41.

1.5K 88 4
                                        

Hanya kata maaf yang dapat terucap. Atas segala kenaifan yang memperumit situasinya.

💗💗💗

Akad nikah dan resepsi telah selesai dilaksanakan. Para tamu telah pergi meninggalkan gedung acara. Matahari telah tenggelam meninggalkan langit kota Yogyakarta, digantikan oleh malam yang dihiasi kerlip bintang yang bersinar dengan ceria.

"Maaf Zahra, maafkan kami udah membohongi kamu hingga sejauh ini." Ucap lelaki tampan yang masih memakai pakaian pengantin lengkap.

Kini Arya, Gina, Alvin, juga Zahra tengah berkumpul di ruang utama gedung pernikahan, Zahra dengan wajah datar menuntut penjelasan semua orang tentang apa yang terjadi saat ini.

"Zahra mohon, ceritakan semuanya sama Zahra. Jangan buat Zahra bingung seperti ini"

Alvin ingin membuka mulutnya dan mulai bicara, namun Arya menahan sahabatnya itu, dia  ingin dirinyalah yang menjelaskan semua pada istri Alvin itu.

"Zah, sebenarnya, aku dan Gina itu dulu satu SMA, aku sudah menyukai Gina sejak pandangan pertama, dia adalah wanita yang sangat baik dulu, sholat lima waktunya tak pernah tinggal, akhlaknya juga baik, meskipun tidak berhijab, namun dia adalah gadis favorit semua orang, terkenal dengan kebaikan dan kesopanannya. Aku memendam perasaanku sejak lama, tapi Gina tidak mengetahuinya sama sekali."

Gina terlihat sekali sedang menyembunyikan sipu malunya saat mendengar ucapan Arya, Arya memang sudah menceritakan semua kepada dirinya, namun ia masih tetap tidak percaya, bahwa Arya yang terkenal kutu buku di sekolah dulu, ternyata menyukainya sampai sedalam itu.

"Hingga aku dan Gina tamat, kami kuliah di universitas yang berbeda, namun rumahku tak cukup jauh dari rumah almarhum orang tua Gina waktu itu, jadi, aku masih bisa melihat dia kapan saja, rasa itu belum juga hilang Zahra. Tapi setelah orang tuanya meninggal, Gina pindah, dan aku gak tau dimana dia"

Zahra menghela nafas, ia tak sabar mendengar inti dari cerita ini. "Jadi, kalau mas Arya sudah mencintai mba Gina sampai sejauh itu, kenapa gak melamarnya saja? Kenapa gak cari dia sampai ketemu? Kak Alvin pernah cerita kalau mas Arya berencana melamar mba Azizah" Zahra bertanya dengan nada sarkastis, dia masih belum percaya akan hal ini, satu sisi ia jengkel karena Arya telah menyakiti wanita sebaik Azizah, jika mencintai wanita lain, kenapa memberi harapan pada wanita yang lain juga?

"Iya, aku sempat melihat Gina sedang bermesraan dengan om-om" Arya menunduk dan sedikit tercekat, ia berani mengatakan itu karena ia tau bahwa Alvin dan Zahra sudah paham akan hal ini. "Aku kecewa sama Gina, dan berniat untuk melupakannya, aku berpikir bahwa Gina tak sebaik yang aku kira. Dan kamu tau, ketika aku ketemu lagi sama Gina di kantor Alvin, itu lah alasan aku terlihat sangat membenci dia, satu sisi aku masih menyimpan perasaan, satu sisi lagi aku membencinya karena membuatku kecewa"

Gina menyadari raut rasa bersalah yanh terpancar dari wajah suaminya, segera ia memegang erat tangan Arya.

"Tapi Zah," kini Gina yang bicara "walaupun aku sering jalan dan mendapat uang haram dari om om itu, sedikitpun aku tidak menjual keperawanan aku, aku masih tau batasan, aku hanya ingin uang mereka untuk mencukupi makan aku dan adik aku, bukan bekerja sebagai jalang"

Arya mengangguk membenarkan pernyataan sang istri "Iya Zah, awalnya memang aku ada niat untuk menikahi Azizah, karena aku pikir Azizah adalah orang yang tepat. Tapi apa kamu tau? Ketika aku mendengar kamu memaksa Alvin ingin menikahi Gina, aku merasa sakit dan gak rela, entah kenapa perasaan yang dulu kembali lagi secara sempurna. Akhirnya aku mengungkapkan perasaan aku ke Gina."

Imam Impian {Next Part}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang