Aku terlalu terlambat menyadari, bahwa perjuangan cintaku belum berakhir sampai disini.
💗💗💗
"Mau kemana lagi kita?"
Mendengar pertanyaan itu dari suaminya, zahra memasang ekspresi berpikir keras, mencoba menelisik apa yang dia dan calon bayinya inginkan untuk saat ini.
"Zahra mau makan es krim kak, boleh gak?"
"Es krim? Bukannya tadi kamu mau makan arum manis tiga bungkus?"
Zahra menggeleng, "gak jadi, anak kamu tiba tiba pengen makan es krim durian, hehe.."
Alvin mengangguk angguk pelan, sesaat kemudian ia tersenyum sangat lebar, pikirannya melayang dan hatinya berbunga bunga bahagia saat memikirkan nantinya ia akan menjadi seorang ayah dari keturunannya, Alvin senyum senyum sendiri memikirkan hal itu.
"Hey, kak Alvin kenapa melamun? Senyum senyum sendiri pula, zahra serem ngeliatnya"
Alvin terkekeh dan mendekap erat leher zahra yang telah tertutup rapi oleh hijabnya. "Enggak kok, kakak cuma bayangin aja ketika anak kita lahir nanti, kakak akan ngurus anak lagi seperti dulu, gantiin popoknya, nimang sampai dia tidur, dan yang pasti setiap pulang kerja bisa cium pipi mungilnya, masyaaAllah, Allah begitu baik hingga memberi kita amanah besar ini, sayang."
Zahra manggut manggut dengan mata berbinar, ia mengikuti apa yang Alvin lakukan, membayangkan perjuangan yang akan mereka lakukan saat anak mereka lahir nanti.
"Sayang, disana ada tempat jual es krim, kesana yuk"
Zahra mengangguk saat melihat bahwa tempat yang dimaksud Alvin ternyata adalah toko es krim favoritnya "itu, itu kan tempat es krim langganan zahra waktu masih kuliah dulu kak, beli sama teman teman zahra, ternyata mereka buka bazaar disini"
Alvin mengangguk dan menggandeng tangan zahra untuk memesan es krim keinginan zahra dan calon bayi mereka.
Semangkuk es krim durian dengan krim vanila rendah lemak menjadi menu yang dipesan oleh ibu hamil yang masih imut imut itu. Sedangkan suaminya yang tampan dan rupawan memilih es krim cokelat dengan topping serupa. Keduanya begitu menikmati es krim yang tak dapat diragukan lagi rasanya, Zahra hanya memerlukan waktu satu menit untuk menghabiskan es krim miliknya.
"Cepat banget makannya, kamu laper atau doyan?"
Zahra mengambil secarik tissu dari dalam tas kecil yang ia bawa, setelah itu ia mengelap mulutnya yang terkena es krim. Tak lupa juga ia melakukan hal serupa kepada Alvin, suaminya yang kelihatan lebih belepotan dengan es krim cokelatnya.
"Kalau doyan tapi udah kenyang pasti gak Zahra makan juga kak, kalau yang ini dua duanya, dari siang Zahra belum ada makan apapun soalnya, hehe"
Alvin melotot ke arah zahra, ia menarik nafas dan bersiap siap untuk melontarkan omelan kepada gadis yang kini ada di hadapannya, namun belum sempat Alvin membuka suara, Zahra terlihat memegang keningnya dan terlihat sedang menahan ledakan yang terjadi di dalam perutnya.
"Wleeeekkkk..."
Alvin refleks berdiri melihat wajah Zahra tiba tiba saja pucat dan terlihat ingin memuntahkan sesuatu dari perutnya, Alvin tanpa bicara dan dengan gerak cepat langsung saja membayar tagihan es krim mereka, lalu tanpa melihat sekeliling lagi Alvin mengangkat tubuh mungil Zahra dan menggendongnya ala bridal style. Alvin berlari dan membawa Zahra menuju kamar mandi agar sang isteri bisa memuntahkan apa yang membuatnya mual saat ini, Alvin bertindak cepat agar Zahra tidak mengotori daerah toko dan pasar malam yang akan merepotkan banyak pihak, istrinya pasti akan menjadi sorotan jika muntah ditengah keramaian, Alvin berusaha untuk menjaga kehormatan sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Impian {Next Part}
SpiritualPART 1-21 ADA DI CERITA OLEH AKUN PERTAMA SAYA @anitazahr_ PART 22-TAMAT ADA DI CERITA INI. YANG BARU BACA BISA CEK AKUN PERTAMA SAYA. 💗💗💗 [END] Genre > Spritual-Romance Siti Fatimah Az-Zahra Dia mencintai sahabatnya. Walaupun tidak mendapat bala...