Ditengah padatnya manusia yang berlalu lalang...sowon menatap pada sosok wanita dan pria yang tersenyum bahagia, tubuhnya terasa kaku...telapak tangannya dingin dan berkeringat. Mata tajamnya sekuat tenaga ia tahan agar tak mengeluarkan cairan bening namun air asin itu jatuh dengan begitu saja dipelupuk matanya. Tak dipedulikan orang-orang yang berlalu melewatinya memandang dengan bermacam eksperesi, wajah tampannya yang terlihat mempesona kini terlihat seperti anak kecil kehilangan seorang ibu. Sowon tak kuat lagi memandang wanita dan pria didepannya dengan jarak 5 meter...tubuhnya terkuai hingga kedua lututnya bertumpu pada aspal. Matanya semakin memerah karna menangis..ia tidak kuat lagi menatap sepasang kekasih didepannya hingga kini kepalanya tertunduk...tangan kecil menyentuh bahunya membuat kepalanya yang tertunduk mendongak. Bukannya berhenti sowon semakin menangis menatap tubuh didepannya yang berdiri seorang wanita dengan wajah bingungnya..
"Kau kenapa? Menangis dikeramaian seperti ini.." matanya melihat sekitar karna sowon memeluknya begitu erat sekarang. Ia takut orang beranggapan buruk tentangnya.
"Ayo pulang...kau bisa ceritakan pada kakak dirumah" lanjutnya kini membawa tubuh sowon yang masih sesegukkan..ia bisa melihat jelas jika adik sepupunya itu sedang ada masalah tp yang dirinya tahu seorang sowon pria tampan yang lebih muda darinya itu selalu bisa menyelesaikan masalahnya sendiri namun kenyataannya sekarang adik sepupunya terlihat begitu rapuh dan wajah tampannya sangatlah polos jika sedang menangis..
"Eunha..kau dari mana saja?...." seorang pria terlihat khawatir membuat sowon yang tadi dipeluk oleh wanita bernama eunha kini menegakkan tubuh tingginya. Eunha yang merasakan sikap sowon berubah dengan cepat sedikit menatap wajah tampannya. Sebelum pria didepannya kembali berucap.
"Kau bersama sowon.."
"Kami tadi tidak sengaja bertemu..." potong sowon membuat pria didepannya menganguk.
"Ayo pulang..." ucap pria didepannya membuat sowon membalikkan tubuhnya ingin pergi namun sebuah tangan memegang lengannya.
"Aku akan pulang bersama sowon...kau bisa pulang duluan" setelah pamit pada pria yang menatapnya dengan tatapan datar karna penolakannya.. eunha menarik sowon entah kemana.
Kini eunha mengajak sowon ketempat hiburan pasar malam. Tempat yang cocok agar mood sedikit baik pikir eunha..namun ia tak habis pikir jika adik sepupunya itu mempunyai masalah besar hingga wajahnya datar-datar saja sedari tadi hingga eunha menyerah. Sowon menatap langit gelap diatasnya dengan eunha yang memakan permen kapas didekatnya sambil memandangnya..keduanya duduk dibangku kayu taman yang tidak jauh dari pasar malam, eunha tak bisa membaca raut wajah sowon dan ia tak berani bertanya apapun. Bahkan ia sedikit kesal karna sowon tak mengajaknya bicara...meski ia sudah lelah seharian ini namun dirinya kukuh menemani adik sepupunya itu. Kepalanya kini bersandar pada bahu sowon yang masih menatap langit malam...tangan kekarnya memeluk bahu eunha erat, eunha menyamankan posisi tubuh lelahnya hingga tertidur.
Dalam diam sowon menikmati saat-saat seperti ini...ia ingin menghentikan waktu agar terus memeluk wanita yang ternyata kakak sepupunya sendiri...wanita yang ia cinta selama ini...wanita yang mampu membuatnya menjadi pria rapuh. Sowon semakin menarik tubuh eunha kedekapannya seiring air mata yang keluar karna sesaknya hati. Sakit yang menjalar keseluruh tubuhnya...bahkan ia tak rela jika wanita didekapannya bersama pria lain. Namun apa haknya mengatur kehidupan eunha...ia hanyalah saudara...adik...hanya sebatas ikatan keluarga saja.
Sowon mengangkat tubuh eunha membuat tubuh tegapnya seperti seorang tentara yang begitu gagah...wajah dinginnya begitu mempesona...tatapan tajamnya bisa menaklukan wanita manapun namun yang dirinya inginkan hanya wanita yang digendongnya. Kembali air matanya terjatuh membuat air itu menetes pada pipi eunha yang digendongnya...tatapannya yang lurus kedepan tak menyadari jika eunha memperhatikannya menangis dalam diam...wanita itu terbangun karna air mata sowon.