PART 21

26.6K 2K 88
                                    

Fany melirik Rafa yang sedang fokus menyetir ke kantor. Sejak kejadian tadi pagi, Fany jadi tidak tahu memulai pembicaraan apa dengan Rafa. Pria itu juga tidak mengajaknya bicara lebih lanjut.

Memang Fany seperti ini. Dia akan menjadi pendiam setelah kejadian awkward. Seperti sekarang, Fany memilih nge-chat dengan Naufal daripada hanya menatap lurus ke depan. "Ehem.." Fany berdeham. Rupanya hanya Rafa yang terlihat nyaman dengan situasi ini.

Beberapa menit yang terasa menyesakkan akhirnya membuat mereka berdua tiba di kantor Fany. "Thanks udah nganterin." Fany membuka pintu mobil dan keluar. Langkah Fany terhenti saat berbalik dan melihat Rafa juga keluar dari mobilnya.

"Ngapain lo ikutan, Fa? Mau pinjam toilet ya?" tanya Fany polos.

Dahi Rafa berkerut mendengarnya. "Saya mau kenalin sekretaris baru kamu. Jadi hari ini kamu tidak perlu kesulitan mengatur jadwal."

Fany berjalan mengikuti Rafa dari belakang. "Cepet banget lo ketemunya. Cewek apa cowok?"

"Kamu lihat aja nanti. Satu lagi, apapun yang terjadi kamu dilarang pecat dia tanpa seizing saya."

"Lo pikir gue tipe yang sembarangan pecat orang?"

"Melihat sikap kamu yang kekanak-kanakan seperti itu."

"Tapi gue baik ke karyawan. Nggak kayak lo. Jarang senyum-" ucapan Fany terhenti begitu mengingat pembicaraan mereka tadi pagi. Sepertinya dia sudah salah menyinggung hal itu.

"Saya memang jarang tersenyum. Bahkan sebelum dia pergi. Kepergiannya hanya membuat usaha saya untuk lebih sering tersenyum ke orang lain berhenti," ucap Rafa disertai helaan napas panjang dari bibirnya.

Fany menarik pelan kemeja Rafa dari belakang. "Fa, sorry ya. Gue udah bikin lo keingat pacar lo lagi."

Rafa berbalik lalu mengacak rambut Fany. "Tanpa kamu bahas tentang dia pun, saya selalu mengingat dia. Sesulit itu untuk melupakan Alana. Tapi saya akan berusaha."

***

"Perkenalkan, Nia, sekretaris baru kamu," kata Rafa begitu mereka tiba di depan seorang gadis dengan kemeja putih dan rok hitam yang sedang duduk di depan ruang tunggu ruangan Fany.

Fany menatap gadis yang terlihat seumuran dengannya. Rambutnya hitam lurus sebahu dan mata bulat besar yang tidak dihiasi eyelash extension seperti anak muda jaman sekarang. Tubuhnya sedikit lebih tinggi dari Fany padahal gadis ini hanya mengenakan sepatu flat.

Satu kata untuk sekretaris barunya. Sangat sederhana tapi terlihat cekatan. Well, mungkin akan cocok dengan Fany.

"Dia dua tahun lebih tua dari kamu. Profilnya ada di atas meja kamu," jelas Rafa pada Fany. Ia lalu menatap Nia dan tersenyum. "Tenang saja, dia tidak akan memecat kamu tanpa seizin saya."

Nia maju lalu mengangkat tangannya ke hadapan Fany. "Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik," katanya yang langsung dijabat Fany. "Pastinya. Gue orangnya baik kok."

Nia lalu berbalik menatap Rafa. "Thanks udah bantuin gue."

"Anythime," balas Rafa.

"Kalian saling kenal?" tanya Fany melihat keakraban mereka berdua.

"Iya. Nia teman saya." Rafa menepuk bahu Nia lalu berkata, "Gue pergi dulu."

Setelah Rafa pergi, Fany mengajak Nia masuk ke ruangannya untuk menjelaskan pekerjaan Nia. Kedua mata Fany memicing saat melihat sebuket bunga di atas meja kerjanya. Bunga mawar merah mudah yang begitu harum. Senyum Fany langsung mengembang begitu melihat siapa pengirimnya.

MY LITTLE ****L [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang