PART 12

30.2K 2.4K 116
                                    

Fany menaiki tangga sambil menghentak-hentakkan kakinya. Hari indahnya berubah menjadi hari terburuk sepanjang hidup karena keluarganya. Bagaimana ia bisa jatuh miskin dalam sedetik seperti ini?

Belum sampai di kamarnya, ponsel Fany berdenting memunculkan notifikasi. Ia mengangkat ponselnya dan melihat email masuk dari salah satu brand terkenal. Kedua matanya langsung membulat dan kakinya berhenti menaiki tangga.

Buka..

Nggak..

Buka..

Ehm.. tapi kalau ia buka email itu, matanya pasti tidak akan tahan melihat koleksi katalog terbaru.

Enggak perlu deh..

Tapi kalau dia nggak buka email itu, dia pasti akan mati penasaran dengan barang-barang keluaran baru brand itu.

Sudahlah..

Fany memilih membuka email itu.

Dia hanya akan melihat.

Tidak akan membeli.

Ia berjanji!

Sayangnya, begitu email itu terbuka Fany langsung mengingkari janjinya. Koleksi terbaru bulan ini begitu indah. Cantik semua. Ia ingin beli tas clutch berwara pink pastel yang sangat indah itu.

Fany melihat digit angka dollar yang harus ia keluarkan jika ingin membeli tas itu. Sayangnya, untuk gantungannya saja, uang Fany tidak cukup. Ia harus gajian satu tahun di tambah bonus tiap bulan jika ingin mendapatkan tas itu.

"Hwa! Kenapa gue bisa jatuh miskin begini!!" seru Fany sambil terduduk di tangga dan menatap hapenya lama. Mengapa ia tidak pernah menabung selama ini? Semua uang jajannya yang puluhan juta itu ia habiskan untuk membeli barang bermerk baru tiap bulannya.

Kedua mata Fany segera memicing begitu melihat kemunculan seseorang pada anak tangga terbawah. "Apa lo liat-liat?!" seru Fany yang langsung berdiri.

"Semua orang yang akan melewati tangga ini pasti harus melihat kamu yang duduk di situ." Rafa lalu lanjut berjalan melewati Fany. Begitu tiba di anak tangga teratas ia berhenti sejenak. "Kamu tidak jatuh miskin. Kamu hanya sedang diajarkan bagaimana mencari uang dengan kemampuan kamu sendiri."

Fany berbalik lalu memicingkan matanya. "Makasih atas kata-kata mutiaranya!"

Rafa tersenyum miring. "Ah, saya lupa. Kamu tidak punya kemampuan apapun. Itu sebabnya kamu tidak bisa menghasilkan uang."

Ucapan Rafa benar-benar menohok Fany. Pria itu benar-benar merendahkan kemampuannya! "Gue bisa menjalankan perusahaan papa! Lo liat aja!" seru Fany pada Rafa dengan sekuat tenaganya.

Masih dengan senyum miringnya, Rafa menuruni tangga hingga berdiri di depan Fany. "Semoga saja ini bukan omong kosong yang kamu ucapkan di saat kamu sedang marah. Saya berharap kamu bisa membuktikannya."

Rafa mengangkat tangannya lalu mengusap rambut Fany sekali. "Saya bisa membantu kamu. Kamu hanya perlu datang memintanya." Tubuh Fany mematung saat merasakan usapan itu. Ia tahu, Rafa hanya sengaja menggodanya, tapi.. entahlah. Ia tidak bisa menjelaskan perasaan apa yang muncul satu detik yang lalu.

Rafa sudah berbalik. Namun, langkahnya terhenti saat merasakan tarikkan lembut dari ujung bajunya. "Gue mau minta bantuan lo."

"Apa? Tanya Rafa tanpa berbalik.

Fany melepas tarikkannya di baju Rafa. "Pinjam duit. Gue perlu beli tas baru dari Hermes bulan ini."

Terdengar hembusan nafas kasar dari Rafa. "Beli saja tas itu dengan uang yang akan kamu hasilkan nanti. Rasa memilikinya akan berbeda dengan uang dari pemberian orangtua kamu," Rafa lalu berjalan pergi meninggalkan Fany.

MY LITTLE ****L [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang