42.

1.6K 68 4
                                    

Satu harapku Duhai Allah, jangan lenyapkan kebahagiaan ini, dengan jutaan masalah lagi.

💗💗💗

Semua orang di dalam rumah mewah dengan interior yang berkelas sedang membuncah bahagianya, kabar yang dibawa Alvin dan Zahra membuat semua orang bersorak senang.

Setelah kembali dari dokter kandungan, Alvin dan Zahra memutuskan untuk datang ke rumah Runaya untuk membagi kabar bahagia ini. Bahkan si jutek Rara pun ikut gembira hingga bersorak senang hampir mirip seperti gerakan menari, semuanya tertawa terkhusus Alifia. Ia mengikuti alunan dendang tantenya, Alifia yang kini menginjak usia empat tahun, sudah mulai lebih aktif dan tak ragu mengumbar ekspresinya.

Di sisi lain Arya dan Gina juga ikut datang untuk makan malam bersama keluarga besar Alvin. Runaya langsung memerintahkan Alvin dan Zahra untuk mengundang teman teman dekat mereka makan malam bersama. Jadilah Arya dan Gina kini tengah duduk dengan wajah cerah gembira di meja makan besar dan mewah yang ada di salah satu sudut rumah mantan mertua Alvin itu.

"Alvin, kenapa kamu cuma undang Arya sama Gina? Kenapa yang lain gak di undang juga.?"
Runaya mulai bersuara ketika ia menyuruh Rara dan Alifia berhenti menari dengan nyanyian yang mereka ciptakan sendiri.

"Gak papa ma, untuk sekarang biarlah Arya sama Gina dulu yang tahu selain keluarga, Zahra juga baru hamil satu hari" ucap Alvin dengan hati hati. Zahra dan Alvin sudah berunding tentang hal ini, kehamilan Zahra tidaklah perlu terlalu di umbar, agar tidak menimbulkan iri hati dan omongan buruk orang orang. Lambat laun semua orang akan tau dengan perubahan ukuran perut Zahra.

"Eh si Alvin! Mama udah masak banyak, kamu malah undang dua orang. Mau di apain ini makanannya?" Rara dengan gaya bicara ketusnya, lagi lagi memojokkan Alvin, yang sudah ia anggap seperti adik sendiri. Mungkin karena itu, hingga kini ia belum juga menikah, padahal sudah menginjak usia kepala tiga. Dua tahun lebih tua daripada Alvin.

"Kak Rara cantikk. Makanan ini kan bisa disumbangkan, bisa dibawa pulang sebagian sama Arya dan Gina, dibagikan ke anak yatim, dan lain lain, jangan ketus gitu dong, pantas aja gak nikah nikah" Alvin balik meledek mantan kakak iparnya itu, ia berani bercanda seperti itu karena ia tau bahwa Rara tidak akan tersinggung.

"Eh! Tenang aja, bentar lagi di lamar sama Bagas, dong!"

"Duh, udah di bilang saya gak setuju kamu sama dia, dia itu umurnya gak jauh beda sama Zahra, ngapain sih sama brondong, masih labil, ntar susah ngatur visi nya"

"Udah udah.." Runaya sedikit mengencangkan suaranya untuk menyudahi perdebatan kedua anaknya itu, ia gerah dengan perbincangan mereka yang tak ada habisnya. "Ini itu acara untuk syukuran kehamilan Zahra Bukan untuk bahas Rara sama Bagas"

"Alvin tuh mah! Mancing mancing"

"Udah, kapan kita makannya? Hm, Arya, Gina, silahkan diambil hidangannya, kita makan sama sama."

Gina dan Arya serentak mengangguk "iya tante, terima kasih" Gina menjawab, lalu tangannya bergerak cepat mengambil piring yang ada di depan Arya, mengambilkan makanan untuk suaminya.

"Hm, Arya sama Gina kapan nyusul?" Runaya membuka percakapan lagi, sembari tangannya terus bergerak untuk mengambil makanan.

"Insyaa Allah tante, Gina sama mas Arya sedang berusaha, mohon doanya dari kalian semua"

"Aamiin.." semua orang yang berada di ruangan itu serentak mengaminkan ucapan Gina, Alifia pun ikut nimbrung mengikuti apa yang diucapkan semua orang, gadis kecil itu bertambah bijak sekarang

Imam Impian {Next Part}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang