Love story - 18

1.5K 108 26
                                    

Eunha terlihat serius menonton video dilaptopnya dengan badan tengkurap diatas ranjang, kaca mata yang menghias matanya sedikit melorot. Menyadari sesuatu bergerak eunha tetap serius menatap layar didepannya, tubuhnya menahan beban tubuh sowon yang sudah berada diatasnya...gadis itu menyandarkan kepalanya pada punggung eunha dan kakinya ditempatkan pada sela kaki eunha dengan tangan memainkan benda tipis miliknya. Ranjang yang bergerak-gerak membuat eunha menggeram karna sowon tidak bisa diam dibelakang tubuhnya, gadis itu terlihat uring-uringan...bergerak sana sini diatas tubuh eunha dengan berbagai gaya tidur. Cukup sudah eunha tidak bisa fokus lagi kini...dengan memiringkan tubuhnya sowon langsung terjatuh kelantai akibat gerakan tiba-tiba eunha.

"Yah...bodoh! Sudah kukatakan jangan menggangguku" ucapnya sengit menatap sowon yang meringis sakit pada pantatnya.

"Aku bosan eunha...setidaknya kau tidak mengabaikan ku seperti ini." Rengek sowon dengan wajah ditekuk, suasana hatinya sedang kacau tp sahabatnya eunha sedari tadi tidak menganggap keberadaannya. Jika sudah begini eunha mengalah terdengar dari helaan nafasnya. Kembali sowon membaringkan tubuhnya tp tidak diatas eunha lagi...ia memilih untuk tidur disamping gadis itu yang sudah kembali menatap layar laptopnya. Wajah sowon terlihat mendung, tatapan matanya menerawang jauh entah kemana membuat eunha yang meliriknya tak berani bertanya karna biasanya sowon akan bercerita padanya jika sedang memiliki masalah...ia menunggu sowon bercerita dan dirinya menjadi pendengar serius lalu memberikan saran.

"Eunha... mengapa jatuh cinta itu menyakitkan?" Tanya sowon dengan mata masih menatap langit-langit kamar eunha.

"Jika gak mau sakit jangan jatuh" jawaban eunha terlalu santai, sowon menginginkan jawaban yang meyakinkan dirinya.

"Jika berani jatuh cinta harusnya berani tersakiti...cinta gak selalu di identik dengan kesakitan tp cinta membawa kebahagiaan tersendiri karna dalam hubungan tidak ada yang sempurnah kecuali kau dan dia saling menyempurnahkan" lanjut eunha dengan mata masih serius menatap layar didepannya, sowon memiringkan tubuhnya menatap wajah samping eunha..

"Berani tersakiti tp bahagia, apa kamu pernah merasakannya secara bersamaan?" Eunha sekilas menatap sowon dengan kacamata yang melorot dan sowon suka melihat mata bening eunha yang sering serius dengan apapun didepannya.

"Entahlah...kadang merasakannya aku tak mau karna...mungkin sakitnya lebih perih dari luka teriris pisau" dalam ucapannya ada jeda dan itu membuat sowon tak bisa membaca raut wajah yang selalu terlihat tenang. Sowon meyakinkan dirinya jika eunha pernah tersakiti.

"Pernah merasakan jatuh cinta?" Tanya sowon penasaran.

"Bukan pernah tp sering.." sowon menyangga kepalanya dengan tangan..melihat serius wajah samping eunha.

"Gimana rasanya? Apa sakit atau bahagia?"eunha kembali melihat sekilas sowon yang menunggu jawabannya, wajah penasaran sowon terlihat menggemaskan dimatanya.

"Dua-duanya...saat berada disampingnya aku bahagia membuat sesuatu didalam diri terasa hangat namun sakit saat melihatnya jika ia bukan milik ku...sadar jika sakit itu terasa nyata meremas hati hingga sesak" eunha membalikan badannya dengan terlentang, sowon tidak pernah tahu tentang eunha karna gadis itu tidak pernah cerita sesuatu jika dirinya tidak bertanya dan sowon adalah kebalikan dari eunha.

"Jatuh cinta pada kekasih orang? Siapa?" Eunha menatap sowon, tatapanya sedikit lama.

"Kamu tahu orangnya..." sowon menaikan alisnya, kelakuan sowon yang sedang berpikir.

"Kamu mengenalnya... bahkan lebih dekat..." lanjut eunha semakin membuat sowon bingung karna banyak teman laki-lakinya yang memiliki kekasih tapi siapa.

"Bagaimana kamu bisa mencintainya? Apa kau sudah membuktikannya jika itu cinta bukan perasaan sesaat?" Tanya sowon karna ia yakin jika eunha hanya tertarik saja bukan jatuh cinta dan mengapa hatinya terasa sakit mengetahui sahabatnya mencintai seseorang.

love story (One SHOOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang