S A T U [M]

48.5K 1.1K 41
                                    

Aku terjatuh ke ranjang dengan posisi terlentang bahkan dress ku (tanpa celana dalam?) tersibak ke atas karena itu. Jimin langsung menindik ku, membuka selangkanganku dan memasukan miliknya yang sudah tegang dibalut pengaman kedalam lubangku. Aku melenguh dan meringis kesakitan karena Jimin langsung melakukan penetrasi tanpa pemanasan terlebih dahulu. Rasanya sangat mengganjal, penuh dan hangat membuat aku kembali melenguh karna Jimin tidak menggerakan miliknya.

"Jim -akhhhhhh, " nafas ku tersengal ditambah kecupan Jimin yang menyesap dan meremas dadaku.

"Kau harus diam -shit! Jika tidak ingin kita ketahuan, " Jimin merasakan cengkraman di bawah sana, tapi belum menggerakan miliknya juga.

Sial! Karena letak kamarku berada di dekat ruang tempat kumpul orangtua kami. Ini jelas menyiksa ku, dibawah sana terasa penuh tapi nampaknya Jimin sengaja tidak menggerakan pinggulnya.

"Oppa kumohon -Ahhh," posisi ku sekarang tidak memungkinkan ku untuk bergerak, Jimin tidak hanya menindih tapi juga menahan semua pergerakan ku.

Jimin tersenyum miring, tidak mengindahkan permohonan ku. Fokusnya lebih ke arah dada dan melumat bibir ku dengan rakus. Memaksaku untuk membalas lumatannya, hingga aku merasakan Jimin mencabut miliknya dibawah sana.

"Eunghhh, " aku melenguh karena itu, tidak tau apa tujuan Jimin karna aku sama sekali tidak bisa melihat kebawah karena ciuman Jimin pada bibirku.

Ia kembali memasukan miliknya dan langsung menggerakan miliknya, menghentak pelan berirama kemudian perlahan berubah menjadi hentakan kuat. Tubuhku bahkan sedikit tergoncang, diikuti bunyi kasur yang berdecit.

"Oppa akkkkhht!" aku mendesah kuat karena Jimin terlalu menghentak kuat dibawah sana.

"Shit kau harus diam! " Jimin membentaku, harusnya dia berfikir bagaimana aku bisa diam jika mendapatkan hujanam keras dibawah sana.

"Kau eunghh menyiksa kku ahhhh, " ucapku dengan susah payah, hingga aku merasakan waktu ku akan tiba.

Jimin menaikan kedua tangan ku ke atas lalu membungkam mulutku dengan miliknya. Hentakan di bawah sana yang awalnya sakit berubah menjadi nikmat.

Hantaman Jimin semakin kuat dan menembus dalam, hingga aku orgasme lebih dulu dari Jimin membuat pria itu berdecih. Bersamaan dengan itu tubuhku terasa lemas, berharap ini akan segera berakhir sementara Jimin masih menghentak kuat dibawah sana mengejar pelepasan nya.

Hingga saatnya akan tiba Jimin akan klimaks, milik Jimin terasa membesar di bawah sana dua kali hentakan keras Jimin mengeluarkan nya di dalam? Nafasku tersengal. Sejak kapan Jimin melepaskan pengamannya? Aku menatapnya tajam berusaha mendorong dada Jimin menjauh namun nihil, Jimin menahan ku. Pria itu menggeram tidak membiarkan sisa-sisa kenikmatan nya terbuang sia-sia dengan artian semua cairannya harus masuk ke dalam ku.

"Oppa aku bisa hamil ! " dengan sisa tenaga aku berusaha mendorong dada Jimin. Nafasku tak beraturan, aku menggigit bibir kemudian terisak. Air mataku sukses meluncur. Apa Jimin berniat menghamili ku?

Terlambat Jimin melepaskan penyatuan kami saat sudah berhasil mengosongkan dirinya didalam ku. "Kenapa Oppa melepas pengamanan nya! " maki aku kesal, karna sejak awal perjanjian nya adalah selalu menggunakan pengaman karna aku tidak pernah mau meminum pil pencegah kehamilan.

Jimin langsung membekap mulutku dengan tangannya, takut-takut orang tua kami mendengar. Lalu mendekatkan kepalanya pada telingaku dan berbisik "Tidak enak menyentuh mu jika harus memakai kondom, rasanya tidak puas sayang, " jawabnya tidak berdosa.

"Kalau begitu Oppa tidak usah menyentuh ku, " kataku masih marah. Ini kedua kalinya kami melakukan sex tanpa pengaman dan Jimin mengeluarkan nya di dalam.

"Tidak bisa begitu, " protes Jimin tidak terima. "Kau milik ku ingat, "

Aku memutarkan mata mendengar itu, "Pokoknya tidak ada sex jika tidak menggunakan pengaman, " ucapku final.

Jimin mengangkat bahunya acuh, "bagaimana satu kali klimaks lagi? " tawarnya membuat aku menggeleng.

"Orangtua kita pasti sudah menunggu, ayo keluar, "

Jimin hanya menghembuskan nafas kelewatan kasar mendengar itu, tapi mau tidak mau menurut. Aku langsung mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sedikit kesal juga. Karna tadi saat tengah kumpul di meja makan Jimin tiba-tiba mengajak ku untuk melakukan sex. Awalnya aku sempat menolak tapi posisi dudukku yang tepat berada disebelahnya, dan tangan nakal Jimin menjalar membelai paha atasku membuat aku harus mengalah.

Jika kalian bertanya apa hubungan ku dengan Jimin. Kami bukan suami istri, bukan juga sepasang kekasih. Kami hanya sebatas patner sex, tidak lebih. Bahkan setahuku saat ini Jimin sedang menjalani hubungan kekasih dengan Shin Naree.

Dan kami sudah melakukan hubungan sex sejak satu tahun yang lalu, semejak kejadian itu.

Orangtua ku dan orangtua Jimin menjalin rekan bisnis dan sudah saling mengenal sejak lama kira-kira saat aku masih baru masuk ke sekolah dasar sementara Jimin sudah berusia 18 tahun dan sudah menjadi siswa SMA tahun terakhir saat itu. Umurku dan Jimin berjarak 12 tahun.

Waduh baru part pertama udh kayak gitu, maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waduh baru part pertama udh kayak gitu, maaf.

Update kalau part 1 udah 50 vote. Mungkin kedepannya cerita ini bakal stuck dulu dipart 3.

Lagipula cerita gua yg lain belum selesai dan gue udah buat cerita baru, so kalau kalian mau ini cepat update vote!











































Follow gua biar mood update nya!

𝐃𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang