Love story - 15

1.5K 93 2
                                    

Makasih buat 1 tahun 5 bulan
Selama itu pula aku merasakan jatuh bangun dan menghargai waktu buat bersamamu serta membuat banyak kenangan indah ...
Always love you...

"Gimana sih, lo? Dari tadi salah mulu,, yang benar dong latihannya!!! Kalau gk niat mah pulang sono..."suara itu ibarat petir bagiku, entah sudah keberapa kali aku selalu mendapat nada bentakan itu dari seorang gadis tinggi bernama sowon, aku ingin menangis mengeluarkan sesak pada peluk mataku namun suara itu terus mengejek ku, sowon gadis yang kejam dimataku dia iblis yang menjelma menjadi gadis cantik.

"Kenapa? Mau nangis... mau marah... disini bukan tempat untuk menangis, ngadu sana sama nyokap lo jika gak mau diatur" katanya dengan sorot mata tajam nya memandang ku. "Disini bukan tempat untuk org yang lemah, kalian diajarkan untuk kuat dan bangkit bukan mempertontonkan kelemahan kalian.. jd jika tak sanggup mending kalian mundur sekarang dari pada mempermalu diri kalian..." mata itu masih memandang ku berbicara dengan tegasnya, entah mengapa sorot itu mengatakan lain padaku.

"Hah...latihan stop sampai disini" ucapnya kemudian berlalu dari hadapanku, aku masih terdiam memandang tubuh itu yang kini melangkah jauh setelah mengambil ransel yang selalu menemani dirinya saat latihan.

"Are you okey?" Tanya salah satu teman gruop ku bernama yerin saat menyentuh bahuku, aku hanya menganguk dengan senyum seolah aku berkata tidak apa2 namun otak ku selalu memikirkan sifat angkuh dan dingin sowon akhir2 ini. Tepat dua minggu sudah sowon selalu membentak bahkan kasar padaku entah apa sebabnya dia berubah secepat itu dan itu semua berlaku hanya padaku, berbeda dengan sowon yang ceria bahkan sangat peduli dan sekarang bukan sowon yang ku kenal..sowon yang sekarang adalah orang asing yang berada pada tubuhnya.

"Apa terjadi sesuatu?" Aku tersenyum mendengar pertanyaan seorang gadis yang kini duduk disamping ku, gadis yang cantik dan begitu perhatian dan perhatiannya selalu berlebihan. Semua orang tahu jika melihatku dengan nya maka aku hanya tersenyum diam ketika orang membisikan hal menarik tentang kami berdua, namun hal itu hanya ku anggap biasa karna kami hanya sebatas sahabat...tidak akan pernah lebih karna aku hanya menyayangi sana yah hanya menyayangi bukan mencintai sana sahabatku.

"Hey...jangan melamun" guncangan pelan pada bahuku menarik ku kembali pada kenyataan, aku bernafas pelan lalu memandang jauh pada taman yang luas dimana banyak anak2 sampai org dewasa yang memadai.

"Aku hanya sedikit lelah hari ini" kujawab pertanyaan sana yang sempat ku tunda tadi dengan mataku fokus memandang dua orang anak kecil yang sedang bermain bola sambil tertawa, entah mengapa aku merasa lelah akhir2 ini...apa karna aku lelah mencari penyebab sowon berubah atau hanya lelah karna sowon sering menyakitiku dengan nada bentakannya hari ini, tapi mengapa terasa menyakitkan.

"Apa aku melakukan kesalahan fatal?" Guman ku pelan bertanya pada diriku, memikirkan kesalahan apa yang telah kulakukan namun aku tidak dapat jawabannya.

"Eunha, ntar lagi gelap ayo pulang!" Suara itu menyadarkan ku..ku pandang wajah sana yang telah berdiri disampingku sambil mengulurkan tangannya, aku pun berdiri sambil menerima uluran tangannya untuk kugenggam.

"Apa perlu ku antar?" Tanyanya namun dengan cepat aku menggeleng tidak.

"Yasudah...aku sampai disini saja, jangan lupa menghubungi ku jika terjadi sesuatu"

Gadis itu selalu berpesan seolah aku tidak terlihat baik2 saja, aku tersenyum lalu berjalan menjauh meninggalkannya.

***

Hari mulai gelap, aku menghela nafas lelahku saat ingin membuka pintu kamar namun tangan ku terhenti saat mendengar pintu disebelah kamarku dan menampilkan gadis yang sudah menyita pikiranku, siapa lagi jika bukan sowon. Gadis itu sekilas menatapku namun dengan cepat dialihkan wajahnya dan perlakuannya itu membuatku sangat tak suka..ku tatap punggungnya yang kini sudah didalam dapur. Punggung hangat yang dulu menjadi sandaran kepalaku, aku merindukan nya. Lama menatap punggung sowon sebuah nada dering dalam tas ku mengalihkan pikiran ku, tertera nama sana saat kulihat siapa sang penelpon.

love story (One SHOOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang