“Dan sungguh Kami benar-benar akan menguji kalian, sehingga Kami mengetahui orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam agama Allah dan orang-orang yang bersabar di antara kalian.”
QS Muhammad : 31
💗💗💗
2 pekan kemudian...
"Kak Alvin.. ucapkanlah kalimat itu sekarang.."
Kara memejamkan matanya, hari ini telah tiba. Pakaian sudah di pack up, tiket sudah di pesan. Mereka akan kembali ke Indonesia setelah menghabiskan waktu indah selama dua pekan terakhir disini. Sudah habis waktunya.. sudah tamat..
"Tenang Kara.. saya akan menalak kamu disana, disaksikan papa kamu dan beberapa orang. Lagipula sekarang kita akan pergi berdua, jika statusnya berbeda akan menjadi dosa untuk kita"
Kara membuka matanya kembali. Merapikan hijab yang kenakan lalu mengangguk pelan.
"Baiklah..."
***
Mata Zahra terbuka sempurna saat mendengar suara adzan dzuhur dari masjid dekat rumah. Zahra ketiduran setelah selesai melaksanakan sholat dhuha. Entah kenapa matanya mengantuk dan ingin berbaring sebentar, tapi malah berakhir menjadi ketiduran.
Zahra bangkit dari ranjang empuknya dan mulai meregangkan otot ototnya, tiba tiba ia tersentak mengingat sesuatu yang berbeda.
"MasyaaAllah, hari ini suamiku pulang!!" Pekik Zahra dengan suara yang keras. "Kenapa baru ingat sekarang?"
Hanya satu reaksi yang Zahra tunjukkan saat ini. Senyum yang dikulum, tipis, semakin melebar, semakin merekah. Hatinya membuncah dan berdesir karena hari ini suaminya akan kembali ke rumah setelah pergi cukup lama. Rindunya akan segera terbayarkan. Ya, beberapa jam lagi!!
Zahra tiba tiba berdiri di atas tempat tidurnya, ia meloncat loncat kecil sembari memegangi perutnya. Khas anak anak yang masih terselip pada Zahra keluar ketika dia sedang bahagia dicampur perasaan tak sabar menunggu sesuatu yang selama ini ia nanti.
"Suamiku pulaaang... Hari ini dia pulaaaangggg..." Zahra berteriak dengan volume yang cukup keras, lalu ia berhenti dan terkekeh sendiri. Ia merasa lucu dengan tingkahnya, untunglah di rumah tidak ada siapapun kecuali para asisten rumah tangga Runaya yang pastinya sedang sibuk bekerja. Mereka tak mungkin mendengar teriakan Zahra. Ia putuskan untuk duduk kembali. Ia tengah hamil cukup besar, tak baik terlalu banyak bertingkah.
"Tapi tunggu, kak Alvin udah dimana ya? Udah berangkat atau belum? Hmm, kalau ini jam 12, berarti di Paris jam 7 pagi. Aku harus telepon dia, awas aja kalau gak jadi pulang!"
Zahra mengedarkan pandangannya untuk mencari benda pipih yang bernama 'ponsel' itu. Ia menemukannya di laci nakas, mencari kontak Alvin dan menghubungi pria itu.
"Assalamualaikum, sayang?"
Zahra merasa ada kupu-kupu terbang yang menyeruak dalam perutnya, sebegitu kuat pesona Alvin sampai suaranya saja bisa memabukkan Zahra.
"Waalaikumussalam, kak. Hmm, kakak jadi pulang kan?"
"InsyaAllah sayang, kakak masih di bandara. Belum masuk pesawat, sebentar lagi, mau sarapan dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Impian {Next Part}
SpiritualPART 1-21 ADA DI CERITA OLEH AKUN PERTAMA SAYA @anitazahr_ PART 22-TAMAT ADA DI CERITA INI. YANG BARU BACA BISA CEK AKUN PERTAMA SAYA. 💗💗💗 [END] Genre > Spritual-Romance Siti Fatimah Az-Zahra Dia mencintai sahabatnya. Walaupun tidak mendapat bala...