Black Rose [ Part 13 ]

2.4K 200 12
                                    

Dalam dunia epep apapun bisa terjadi,termasuk kalau ada kata yang aneh-aneh atau gak masuk nalar,,SANTUY KAN saja....baca dan komen kalo suka!!ok!











***

Taeyeon POV

Hari ini aku tengah berada di jeonju kota di mana aku menghabiskan masa kecilku dulu,lebih tepatnya masa kelamku,masa-masa dimana aku harus tinggal di sebuah panti asuhan tempat aku tinggal,dan di mana kota ini menjadi saksi bisu bagaimana menderitanya aku dulu,dan hari ini aku akan pergi mengunjungi makam ibu panti yang dulu mengurusku,makam yang sudah lama tak aku kunjungi sejak aku kabur dari kota ini dulu,sekarang aku dan gadis yang masih tertidur lelap di sebelahku ini akan kesana untuk mengunjunginya.Tapi melihat bagaimana lelapnya gadis ini membuatku tak tega untuk membangunkannya,mengingat gadis ini mendapatkan tidur yang kurang karena semalam dia mengalami demam yang tinggi dan membuatku harus bergadang untuk merawatnya karena gadis ini selalu mengigau tak jelas dalam tidurnya dan membuatku mau tidak mau harus selalu terjaga untuk memastikan keadaannya baik-baik saja,dan gadis ini baru bisa terlelap saat jam sudah menunjukan pukul 3 pagi,apalagi sekarang jam sudah menunjukan pukul 7 pagi bisa di bayangkan hanya berapa jam kita tertidur,dan sekarang kita harus bangun lagi untuk segera pergi menuju makam ibu panti.tapi mau bagaimana lagi aku harus tetap membangunkannya karena tidak mungkin aku meninggalkannya sendiri di sini.

"Phani-ahh,,Ireona!"Ucapku membangunkannya dengan cara mengguncang sedikit tubuhnya,namun sepertinya belum bisa membuat matanya terbuka.

"Phani-ahh~~ireona,,,!"Ucapku sekali lagi,dan kali ini ada respon karena gadis ini mulai menggeliat dan sedikit membuka mata indahnya untuk terbuka.

"Tae~!"

"Hmm,,ini sudah pagi,,lihat!"Ucapku.

Setelah dia membuka semua matanya,dia lalu bangun secara perlahan,dan tentu aku membantunya bangun dengan menarik tangannya lembut.

"Masih pusing?"

Aku bertanya sambil menyentuh dahinya yang sudah tidak panas lagi,dia lalu menggelengkan kepala sebagai tanda kalau dia sudah baik-baik saja.

"Hanya sedikit,,,tapi sudah cukup baik.."Ucapnya.

Masih ada nada lemah saat mengucapkannya,mungkin efek masih dalam pengumpulan nyawanya setelah dia bangun.

"Lapar?"tanyaku memastikan.

"Sedikit.."

"Kalau begitu makan ini dulu,,,setelah di luar kita cari makanan yang lain eoh!"

Aku mengambil roti sisa semalam untuk di makan oleh Tiffany agar dia tidak kelaparan dan botol air mineral yang masih sisa setengah.

"Kau tidak makan?"tanyanya setelah melahap roti yang ku berikan tadi dan menatapku.

"Aku belum lapar,,"Aku sengaja mengatakan itu agar dia tidak bertanya lagi,sesungguhnya aku memang lapar,tapi mau bagaimana lagi rotinya tidak akan cukup kalau aku juga ikut makan,apalagi Tipphani sedang tidak sehat,pasti dia membutuhkan banyak tenaga,jadi aku tahan saja,aku kan sudah terbiasa  menahan lapar dari sejak dulu,sejak aku hidup sendiri dan mencari makan sendiri di jalanan.

"Geotjimal!!kau pasti laparkan,,"

Aku menggelengkan kepalaku saat Tipphani mengatakan kalau aku berbohong,lalu dia menyodorkan roti itu ke depan mulutku.

"Aku benar-benar belum lapar Phani-ahh,,kau saja yang makan,,nanti setelah itu minum obatnya,ini obat terakhir!"

Aku mendorong roti itu tanda menolak,sungguh aku merasa bersalah karena membuatnya seperti ini,kelaparan dan hanya roti saja yang dia makan,ini pasti pertama kalinya dia hanya makan roti saja,karena dia terbiasa makan2an enak,kalau aku kan sudah biasa,tidak makan saja menjadi hal yang biasa untukku.

BLACK ROSE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang