Part 1

6.6K 223 1
                                    

**

~Dua tahun yang lalu~

Sebuah mobil BMW M5 berhenti tepat di sebuah rumah megah. Turunlah seorang gadis dengan pakaian modis nan mahal miliknya. Ia melepas kacamata oversized-nya dan memandangi rumah di depannya dengan pandangan rindu. Dengan segera, ia melangkah memasuki rumah megah itu.

"I'm home," teriaknya membahana.

"Calista?! Apa itu kamu sayang?" tanya seorang wanita paruh baya dari arah ruang keluarga.

"Ya, ibu. Ini Calista, putri ibu."

"Ya Tuhan, putriku," ujar wanita paruh baya tadi seraya memeluk Calista erat penuh kerinduan.

"Ibu, aku merindukanmu."

"Ibu juga sangat merindukanmu sayang."

Wanita paruh baya tadi melepas pelukannya dan mengusap penuh sayang wajah putrinya.

"Sayang, kemarilah!! Putri kita sudah pulang!!" ujar wanita paruh baya tadi memanggil suaminya.

Tak lama kemudian, seorang pria paruh baya yang masih terlihat gagah di usianya yang sudah menginjak setengah abad muncul dari ruang keluarga.

"Calista!! Putriku!!"

"Ayah!! Aku merindukanmu!!" ujar Calista yang langsung menghambur ke pelukan sang ayah.

"Ayah lebih merindukanmu, nak."

"Aku rindu untuk mengalahkanmu, Ayah. Aku juga rindu menghabiskan masakan ibu," rengek Calista manja.

"Hahaha, ayo kita habiskan masakan ibu. Tadi kebetulan ibu masak makanan kesukaanmu dan ayah," ujar sang Ibu.

"Ayo! Dengan senang hati."

"Hahaha" tawa mereka terdengar sangat bahagia. Wajar, karena mereka terpisah selama empat tahun lamanya.

**

"Calista," panggil ayahnya saat mereka sedang makan.

"Ya, ayah."

"Karena kamu sudah pulang, ayah ingin kamu mulai belajar di kantor. Anggap saja membantu ayah dahulu. Ayah ingin kamu mulai memegang bisnis keluarga kita."

"Oke, nggak masalah. Tapi aku perlu melihat-lihat keadaan di kantor terlebih dahulu sebelum terjun langsung."

"Kamu bisa berkunjung kapan pun kamu mau."

"Biarkan putrimu istirahat dulu. Apa kau tidak kasihan padanya yang baru pulang dari London. Bagaimana kalau dia masih jetlag?!" tegur sang ibu.

"Ibu, aku sungguh tidak apa-apa kok. Mungkin hanya perlu sehari atau dua hari untuk istirahat. Secepatnya, pasti aku akan berkunjung ke kantor, ayah tenang saja."

"Lihatlah! Putriku tidak selemah itu, aku yakin dia sangat kuat seperti ayahnya," celetuk sang ayah.

"Huh, kau ini," dengus sang ibu.

Calista tersenyum melihat pertengkaran kecil kedua orang tuanya, rasanya sudah lama sekali ia tidak melihat momen indah ini.

Selama kuliah di London, Calista hanya bisa menghubungi kedua orangtuanya melalui ponsel, selebihnya Calista belum pernah pulang sekalipun, kecuali hari ini. Ia berjanji pada dirinya sendiri kalau ia akan menghabiskan waktu yang terbuang bersama kedua orangtuanya mulai saat ini.

BENCI (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang