33.

1.4K 67 15
                                    

Aku sudah menjaga hatiku untuk selalu mencintaimu, tapi apa kuasaku menjaga hati orang lain untuk tidak mencintaiku?

💗💗💗

"Jadi gimana Gina, kamu senang kan kerja disini?" Alvin bertanya kepada Gina tanpa menatap wajahnya, pria itu sibuk memperhatikan pabrik besar yang sudah lama tidak ia kunjungi.

Gina manggut manggut kegirangan "iya Vin, gue senaaang banget"

"Alhamdullilah, kalau kamu kerjanya senang, insyaaAllah hasil kerja kamu juga menyenangkan.." Alvin masih tak menatap Gina, berbeda dengan Gina yang dari tadi dengan serius menatap Alvin, saat dia bicara maupun tidak.

Gina menghentikan langkahnya, Alvin dapat menangkap hal itu dari sudut matanya, refleks Alvin pun ikut menghentikan langkahnya "Vin, kamu kenapa sih dari tadi ngomong sama aku gak ngeliat muka aku, bahkan kamu jalannya jauh jauh gitu, pas ada Arya sama Azizah tadi kamu gak gini"

Alvin terpekik kaget sekaligus salah tingkah, bingung memikirkan jawaban apa yang akan dia berikan kepada pertanyaan Gina. "Kita kan bukan mahram, tidak baik jika jalan terlalu dekat dan berbicara dengan menatap mata"

"Emang mahram apaan sih?" Wanita itu serius bertanya, walaupun dirinya sering sekali mendengar kata itu, Gina belum tau pasti apa maknanya.

Alvin mengambil alih sebuah kursi plastik yang tak jauh dari tempatnya berdiri, mengambilkan untuk Gina dan duduk disana. "Kamu duduk dulu biar aku ceritain, lelah juga jalan jalan aja dari tadi"

Gina duduk di kursi sebelah Alvin yang sudah diberi jarak cukup jauh sehingga mereka tidak berdekatan.

"Jadi begini, mahram itu adalah orang orang yang haram untuk dinikahi, dan kamu bukan mahram saya karena kamu tidak haram untuk saya nikahi.."

"Yaudah, berarti halal kan? Kenapa gak dinikahi aja" ucap Gina santai.

Alvin terkejut dan refleks melotot kearah Gina.

Gina tertawa melihat tingkah Alvin "Hahahahaha.. apa apaan sih lo, serius banget, gue bercanda"

"Saya tau" Alvin mengalihkan pandangannya membelakangi Gina, disana Alvin menghela nafas lega.

Senyum Gina tiba tiba berubah menjadi kesenduan, merasa kecewa dengan kenyataan yang baru saja kembali dia ingat.

"Gin, kayaknya udah cukup kita keliling pabrik. Saya mau sholat Dhuha dulu, kamu mau ikut?"

Kening Gina mengerut, dia heran kenapa Alvin bertanya seperti itu kepadanya? Sengaja mengejeknya? "Lo kenapa tanya itu sama gue, sholat wajib aja masih sering gue tinggalin"

"Gak papa kok. Saya tadi tanya siapa tau kamu mau coba sholat dihari pertama kamu bekerja, tujuan hidup kita di dunia ini kan untuk beribadah, apa salahnya kan kamu merubah kebiasaan kamu mulai dari sekarang"

Tangan mulus Gina kini berada di kepalanya dan menggaruk garuk kulit kepalanya. "Lo aja deh Vin"

"Semua karyawan disini sholat Dhuha jam jam segini, dan biasanya lama, kamu nanti gak ada teman ngobrol, beneran gak papa?"

Gina semakin bingung "gitu ya? Terus bapak bapak di pabrik ini kenapa gak sholat?"

"Mereka gantian, setelah yang didalam selesai sholat, mereka baru sholat"

Imam Impian {Next Part}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang