45.

1.3K 62 14
                                    

"Hari ini dia berbeda.
Karena ini, awal dari segalanya"

💗💗💗

Sorot mata Alvin menyelisir ke seluruh penjuru ruangan. Mata elangnya menatap penuh wibawa ke arah para tamu yang sudah duduk di tempat yang disediakan penyelenggara acara hari ini, Alvin tersenyum beberapa kali saat melihat kolega bisnisnya juga hadir. Alvin, sampai saat ini belum mengikuti langkah mereka untuk duduk dan berbincang. Pria yang memiliki pesona luar biasa itu hanya sendiri di tempat ini, tadinya ia ingin mengajak Arya untuk ikut serta bersamanya, namun Arya menolak halus dengan alasan kesehatan Gina tiba tiba memburuk, tingkahnya seperti wanita yang hamil muda, Alvin berdoa dalam hati, semoga Gina benar benar menyusul Zahra.

Kara. Itu nama yang sedari tadi dicari oleh Alvin. Bukan apa, tujuannya melainkan hanya untuk menunjukkan diri dan memberitahu Kara bahwa dia telah hadir dan menepati janji nya. Namun gadis itu tak kelihatan oleh matanya dari tadi.

"Mas, apa anda ada melihat Kara dimana, anak dari pak Setya pemilik acara ini?" Alvin bertanya pada sesosok pria yang baru saja keluar dari pintu ruangan khusus yang Alvin yakin pasti diisi oleh orang khusus pula.

Pria itu tersenyum kecut, rupanya sedari tadi ia sedang menahan kesal. "Dia ada di dalam ruangan itu mas, mas masuk aja, dia lagi nunggu mas"

Pria itu pergi meninggalkan Alvin dengan langkah gusar, Alvin menggelengkan kepala melihat ketidaksopanan yang baru saja ditunjukkan pria itu. Alvin tak percaya bahwa Kara menunggunya, namun entah kenapa firasat Alvin mengatakan bahwa ia harus segera bertemu dengan Kara, karena itulah Alvin memutuskan untuk masuk ke ruangan tersebut.

***

Alvin memasuki ruangan itu dengan membuka pintu. Belum Alvin menampakkan diri, suara teriakan keras sudah menyambut dirinya.

"PERGI KAMU ARMAN!! JANGAN MENAMPAKKAN DIRI KAMU LAGI  DI HADAPAN AKU!!"

Alvin mengurungkan niatnya untuk masuk dan menyembunyikan tubuhnya di belakang pintu, di tengah rasa terkejutnya, Alvin berfikir kenapa Kara meneriakinya dengan nama Arman. Siapa Arman?.

Alvin menggelengkan kepalanya, bukan urusan dia untuk mengetahui siapa Arman dan apa penyebab Kara terdengar sangat marah. Alvin pun akhirnya menunjukkan diri di depan Kara, gadis itu yang tadinya menunduk menahan marah, sangat terkejut saat menemukan sosok Alvin di hadapannya saat ini.

"Kak Alvin? Kakak? Ya ampun, Kara minta maaf kak, Kara pikir tadi yang datang Arman, Kara gak tau"

Kara menetralkan sikap dan raut wajahnya, iapun kembali seperti biasa Alvin mengenalnya.

"Maaf juga Kar, kakak udah lancang masuk ke ruangan ini, tadi ada laki laki yang baru keluar, dia bilang kamu udah nunggu kakak"

"Ha? Laki laki yang baru keluar? Maksud kakak Arman?"

Alvin menaikkan bahunya pertanda tak tahu. "Kakak gak tau dia siapa"

"Hmm, itu Arman kak, pacar aku. Kami habis bertengkar sedikit"

"Oohh.." Alvin mengangguk paham "biasa itu dalam hubungan bertengkar bertengkar kecil."

Kara menunduk lesu, mungkin karena ia kembali mengingat masalahnya dengan Arman "tapi kenyataannya masalah ini bukan masalah kecil"

Imam Impian {Next Part}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang