EXTRA PART - 3

2.2K 107 9
                                    

Zahra's POV

Aku menutup novel bergenre action yang aku baca sehabis sholat isya tadi. Jam yang menempel di dinding kamarku masih menunjukkan pukul 9 malam. Aku berjalan gontai ke arah ranjang dan mendapati makhluk tampan kesayanganku sedang tertidur pulas.

Aku tak tega membangunkannya yang mungkin sedang bermimpi indah sekarang. Tapi aku terpaksa, rasa aneh yang menjalari tubuhku membuat aku tak tahan.

"Kak Alvin.." ucapku menggoyangkan tubuhnya pelan.

"Ya sayang? Ada apa?"

Kak Alvin langsung bangkit dari posisi tidurnya, mengucek matanya lalu melihatku sambil tersenyum.
"Kamu butuh sesuatu?" tanyanya dengan lembut

Aku mengangguk pelan, sambil memasang cengiran mautku.

"Zahra laper. Pengen nasi goreng pak Karyo..." aku memelas dengan wajah yang penuh rasa bersalah, detik selanjutnya ia mengangguk tanpa beban.

"Bentar ya, humairah.." kak Alvin mengacak pelan rambutku lalu turun dari ranjang dan pergi ke luar kamar.

Aku menatap kepergiannya dengan wajah iba. Tak tega sebenarnya membiarkan kak Alvin pergi sendiri di malam yang dingin ini hanya untuk membelikan aku sebungkus nasi goreng. Walaupun masih belum terlalu malam, tetap saja aku merasa tak enak sudah merepotkannya.

Aku membaringkan tubuhku sembari menunggu kedatangan kak Alvin. Selimut tebal ini mengarahkanku pada aroma tubuh kak Alvin yang menenangkan. Perlahan rasa kantukku datang, mungkin aku akan tidur sebentar sambil menunggunya.

***

"Sayang.."

Suara bariton yang lembut membangunkan setengah kesadaranku, membuatku menggeliat dan samar samar melihat wajah tampan kak Alvin dengan manik matanya yang berbinar.

"Itu nasi gorengnya sudah kakak beli."

Aku mengucek mata dan bangkit pelan pelan dengan bantuan kak Alvin. Dia menuntunku untuk bangkit dan memakan nasi goreng yang baru saja dibelinya.

"Makannya di kamar aja ya kak" kataku dengan mata yang belum sempurna melek.

"Iya, biar kakak temenin"

Kak Alvin membukakan bungkus nasi goreng dan meletakkannya ke dalam piring dengan sendok yang juga telah ia bawa dari dapur.

"Nih. Kamu makan ya.." katanya tersenyum manis

Aku menatap nasi goreng itu dan ingin segera menyantapnya. Tapi tiba tiba perasaan aneh menyergap lidah yang telah bekerja sama dengan saluran pencernaanku. Tiba tiba aku tak berselera dengan nasi goreng favoritku ini.

"Hmm, gimana kalau kak Alvin aja yang makan?"

"Kok kakak..?"

Aku nyengir lagi. Ini memang aneh, tapi tiba tiba saja aku menginginkannya.

"Iya, Zahra pengen liat kak Alvin makan, pengen ngeliat wajah kak Alvin makan ini dengan lahap. Boleh kan?"

Ia menampakkan deretan gigi putihnya dan tertawa kecil menatapku. Dia mendekat dan mengusap lembut perutku. Lalu mencium perutku yang sudah sangat buncit ini.
"Kamu memang suka banget ngerjain ayah ya, nak? Belum lahir aja udah jahil gitu."

Imam Impian {Next Part}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang