PART 5

39.3K 2.7K 50
                                    

Rafa menahan lengan Fany saat gadis itu hendak turun dari mobil. "Waktu kamu cuma satu jam. Saya tunggu di sini."

Fany menarik lengannya dan menatap dengan tatapan protes. "Hah? Lo kira ini cuma belanja di supermarket?!"

Rafa sudah menduga iblis kecil ini akan protes. "Dua jam. Tidak ada bantahan, atau saya seret kamu dari dalam."

"Lo bisa pulang kalau udah bosan nungguin gue."

"Saya akan tunggu kamu dan antar kamu pulang. Waktu kamu terhitung mulai sekarang," kata Rafa lalu menatap jam tangannya. Akhirnya Fany segera keluar dari mobil dan berjalan tergesa-gesa ke dalam club malam tempat pujaan hatinya bekerja.

Di dalam club yang sudah mulai ramai, Fany mengedarkan pandangannya ke meja bar untuk mencari-cari keberadaan pujaan hatinya. Sayangnya, ia tidak melihat kehadiran pria berambut hitam itu malam ini di meja bar. Pandangannya beralih pada tamu-tamu di lantai dasar dan dia sama sekali tidak menemukan pujaan hatinya itu.

Hatinya sedikit kecewa, tapi ia masih ada harapan. Bisa saja Naufal sedang pergi ke toilet, kan?

"Faanyy!!" teriakan seorang perempuan dari lantai atas membuat Fany menengadakan kepala untuk mencari sumber suara tersebut. Ia tahu itu adalah suara, Dara, salah satu teman SMP nya sewaktu ia di Indonesia dulu.

Mata Fany menangkap Dara, gadis berambut cokelat terang dengan beberapa highlight yang sedang melambai-lambai ke arahnya. Langsung saja Fany berjalan naik ke lantai dua untuk menghampiri teman-temannya yang sudah pada ngumpul.

Di lantai dua, pandangan Fany langsung menyisir ke semua tempat duduk untuk mencari Naufal. Sayangnya, kemunculan pria itu sama sekali tidak terlihat.

"Fan!" teriak Dara lagi dan Fany akhirnya berjalan ke salah satu sudut tempat duduk di lantai dua. Di sana sudah ada keempat temannya yang sering ia ajak kumpul-kumpul kalau berada di Indonesia.

"Hai Fan. Gimana, lo udah fix tinggal di Indo?" tanya Sisca, perempuan berambut pendek sebahu yang diwarnai strawberry ash. Sisca adalah anak salah pengusaha tambang di Indonesia. Sekarang dia sedang melanjutkan kuliah S2 di bidang hukum. Sisca selalu memakai baju terbuka, seperti malam ini, wanita itu mengenakan kaos putih bertali spaghetti dengan rok mini setengah paha.

"Iya. Gue fix tinggal di Indo setelah perjuangan gue ngebujuk keluarga gue." Fany duduk di samping Jessi, cewek berwajah oriental yang ternyata rambutnya sudah di cat cokelat terang seperti Dara. Temannya ini sama seperti Dara. Mereka berdua adalah anak pejabat tinggi di Indonesia.

"Seneng deh. Kita bisa sering kayak gini lagi. Nggak seru kalau nggak ada lo," kata Dara lalu menatap rambut Fany. "Warna rambut lo keren deh."

"Thankyou. Sebenarnya gue mau ganti warna, tapi tadi batal nyalon."

"Lo udah pesan minum?" tanya Jessi pada Fany.

"Belum nih.."

"Biar gue aja yang pesan. Sekalian mau ke toilet," kata Carolina yang biasa di panggil Lina.

"Thanks ya Lin," kata Fany pada Lina yang sedang mengambil tisu dari dalam tas nya.

Di antara mereka semua Caroline mungkin lebih pendiam. Walaupun dia anaknya juga termasuk mudah bergaul. Terbukti gadis itu sudah memiliki beberapa bisnis restoran milik sendiri dan bisa dibilang restoran-restoran itu adalah restoran terkenal di Jakarta. Kedua orang tua Caroline adalah artis terkenal dan sekarang Caroline juga mengikuti jejak kedua orangtuanya sebagai model dan artis. Wajahnya yang sedikit blasteran membuatnya tampak cantik saat pertama kali dilihat.

MY LITTLE ****L [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang