Extra Part

40.9K 2.4K 182
                                    

6 Bulan kemudian..

Rafa keluar dari ruang operasi bersamaan dengan Dea yang juga baru menyelesaikan operasi. Seperti biasa, Dea memberikan candaan untuk mengibur Rafa. "Cukup deh, candaan kamu nggak lucu. Aku tahu kamu juga sedih kan masih LDR sama pacar kamu," balas Rafa.

"Kamu sengaja kan nggak nerima dia?"

"Surat lamaran dia yang nggak muncul di kantor aku. Jangan-jangan dia memang nggak mau satu tempat kerja sama kamu." Dea memukul lengan Rafa. "Dia itu setia! Jangan bicara macam-macam."

Rafa dan Dea tiba di depan nurse station untuk mengisi rekam medis seperti biasa. Sebelum membuka file yang diserahkan suster padanya, Rafa mengangkat kepalanya.

"Fany?" tanyanya tidak percaya. Tanpa menunggu lama, dia langsung menutup filenya lagi. "Sus, saya tulis besok ya," katanya lalu berlari mengejar Fany yang sudah berjalan keluar dari rumah sakit.

"Fan.. Kamu sudah pulang?" Rafa akhirnya berhasil menghadang Fany. Yang ditanya hanya menatapnya kesal. "Jadi ini alasan kamu nyelamatin aku? Biar aku bisa lihat kamu deket-deket sama cewek lain?"

Rafa menghembuskan napasnya. "Fan, kamu tahu aku nyelamatin kamu karena-"

"Karena kamu seorang dokter." Fany lalu berjalan balik dan Rafa menahan tangannya. "Bukan hanya itu. Karena aku nggak bisa hidup tanpa kamu, Fan."

Fany terdiam. "Aku memang dekat sama mereka. Itu karena mereka semua rekan kerja aku. Tapi kamu," Rafa menghembuskan napasnya. "Kamu pacar aku. Cuma kamu yang aku sayang. Perasaan aku ke kamu khusus. Rasa cinta aku cuma untuk kamu."

Rafa menarik kedua tangan Fany yang sedang bersedekap. "Udah ya, jangan marah-marah. Kita nggak ketemu seminggu, tapi pas ketemu langsung marahan, kan nggak romantis, Fan.."

Fany tersenyum dan menarik kedua tangannya. Ia lalu berjinjit dan memeluk Rafa erat. "Aku kangen bangeeeeet sama kamu," seru Fany. Pelukkannya langsung dibalas Rafa. "Aku juga. Kamu sibuk banget ya di sana?"

"Menurut kamu ngurus dua perusahaan itu nggak capek?"

"Makasih ya sayang karena sudah mau mengurus perusahaan keluarga aku." Rafa menarik kepalanya dan mengecup kening Fany. "Awalnya kamu itu bagaikan iblis kecil buat aku. Aku salah. Kamu adalah malaikat yang menyelamatkan aku."

Fany hanya mampu tersenyum tanpa bisa berkata-kata. Kata-kata Rafa begitu manis sampai-sampai dia tidak bisa mengatakan apapun. Bahkan wajahnya memerah karena wajah mereka berdua begitu dekat.

"Kamu belum makan?" tanya Rafa lalu melepas pelukkannya.

Fany menggeleng dan Rafa langsung menggenggam tangannya. Setelah itu, mereka berdua langsung pergi ke restoran yang dipilih Rafa.

***

Fany menatap restoran yang dipilih Rafa. Sebuah restoran romantis yang terletak di salah satu hotel terkenal. Biasanya pria ini tidak akan memilih restoran seperti ini hanya untuk makan malam mereka berdua.

Selesai memesan makanan, Rafa kembali sibuk dengan ponselnya. Membuat Fany kesal karena merasa diabaikan. Alhasil Fany juga memilih membuka emailnya yang belum sempat ia balas sejak kembali dari Jepang.

Saat makanan mereka berdua datang, Rafa juga langsung makan tanpa banyak bicara. Lapar banget ya pacarnya ini sampai-sampai tidak mengeluarkan sepatah katapun?

Hampir setahun bersama Rafa dan enam bulan menjadi pacarnya membuat Fany hafal dengan sikap Rafa. Pria ini memang pendiam, tapi saat makan malam dia tetap akan berbincang-bincang dengan Fany walaupun hanya menanyakan keadaan perusahaan.

MY LITTLE ****L [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang