Part 38

2.9K 120 3
                                    

**

"Cari tahu siapa pengirim foto ini dan apa motif pelaku tersebut?" perintah Keanu pada anak buahnya untuk mencari tahu siapa pengirim foto Calista yang tidur dengan pria lain itu.

"Baik, Tuan."

"Oh ya, cari tahu juga pria yang wajahnya sama denganku yang menginap di hotel ayah. Dia bersama Lisa waktu itu, dan istriku juga melihatnya. Pastikan semua informasi kau dapatkan dan laporkan padaku sesegera mungkin."

"Siap, Tuan. Sesegera mungkin anda akan mendapatkan infonya. Kalau begitu, saya permisi dulu."

Keanu mengangguk lalu setelah itu duduk di kursi kebesarannya dengan mengusap kasar wajahnya. Dion yang hendak masuk ke dalam ruangan bosnya bingung saat berpapasan dengan anak buah Keanu.

"Kenapa kau memanggil anak buahmu?" tanya Dion.

"Ada yang ingin menghancurkan rumah tanggaku dengan mengadu domba kami."

"Apa?!"

"Untuk itu aku meminta anak buahku untuk mencari siapa dalangnya."

"Semoga cepat ketemu, Ken."

"Ya, semoga saja."

"Oh ya, ini berkas-berkas yang harus kau tanda tangani," Dion memberikan setumpuk berkas di atas meja kerja Keanu.

"Baiklah, nanti aku kerjakan."

"Yon, apa nanti aku punya jadwal meeting?"

"Tidak, Ken. Kau kosong hari ini. Hanya menandatangani berkas ini saja."

"Baiklah kalau gitu, nanti aku ijin pulang siang."

"Okay, Ken."

Setelah itu Dion pergi dari ruangan Keanu dan Keanu sendiri mulai mengerjakan berkas-berkas yang menumpuk itu.

**

Calista siang ini sedang membuat cake untuk teman menontonnya di ruang keluarga. Ia bosan seharian ini karena tidak ada kegiatan apapun. Ia bersenandung kecil menikmati alunan musik kesukaannya. Hingga setengah jam kemudian, cake-nya sudah jadi dan siap dinikmati.

Calista menuju ruang keluarga dengan membawa cake-nya. Ia mengambil remot TV yang ada di meja depan sofanya lalu mulai larut dengan aktivitasnya.

Dering ponselnya mengalihkan perhatiannya ke arah TV, ia mengambil ponselnya yang ada di atas meja dan mengangkatnya.

"Halo," sapanya.

"Halo, Mbak Calista?"

"Iya, kenapa Mbak Nuri?" tanya Calista pada Mbak Nuri, tetangga Bu Minah.

"Bu Minah, Mbak. Bu Minah pingsan, saya nggak tahu harus minta tolong sama siapa karena orang-orang masih pada kerja, dan sepi sekali."

"Apa?! Pingsan! Okay-okay, kamu tenang dulu, kamu beri Bu Minah minyak angin atau apapun yang ada. Saya akan ke sana sekarang."

"Baik, Mbak."

Setelah panggilan ditutup, Calista langsung menuju kamarnya untuk mengambil dompet serta kunci mobilnya lalu melesat pergi.

**

BENCI (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang