padanya, Sowon salah satu siswa kebanggaan sekolah. Prestasi nya telah membawa sekolahnya menjadi sekolah penuh prestasi.
"Tapi Sowon..."
"Saya mohon pak, anak ini satu satunya keluarga yang saya miliki sekarang. Ibu dan ayahnya meninggal dalam kecelakaan... Hanya saya yang bisa menjaga nya pak, saya satu satunya keluarga yang bisa bertanggung jawab" Sowon telah menangis kembali mengingat satu satunya kakak yang ia milik pergi dengan seorang istri yang mengikuti dan meninggalkan seorang bayi yang baru menginjak lima bulan pada Sowon.
"Kamu bisa menyewa baby sister Sowon..."
Sowon menggeleng kuat. "Saya tidak percaya dengan pengasuh pak, beberapa waktu lalu keponakan saya ini hampir dicuri. Saya trauma menitipkan nya pada orang asing"
Beberapa guru yang ada disana terdiam, selain menjadi yatim piatu Sowon kini memiliki beban hidup yang tidak dimiliki remaja lainnya. Gadis itu berani mengambil keputusan dengan mempertanggung jawabkan kehidupan bayi yang bukan terlahir dalam rahimnya.
"Percayalah pada saya pak, saya janji tidak akan terjadi apa apa pada nilai saya ataupun mengganggu kegiatan belajar disekolah ini" mohon Sowon dengan air matanya.
Kepala sekolah sangat tersentuh bahkan guru disana mulai ada yang menangis melihat siswa nya yang masih remaja.
***
Sowon berjalan dilorong sekolah dengan senyum tipis nya, ia senang saat semua guru membela nya namun dengan syarat bayi itu akan dijaga pada guru yang tidak memiliki jam kelas disaat tertentu. Ketika melewati satu kelas pemilik mata bening Senyum Sowon menjadi garis datar. Sowon bisa melihat jantung hatinya begitu serius mengikut pembelajaran saat ini, Sowon belum bisa menemui gadis itu sekarang mungkin nanti ia akan menemui nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
love story (One SHOOT)
Short StoryHanya cerita pendek Kim Sojung dan Jung Eunbi