**
Calista memandang sendu batu nisan di depannya, air matanya sudah mengering. Hanya ada tatapan kosong dan sedih di kedua kelopak matanya.
"Ibu yang tenang di sana, Calista janji akan jadi wanita kuat seperti yang telah ibu ajarkan kepada Calista selama ini," bisik Calista pelan di samping makam ibunya.
Keanu yang berada di samping istrinya, memeluk wanita itu seraya menguatkan. Sedangkan ayahnya saat ini sedang menyalami para pelayat yang hendak meninggalkan makam. Dion, Rara, Siska, dan Luois pun juga sudah berpamitan pada mereka. Kini hanya tinggal Calista, Keanu dan juga Tuan Pranata.
"Calista, mari kita pulang. Biarkan ibu tenang di sini," ajak Keanu.
Calista mengangguk pelan dan berdiri dibantu Keanu. Mereka semua pergi meninggalkan makam lalu hembusan angin datang dan terlihat sosok bergaun putih tersenyum manis ke arah keluarga Pranata.
**
Calista duduk di ruang tamu sembari melihat foto-foto keluarganya khususnya mendiang ibunya. Ia tersenyum lemah saat mengingat masa-masa di mana ibunya masih ada. Keanu yang melihat itu semua hatinya merasa teriris, ia menatap ayahnya sejenak.
"Ayah istirahat saja dulu, biar Calista Keanu yang bujuk untuk istirahat," ujarnya. Tuan Pranata mengangguk dan langsung pergi ke kamarnya. Setelah kepergian ayahnya, Keanu mendekat ke arah istrinya.
"Beliau wanita yang hebat," ujar Keanu memecah lamunan Calista dan membuat wanita itu memandang suaminya.
"Wanita hebat yang telah melahirkan dan juga mendidik wanita hebat sepertimu. Wanita hebat yang telah merawat dan menyayangiku seperti anaknya sendiri walaupun aku bukan anak kandungnya. Wanita hebat yang pernah ada di antara kita dan kita sangat beruntung bisa memilikinya," ujar Keanu mengenang mendiang ibunya.
"Wanita hebat yang telah mengajarkanku menjadi wanita yang tangguh dan kuat," sambung Calista dengan senyum tipisnya.
"Dan wanita tangguh ini tak akan berlama-lama bersedih karena wanita hebat tersebut tak akan senang bila melihat putrinya sedih seperti sekarang," ujar Keanu seraya mengelus kepala istrinya dengan sayang.
"Ayo, kamu butuh istirahat agar tidak sakit. Ibu tidak akan suka bila melihatmu sakit, Lista."
Calista menyambut uluran tangan Keanu menuju kamar mereka untuk istirahat. Entah kenapa, setelah pulang dari Vancouver kemarin hubungan mereka bertambah harmonis dan mulai intens. Calista sedikit demi sedikit mulai merasa nyaman di dekat Keanu. Dan Keanu sendiri pun berusaha menjadi suami yang baik untuk istrinya, kapan pun dan bagaimana pun keadaannya.
**
Calista terbangun dari tidurnya dan merenung sebentar, ia menghembuskan napas pelan tatkala ingat kalau ibunya saat ini telah pergi. Padahal rasanya baru kemarin ibunya menemaninya di pelaminan, namun entah kenapa waktu begitu cepat berputar. Sekarang ia harus bisa kuat walau tanpa ibunya, seperti yang dibilang Keanu, ibunya pasti akan sedih bila melihatnya seperti ini terus-menerus.
Ceklek
Lamunan Calista pecah saat pintu kamarnya terbuka dan masuklah Keanu dengan senampan makanan kesukaannya.
"Kebetulan sekali kau sudah bangun, aku sudah bawakan makanan untukmu," ujar Keanu.
"Aku belum lapar, Ken."
"Tapi kau harus makan, sejak pagi kau belum makan apapun, Lista."
"Ayo, buka mulutmu," ujar Keanu menyuapi Calista dan ditanggapi gelengan oleh wanita itu.
"Ayolah, kau tidak akan bertambah gendut dengan makan makanan ini," ejek Keanu dengan sengaja agar Calista mau makan.
Calista mencebikkan bibirnya kesal, "Aku tidak gendut tahu!"
"Makanya, hanya dengan makan makanan ini saja tidak berpengaruh pada tubuhmu."
"Masih tetap..... seksi," goda Keanu pada istrinya.
"Ken!!!" dengan kesal Calista menggeplak lengan Keanu hingga pria itu menjerit kesakitan.
"Awww! Kenapa kau menggeplakku?! Kau keterlaluan!"
"Lah, memang benarkan. Ini fakta dan aku jujur, kau masih tetap seksi kok. Makanan ini tidak akan membuatmu gendut, percaya padaku."
Dengan terpaksa Calista membuka mulutnya dan menerima suapan dari Keanu.
"Nah, beginikan cantiknya nambah," goda Keanu yang mendapat hadiah cubitan dari istrinya.
"Iya-iya, aku tidak akan menggodamu lagi. Asalkan kau mau menghabiskan makanan ini."
Calista mengangguk dan menerima suapan Keanu lagi, beberapa kali hingga makanan itu tandas.
"Ini minumnya," Keanu memberikan segelas air mineral untuk istrinya setelah wanita itu menghabiskan makan malamnya.
"Terima kasih, Ken."
"Sama-sama."
"Ehm, kau sudah makan?" tanya Calista.
"Sudah, tadi aku makan bersama ayah di bawah."
"Ayah, oh ya pasti saat ini ayah merasa sedih," gumam Calista.
"Ayah adalah pria yang tegar dan kuat, beliau tidak ingin membuat mendiang ibu sedih hanya karena terus-terusan terpuruk," ujar Keanu memberitahu Calista apa yang ia bicarakan tadi dengan ayahnya.
"Ayah saja bisa kuat, kenapa aku tidak," gumam Calista. Keanu tersenyum lalu mencium puncak kepala wanita itu.
"Kau mau membersihkan diri atau mau istirahat dulu lagi?" tanya Keanu.
"Aku mau mandi, tidur terlalu lama membuat badanku sakit," keluh Calista.
"Ya sudah, aku ke bawah dulu mengembalikan ini," ujar Keanu sembari menunjukkan nampan berisi piring kosong. Calista mengangguk lalu masuk ke dalam kamar mandi.
**
Keanu keluar dari kamarnya dan kebetulan berpapasan dengan ayahnya.
"Bagaimana dengan Calista, Ken?" tanya Tuan Pranata.
"Sudah lebih baik, yah."
"Syukurlah. Ayah tahu ini berat untuknya, namun bagaimana lagi, kita tidak bisa melangkahi takdir."
"Iya, yah. Ken mengerti, Ken akan terus berada di samping Calista untuk menguatkannya. Ken tidak mau dia terus-terusan terpuruk dan menyakiti dirinya sendiri nantinya."
"Iya, ayah percayakan putri ayah padamu. Kalau begitu, segeralah istirahat, kau dari tadi belum istirahat sama sekali kan."
"Iya, ini Ken mau mengembalikan ini dulu, baru tidur."
Tuan Pranata mengangguk dan berlalu. Sedangkan Keanu melanjutkan kegiatannya untuk mengembalikan peralatan bekas makan istrinya tadi.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
BENCI (Completed)
RomanceCalista merupakan gadis yang arogan, keras kepala, dan tak mau kalah dari siapapun. Ia selalu ingin menjadi yang pertama dalam hal apapun. Setelah menyelesaikan kuliahnya di London, ia kembali ke Indonesia untuk berkumpul kembali dengan keluarganya...