PART 18

30.9K 2.4K 102
                                    

Sudah pukul lima lebih dua puluh menit dan Rafa belum menjemput Fany. Wajah cemberut Fany tambah cemberut karena Rafa terlambat. "Halo, Rafa di mana?" tanya Fany begitu Rafa menjawab panggilannya.

"Di depan pintu ruangan kamu." Bersamaan dengan itu, pintu ruangan Fany terbuka dan Rafa yang masih menempelkan ponselnya masuk.

Sudut bibir Rafa sedikit terangkat melihat penampilan Fany yang sudah tidak serapih pagi tadi. Rambut gadis itu sudah dicepol dan dari balik meja kerjanya bisa Rafa lihat kalau Fany sudah mengenakan sandal jepit daripada sepatu heelsnya.

Hanya saja, wajah gadis itu terlihat begitu muram.

"Rafa.." Fany merengek mendekati Rafa sesaat setelah Rafa memasukkan ponselnya ke saku.

"Kenapa, hm?" Rafa menundukkan kepalanya begitu Fany tiba di depannya. Hal itu tentu saja membuat Fany mundur selangkah. Ia tidak menduga Rafa akan bersikap selembut ini padanya.

"Raf, gue bikin klien besar kecewa. Parahnya lagi, dia batalin proyek kerja sama."

"Kok bisa?" tanya Rafa dengan suara lembut.

"Tadi tuh, gue lupa kalau ada rapat penting sama perusahaan mereka. Bener-bener miss." Fany memasang tampang cemberut dan kesal.

Rafa mengangguk. "Besok, saya carikan kamu sekretaris ya. Saya lupa kamu belum punya sekretaris."

"Hah? Eh.. Iya.," jawab Fany kelu. Bukan tentang sekretarisnya, tapi sama sikap Rafa itu loh. Fany nggak kuat dengan tangan Rafa yang mengusap puncak kepalanya. Di tambah sekarang pria itu sudah mengusap pipinya. "Sekarang senyum. Jangan cemberut lagi."

"I.. Iya.." jawab Fany gugup.

"Yuk pulang," ajak Rafa yang langsung diiyakan oleh Fany. "Sudah makan?" Fany menjawabnya dengan anggukan. "Tadi siang gue makan siang bareng Naufal." Rafa yang berjalan di belakang Fany sejenak terdiam. Ia lalu lanjut berjalan di samping Fany. "Kalau gitu, nanti malam makan bareng saya." Rafa lalu mengambil beberapa berkas dari tangan Fany dan membawanya menuju mobil.

Di sampingnya Fany terus berpikir.

Kenapa Rafa bisa berubah seperti ini?

Apa di operasi tadi ada saraf Rafa yang kepotong? Atau sebelum ke sini Rafa sempat kebentur? Atau Rafa lagi sakit?

"Fa, tadi lo operasinya lancar?"

"Hm.. saya tidak ada jadwal operasi hari ini."

"Oh. Lo ke sini aman-aman kan? Nggak nabrak?"

"Nggak tuh. Kamu kok malah nyumpahin?"

"Nggak lagi sakit?"

Rafa menggeleng dan terus berjalan.

Oke Fix. Mungkin otak Fany yang pas-pasan tidak tahu alasannya apa. Sudahlah, ambil sisi positifnya saja. Tekanan darah Fany tidak akan naik lagi jika berhadapan dengan Rafa.

Eh, enggak deh. Malah jantungnya berpacu lebih cepat dengan sikap Rafa yang sekarang.

"Fan, kamu kenapa? Nggak pusing geleng-geleng kapala gitu?" tanya Rafa lalu menangkup kepala Fany dengan sebelah tangannya. Ibu jarinya kini sudah bertengger di alis Fany dan mengusap-usapnya perlahan.

"Eh.. Gue baik-baik aja," jawab Fany lalu mudur selangkah.

***

Sore ini, seperti biasanya sepulang kantor, Fany sedang tidur-tiduran di ranjang empuknya sambil melihat ig atau nonton youtube. Di tambah lagi sekarang dia begitu sibuk di kantor, jadilah dia hanya punya waktu sepulang kantor.

MY LITTLE ****L [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang