PART 15

30.6K 2.5K 121
                                    


Entah sudah berapa lama Fany tertidur hingga ia merasakan guncangan di tubuhnya. Setelah mengerang malas, ia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut lalu mencari posisi nyaman untuk tidur kembali. Namun, si pengganggu itu sepertinya tidak mau berhenti dan malah membuka selimut Fany.

"Apaan sih?!" seru Fany lalu membuka matanya dan menemukan Rafa sedang duduk di sampingnya. "Ayo makan siang."

"Nggak mau, gue mau tidur!"

Hening cukup lama, Fany pikir Rafa sudah menyerah, ternyata pria itu melakukan hal gila yang menyebalkan. Tanpa aba-aba tubuh Fany terasa melayang karena si brengsek itu sudah menggendongnya. "Rafa turunin!!"

"Saya akan turunin kamu kalau kamu turun ke ruang makan sekarang."

"Ugh! Iya. Dasar breng-aww!!" Rafa langsung melempar Fany ke kasurnya. "Ayo turun," ajak Rafa dengan pandangan datar sambil kedua tangannya sudah dimasukkan ke dalam saku celana.

"Iya! Bawel!" Fany langsung turun dari tempat tidur dan berjalan mendahului Rafa. Tiba di meja makan, ia langsung di sambut Om Herman dan tante Sherly. Mau tidak mau muka Fany yang cemberut dipaksa tersenyum.

"Wah, cepat juga Rafa bangunin kamu," kata tante Sherly yang dibalas Fany dengan wajah manyun.

Setelah Fany duduk, Om Herman mengajak Fany bercerita tentang perkembangan perusahaannya. Satu hal yang membuat Fany bingung adalah mengapa Rafa seperti enggan membahas masalah rumah sakit dengan ayahnya. Sejak tadi dia hanya sibuk dengan makanannya dan hanya membalas pertanyaan Om Herman dengan singkat.

"Rafa, setelah ini temani Papa ketemu klien baru kita dari Jepang ya? Kebetulan dia baru tiba di Indonesia tadi pagi. Papa mau kenalin kamu sebagai penerus papa ke dia." Mendengar itu, Rafa mengangkat kepalanya. Ia menatap ayahnya sekilas lalu kembali menunduk. "Nggak bisa Pa. Tadi Fany minta temenin ke mall katanya mau beli baju kantor baru."

Mendengar kebohongan dari mulut Rafa membuat kepala Fany langsung menoleh tidak suka ke Rafa. "Hah?"

"Iya, kamu bilang aku harus temenin kamu ke mall dan beliin kamu baju lima pasang baru kamu mau bangun. Kamu lupa?" tanya Rafa sambil berusaha memberikan kode agar Fany mau ikut dalam sandiwaranya.

"Hah? Nggak-" ucapan Fany terhenti ketika Rafa yang duduk di sebelahnya menggenggam tangannya dengan erat. "Iya kan Fany?" tanya Rafa setengah memaksa.

Remasan jemari hangat Rafa untuk pertama kalinya di tangan Fany semakin mengerat. Membuat darah Fany berdesir hingga akhirnya dia menganggukkan kepala. "Ehm.. Iya.. Om.." jawab Fany sangat pelan. Mengapa jantungnya berdetak lebih cepat hanya karena tangannya di genggam Rafa seperti ini? Tidak mungkin kan dia menyukai Rafa?

Di hatinya hanya ada Naufal.

Iya! Naufal!

***

"Lo udah bilang mau beliin gue baju lima pasang tadi. Awas ya kalo lo ingkar janji!" Fany sudah masuk ke dalam kamar Rafa dan pria itu sedang mengetikkan sesuatu di laptopnya.

"Ya sudah. Cepat ganti baju. Saya temani kamu ke mall." Rafa sama sekali tidak menatap Fany ia masih fokus dengan laporan di depannya. Di belakangnya, Fany sudah tersenyum bahagia. Setelah hampir tiga hari ia tidak membeli baju baru akhirnya sekarang dia bisa beli baju baru lagi!!

Tiba-tiba sebuah ide picik muncul di otaknya. "Fa, lo liat gak hape iphone yang baru?" tanya Fany sengaja memancing. Rafa hanya mengangguk singkat seolah tak minat.

MY LITTLE ****L [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang