Cukup baca gak usah vote atau coment...suka-suka kalian...
Wkwkwk.......Sowon memainkan piano didepannya dengan penuh perasaan bahkan matanya terpejam menikmati jarinya yang menekan tuts piano. Orang yang mendengarnya akan tersentuh dan secara perlahan akan masuk kebayangan masa lalu...
Setetes air mata jatuh dari ujung matanya...segala emosi yang tersimpan ia bagi untuk orang-orang yang menatapnya...mengajaknya untuk mengetahui segala perasaannya...
Langit yang tadinya terlihat cerah kini tampak berwarna abu-abu gelap menandakan sebentar lagi akan turun hujan...diujung koridor sekolah gadis bernama eunha mengepalkan kertas ditangannya dengan wajah berantakan. Kakinya melangkah tak peduli tatapan orang-orang yang melihatnya bahkan dua orang sahabatnya mengikuti langkah cepatnya dari belakang.
Eunha memasuki kantin sekolah dimana banyak penghuninya..matanya menyelusuri meja hingga ia melihat sekumpulan orang yang bersenda gurau..manik matanya melihat satu orang yang tertawa keras diatas kesedihannya. Eunha berjalan menabrak beberapa siswa, tangannya menggebrak meja didepan membuat orang-orang kaget.
"Apa-apaan ini!" Marah salah satu gadis yang duduk namun tatapan eunha menusuk pada satu gadis yang menatapnya kembali. Suara gaduh dalam kantin semakin gaduh. Tangis eunha belum juga redah.
"Eunha...mengapa kau menangis? Apa ada masalah dengan kami?" Tanya satu cwo tampan yang duduk diantaranya.
"Gue gak nyari masalah disini...tapi gue gak terima kertas ulangan gue diganti, pengecut!" Ucap eunha masih menatap tajam gadis didepannya. Eunha dikenal pintar disekolah...ulangannya selalu mencapai nilai sempurnah namun hari ini nilai yang didapatnya lebih rendah dari nilai siswa dikelasnya..ia meneliti kertas berisi tulisan miliknya dan semuanya tulisan itu bukan miliknya...tamparan kekerasan dari ayahnya membuatnya semakin murka.
"Bukannya masih ada susulan yah!!!" sewot gadis yang duduk paling pojok.
"Gue bukan orang bodoh yang selalu mengikuti susulan disetiap ulangan!!!" Sengit eunha meradang...mendengar kata susulan membuatnya marah. Setiap ia pulang pasti ayahnya terus mencacinya.
"Terus masalahnya apa? Kita gak punya urusan sama ulangan lo!" Ucap gadis yang berpangku tangan membuat eunha tersenyum sinis.
"Gak usah memperpanjang masalah...lo kesini nyari gue kan? Gue akan bicara sama guru yang memberi lo nilai" ucap gadis tinggi berdiri menarik tangan eunha, anak pemilik sekolah berkuasa diatas segalanya kim sowon.
Tangis eunha mulai redah, bahkan sowon memberikan sapu tangannya. Hingga tiba dipersimpangan sowon menarik eunha keruangan yang sunyi, memeluk tubuh eunha seerat mungkin...menguatkan gadis itu.
"Mana yang sakit?" Tanya sowon menatap eunha, meski sudah 3 tahun bersama sowon belum bisa menepati janjinya menjaga eunha...dan lihatlah saat eunha menerima tamparan ia tidak bisa menjadi pelindung, sesak tentu saja.
Eunha menurunkan tangan sowon dikedua pipinya...tubuhnya terasa lelah hingga ia memeluk erat tubuh sowon dan menangis meluapkan semuanya.
"Bawa aku pergi sowon...aku lelah dengan semuanya" keluhnya membuat sowon diam atas permintaan kekasihnya.
***
Bayangan 10 tahun yang lalu selalu menghantui tidur sowon...kenangan dan kerinduannya...sudah bertahun lamanya ia tidak pernah lagi bertemu sejak pertemuan terakhirnya dengan eunha. Asap yang keluar dari mulutnya menandakan tubuhnya kedinginan meski sudah memakai jaket tebal tapi kota paris begitu dingin, kakinya menyusuri trotoar ditemani salju yang turun menemani langkahnya. Sowon menatap toko-toko dipinggir jalan hingga langkahnya terhenti melihat toko boneka disebrang jalan...
KAMU SEDANG MEMBACA
love story (One SHOOT)
Historia CortaHanya cerita pendek Kim Sojung dan Jung Eunbi