Part 15

2.6K 111 0
                                    

**

Pagi ini Tuan Pranata dan Calista sudah rapi dengan persiapan mereka yang akan berangkat ke Jepang untuk meeting.

"Bagaimana sayang? Sudah kamu persiapkan semuanya?" tanya Tuan Pranata pada putrinya saat mereka semua termasuk Keanu sarapan di meja makan.

"Sudah ayah, semuanya sudah siap."

"Baguslah," jawab Tuan Pranata. "Oh ya Ken! Ada yang mau ayah pesan padamu."

"Apa, yah?"

"Akan ada investor dari London yang akan taken kontrak dengan perusahaan kita besok pagi. Jadi ayah minta tolong sama kamu untuk menemui beliau menggantikan ayah."

"Baik yah, besok akan Keanu handle. Oh ya siapa nama investor itu?"

"Mr. Liam, beliau pemilik perusahaan Xander Invest di London."

Keanu mengangguk paham dan melanjutkan sarapannya kembali. Hingga beberapa menit kemudian mereka telah selesai dan bersiap dengan tugas masing-masing.

"Ayah dan Calista hati-hati di sana," ujar Keanu mengantarkan Ayah serta adiknya yang akan berangkat ke Jepang pagi ini.

"Terima kasih Ken, kamu juga baik-baik di rumah, kabari ayah jika kamu butuh sesuatu."

"Iya yah, pasti itu."

"Ya sudah, kami pergi dulu."

Setelah itu Tuan Pranata dan Calista masuk ke dalam mobil untuk menuju bandara yang akan diantar oleh supir pribadi keluarga Pranata.

Ting

Ponsel Keanu berbunyi pertanda ada pesan masuk. Ia mengambil ponselnya yang ada di saku celana dan membukanya.

From Zein:

Nyonya Maria mengalami muntah dan mimisan pagi ini.

Begitulah pesan yang ia terima dari Zein. Ia menghembuskan napas gusar.

To Zein:

Apa ini efek dari kemoterapi?

From Zein:

Ya Ken.

Dan tak mau lama-lama lagi, Keanu segera menuju ke rumah sakit.

**

Ceklek

Keanu masuk ke dalam ruang rawat ibunya saat Zein telah selesai mengecek keadaan wanita paruh baya tersebut.

"Bagaimana keadaan ibu?" tanya Keanu saat sudah masuk ke dalam ruangan dan menatap ibunya yang sedang terlelap dengan wajah pucat.

"Sudah lebih baik, aku baru baru saja memberinya obat tidur agar beliau bisa istirahat. Namun tidak menutup kemungkinan kapan saja efek sampingnya akan timbul kembali setelah ini. Jadi kuharap kau selalu berada di sampingnya hari ini."

"Okay! Tapi, apa ini aman?"

"Sejauh ini masih baik-baik saja Ken, kita tunggu hasilnya nanti, okay?"

"Okay, terima kasih Zein."

"Sama-sama Ken, aku permisi dulu untuk memeriksa pasien lain."

Keanu mengangguk, setelah itu ia duduk di kursi yang ada di samping ranjang ibunya sembari menunggu ibunya siuman.

**

Di sisi lain, saat ini Calista sedang berada di kamar hotelnya setelah seharian full meeting dengan ayahnya untuk memenangkan tender. Ia masuk ke dalam kamar mandi dan berendam untuk menjernihkan pikirannya kembali yang kusut. Ternyata tak mudah untuk memenangkan tender kerjasama, butuh kecerdasan verbal yang menarik untuk mendapatkan kerjasama itu.

Setelah mandi dengan berendam, kini Calista berada di balkon kamar hotelnya dengan secangkir teh Jepang, duduk bersantai sambil menikmati pemandangan di sekitar hotel. Entah kenapa tiba-tiba ia merindukan ibunya, rindu berada di dekat dan memeluk wanita paruh baya yang telah melahirkannya.

"Entah kenapa perasaanku tidak enak sekali, semoga ibu selalu baik-baik saja. I miss you, Bu. Secepatnya Calista dan ayah akan pulang."

**

Seminggu kemudian

Pagi ini di hari Minggu, Nyonya Maria sudah diperbolehkan pulang, kemoterapi pertama yang beliau jalani berhasil. Mendengar berita tersebut membuat Keanu merasa lega, setidaknya sedikit demi sedikit ibunya masih bisa sembuh.

"Akhirnya sampai juga di rumah nak," desah Nyonya Maria lega saat sudah duduk di ranjang kamarnya.

"Iya bu, tapi ibu saat ini banyakin istirahat dulu ya. Ibu jangan kerja berat-berat dulu, karena walau kemoterapinya berhasil bisa jadi kesehatan ibu drop lagi kalau kelelahan."

"Iya nak."

"Ya sudah, Ken tinggal ke kamar ya bu. Ibu istirahat saja," ujar Keanu. "Oh ya, tadi ayah telepon Ken kalau dia dan Lista akan pulang sore ini."

"Ya Ken, tolong jangan beritahu ayah dan adikmu nak, ibu tidak ingin mereka khawatir."

"Ya bu, ibu tenang saja. Sekarang ibu istirahat dan jangan pikirkan apapun okay."

Setelah itu Keanu keluar dari kamar ibunya dan masuk ke dalam kamarnya sendiri.

**

Sore harinya, Calista dengan semangat masuk ke dalam rumah setelah pulang dari Jepang. Membuat ayahnya yang mengikutinya di belakang menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ibu!!!"

"Calista pulang!!"

Teriaknya ceria memanggil sang ibu. Hingga tak lama kemudian, Nyonya Maria turun ke bawah menyambut kepulangan suami dan putrinya dengan menampilkan wajah bahagia, menutupi kesakitannya.

"Ohh sayang, ibu merindukanmu nak," ujar sang ibu lalu memeluk putrinya dan bergantian dengan suaminya.

"Aku juga merindukan ibu tahu, di sana aku memiliki firasat buruk tentang ibu. Aku takut ibu kenapa-napa."

Nyonya Maria membeku sejenak, tak menyangka bahwa putrinya memiliki naluri yang kuat dengannya.

"Ibu tidak apa-apa nak, lihat! Ibu sehatkan?"

"Iya, pokoknya ibu harus bilang sama kita semua kalau terjadi sesuatu okay?"

Nyonya Maria tersenyum tipis, "Iya sayang."

"Ayo kita ke ruang makan, pasti kalian belum makan kan?" ajak Nyonya Maria.

"Hmm, aku lapar sekali bu."

"Hahaha putri ibu memang tidak berubah sama sekali, selalu tidak tahan dengan lapar. Ya sudah ayo."

Mereka pun pergi menuju ruang makan bersama. Dan ternyata di sana sudah ada Keanu yang duduk di meja makan duluan dengan segelas teh hangatnya.

"Ayah! Lista! Kalian sudah pulang," ujar Keanu lalu menyalami ayahnya.

"Iya Ken, kami baru saja tiba," jawab sang ayah.

"Wah asyikk Bibi masak makanan kesukaan aku. Bibi emang the best!!" puji Calista.

"Ahh Non bisa aja," Bi Nur tersipu malu dan kembali ke dapur.

"Ayo sayang, mari kita makan," ujar sang ibu lalu mereka makan dalam suasana hangat keluarga.

**

BENCI (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang