Kembali guyuran hujan membasahi bumi, membasahi hati yang terbakar dan mengetarkan hati dari rasa sakit. Sowon berdiri dengan air mata yang jatuh sedari tadi dan dilengkapi tetes hujan yang mengikuti jejak air matanya. Dunia runtuh seketika, dari semua rasa sakitnya mengapa hujan turun mengelabui dirinya.
Tidak ada yang bisa Sowon berikan selain pura pura tersenyum, ada masanya ia harus memasang fake smile nya.
Dingin nya air hujan mulai menyelimuti dirinya, menangis tanpa suara yang bisa ia rasakan sekarang jika hatinya membeku akibat hujan deras dengan suara dari langit.
Sowon membalikkan tubuhnya, wajahnya yang tampan seketika memucat dan hatinya amat perih.
Dibelakang sana dua orang manusia berpelukan dibawah hujan, saling menghangatkan dan saling memeluk erat.
Wanita dalam pelukan seorang pria itu hanya mampu memandang Sowon dari jauh, memandang orang yang selama ini selalu menguatkan dirinya. Melihat langkah Sowon yang sangat pelan membuatnya sesak seketika, ia tidak bisa melakukan apapun selain mendoakan pria tampan tinggi tersebut.
Jauh didasar hatinya ia mengutuk dirinya sendiri, ia menangis namun tidak bersuara. Pria dalam dekapan nya semakin memeluknya erat, memeluk pemiliknya dengan penuh cinta.
Setelah melangkah pergi Sowon masuk kedalam mobilnya, sudah ada wanita yang duduk dikemudi mobilnya dengan wajah mengibah melihat Sowon yang masih memandang wanita nya dipeluk oleh pria lain.
Wanita itu pun merasakan apa yang dirasakan Sowon, ia merasakan cintanya bertepuk sebelah tangan. Cintanya kepada Sowon tidak akan pernah bisa ia gapai hingga dirinya memilih diam karna bagaimanapun juga ia tidak bisa mengalihkan hati Sowon pada wanita yang dipeluk pria dibawah hujan.
"Kita akan disini melihatnya terus atau pergi saja?" tanya nya hati hati takut Sowon belum bisa merelakan wanitanya.
Sowon masih menatap dibalik jendela mobil, bibir pucat nya tersenyum tipis, rambut basahnya seperti daun yang basah. Bagaimana pun penampilan pria tampan itu selalu terlihat tampan setiap saat. Salah kan ibunya yang melahirkan Sowon dan salahkan juga ayahnya memberi cinta banyak pada ibunya hingga lahir pria tampan berwajah menawan dan bertubuh tinggi seperti model pria dalam film porno.
Wanita disampingnya mengumpat dalam hati ketika pikiran kotornya mendominasi saat melihat Sowon.
Ia sungguh melihat nyata pemeran pria dalam film porno sekarang.
"Kadang kita harus bisa melihat dengan jelas, kebahagiaan itu tidak harus didapat dari kebersamaan"
"Tapi kalau memang bisa bersama, kenapa harus berpisah?"
Sowon tidak menjawab, dia hanya memberikan belakang kepala nya saja untuk dilihat oleh wanita yang duduk pada kemudi mobilnya.
"Dia adalah wanita yang sangat special bagiku, dimatanya setiap orang patut dihargai dan mempunyai hak untuk diperhatikan. Dia seperti seorang putri khayangan, berperawakan indah dan bertutur kata lembut. Aku tak tahu bagaimana bisa hidup tanpa dirinya skarang"
Suara Sowon tetap terdengar, meski terkesan berbicara kepada dirinya sendiri.
"Andai saja kamu tahu, aku pun mencintaimu tapi apa kau akan menghargai perasaanku..!" jerit wanita disampingnya dalam hati.
"Sampai kapanpun aku akan terus mencintaimu. Tapi lihatlah tatapan matamu bukan tertuju padaku, hatimu pun tidak memanggil namaku...gerak tubuhmu bukan untukku" mata wanita itu berkaca ingin meneteskan air mata, dengan cepat ia mengusap ujung matanya yang mulai basah.
***
seorang wanita berkursi roda duduk dipinggir jendela lebar ditemani tumpukan buku berak rak tinggi. Rambutnya tergerai lepas, panjang sepunggung dan tanpa pengikat.
KAMU SEDANG MEMBACA
love story (One SHOOT)
Storie breviHanya cerita pendek Kim Sojung dan Jung Eunbi