28.

1.5K 78 5
                                    

Sejauh apapun jarak berusaha memisahkan kita.
Jika jodoh, tak akan kemana.

💗💗💗

Author's POV

"Apa benar kamu mencintai aku, zah?" Iqbal menatap Zahra dengan penuh harapan, dan hal itu membuat Zahra tak suka.

"Aku gak pernah mencintai kamu, bal. Dan aku udah pernah bilang, jangan berharap apapun lagi"

Iqbal mengerutkan keningnya kecewa, dia tau bahwa Zahra telah berbohong, Alvin tidak mungkin asal bicara ketika mengatakan bahwa Zahra mencintai Iqbal.

"Maaf zah"

Zahra menghela nafas, dan menganggukkan permintaan maaf dari Iqbal "Kak Alvin menuntut cerai aku, bal"

Iqbal melihat Zahra tak percaya, namun ingatannya langsung berputar kembali ketika Alvin mengatakan fakta baru saat di kantornya tadi, menurut Iqbal, itulah hal yang paling baik yang harus Alvin lakukan saat ini.

"Zah.. aku tau ini berat untuk kamu, tapi kamu gak boleh egois, mungkin ini yang terbaik untuk kalian berdua, Kalau di lanjutkan, Alvin dan kamu pasti akan lebih menderita"

Zahra tersentak dengan perkataan Iqbal, apa maksudnya?
"Maksud kamu apa, bal? Kamu setuju kalau aku dan kak Alvin bercerai?" Zahra mengekspresikan emosi yang tak dapat lagi ditahannya.

"Zah, kamu harus mengerti, kamu gak boleh mengorbankan Alvin terus, dan aku juga mencintai kamu Zahra, kita bisa memulai semuanya dari awal"

Zahra tak terima dengan pernyataan yang dilontarkan Iqbal, Zahra mengepal erat erat telapak tangannya dan menatap Iqbal dengan marah.

"Iqbal! Lebih baik kamu pergi! Aku gak akan pernah mau cerai dari kak Alvin, aku akan memperjuangkan rumah tangga aku, aku gak selemah itu"

"Zah, apa yang harus kamu harapkan lagi dari Alvin? Dia sudah menyakiti kamu, kamu gak ingat bagaimana dia memperlakukan kamu semalam? Apa itu yang namanya cinta?"

"Beraninya kamu bicara seperti itu tentang suami aku?" Zahra mengacungkan telunjuknya di depan mata Iqbal "ini balasan kamu untuk semua kebaikan dia bal? Kamu berpikir kalau kak Alvin itu laki laki gak bertanggung jawab, ha? Kamu gak ingat kak Alvin berjuang untuk membantu kamu melawan Andhini waktu itu? Bahkan ketika kak Alvin sakit pun kamu gak jenguk dia! Oke aku bisa terima tentang itu, tapi ini, cuma karna keegoisan kamu, hanya karna kamu yang bilang cinta sama aku, dengan entengnya kamu bilang  mendukung keputusan kak Alvin untuk menceraikan aku, bal! Aku kecewa bal, sama kamu, benar benar kecewa!"

"Tapi kamu tidak mencintai Alvin, zah! Kamu cuma akan menyakiti dia dan diri kamu sendiri. Dan kamu harus percaya kalau aku bisa memperlakukan kamu lebih baik dari dia"

Zahra mendengus kesal, nafasnya tak lagi beraturan, "kamu harus cam-kan yang satu ini Iqbal Fajar Abdullah! Aku tidak pernah mencintai kamu! Aku hanya pernah suka sama kamu, sedikit kagum karna kebaikan kamu, tapi sekarang aku sadar kalau perasaan itu cuma rasa sayang aku kepada kamu sebagai seorang sahabat, sebagai seorang saudara. Dan apa kamu bilang? Aku gak cinta sama kak Alvin? Aku sangat mencintai dia. Aku mencintai suamiku!. Dan aku tau dia juga mencintai aku, sampai kapanpun aku gak akan biarkan perceraian ini terjadi!"

Iqbal mematung. Cukup jelas semua pernyataan Zahra, tak ada lagi pertanyaan yang perlu dia tanyakan. Iqbal hanya bisa diam mendengar kembali semua pernyataan Zahra barusan, setiap kata yang diucapkannya bagai terekam sempurna di kepala Iqbal.

Imam Impian {Next Part}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang