Epilog

6.6K 162 5
                                    

**

Calista tersenyum memandang wajah damai Baby Vian yang sedang terlelap di ranjang bayinya. Setelah seminggu kepulangannya dari rumah sakit karena persalinan, sekarang ia dan keluarganya, termasuk mertuanya berada di rumah keluarga Pranata. Kondisi mertuanya juga sudah membaik dan berangsur pulih. Mereka menjalani aktivitas seperti biasanya, bahkan rumah mereka bertambah ramai dengan kehadiran Baby Vian. 

"Kau belum tidur?"

Sebuah suara mengalihkan perhatiannya yang semula memandang wajah putranya sekarang bergantian memandang wajah suaminya yang baru saja masuk ke dalam kamar mereka. Calista menggeleng menjawab pertanyaan Keanu.

"Dia sudah tidur?" tanya Keanu yang melihat jagoannya sudah menjelajahi alam mimpi.

"Sudah, dua puluh menit yang lalu."

"Lebih baik kau juga tidur sekarang, sudah larut malam," ujar Keanu.

Calista menurut dan membaringkan tubuhnya di sisi ranjang. Lalu disusul Keanu yang berbaring di sisi lainnya.

Cup

"Selamat tidur, sayang."

Sudah menjadi rutinitas bila Keanu mencium kening atau pipi Calista saat mereka hendak tidur. Namun tetap saja, Calista masih merasa gugup saat diperlakukan seperti itu oleh Keanu.

"Terima kasih, Calista," ujar Keanu yang belum memejamkan matanya.

"Terima kasih untuk apa?" tanya Calista bingung.

"Terima kasih telah memberi kebahagiaan dalam hidupku," jawab Keanu lalu memandang istrinya. "Apa kau masih ingat saat aku berjanji akan menjadikanmu menyandang nama Nyonya Keanu saat di hotel ayah waktu itu?" tanya Keanu yang diangguki Calista.

"Aku benar-benar serius dengan ucapanku waktu itu, dan itu sudah menjadi janjiku sendiri sejak aku remaja sebelum aku marah padamu waktu itu. Aku tidak tahu ini memang takdirku atau keberuntunganku, janji itu benar-benar terjadi, kau menjadi istriku saat ini bahkan telah memberiku seorang jagoan yang menyempurnakan kebahagianku. Lalu kau jugalah yang telah merawat ibuku dan mempertemukan aku dengan beliau. Jika tidak ada dirimu, mungkin hidupku masihlah sebatang kara seperti di panti asuhan waktu aku kecil."

"Calista, aku Keanu Sebastian Pranata, pria yang berasal dari panti asuhan yang tidak memiliki apapun dan merasa sangat beruntung bisa menjadi suamimu hingga saat ini. Aku mencintaimu Calista, sejak dulu maupun hingga saat ini, detik ini, hati ini masih milikmu seutuhnya."

Calista termenung mendengar semua ucapan tulus Keanu. Ia memandang wajah tampan Keanu yang saat ini juga tengah memandangnya.

"Ken."

"Ya, sayang."

"Entah kenapa.... sejak aku mengenalmu lebih dalam, aku merasa penilaianku selama ini terhadapmu semuanya salah. Kau pria yang baik, kau tulus mencintaiku walau tahu sejak dulu aku setengah mati membencimu. Kau tidak pernah membalasku walau dulu aku selalu menghinamu. Sama sepertimu yang masih mencintaiku hingga saat ini, akupun juga masih sangat membencimu hingga saat ini. Namun bedanya, dulu aku membencimu karena aku buta akan kebaikan dan ketulusanmu padaku. Sekarang, setelah aku tahu dan merasakan semuanya, definisi benciku berubah. Benciku adalah benar-benar mencintaimu, Ken. Kau telah mengambil hatiku entah sejak kapan. Aku merasa nyaman dan tenang bersamamu, aku merasa sangat dicintai dan disayangi bila bersamamu, dan kau lah kebahagiaanku yang sebenarnya. Aku benar-benar mencintaimu, suamiku."

Menurut Keanu, tidak ada hal lain lagi yang lebih bahagia dari ini. Mendengar ucapan cinta dari istrinya adalah sesuatu yang sangat-sangat membuatnya bahagia bukan kepalang. Keanu memeluk istrinya erat lalu mengecupnya berkali-kali hingga membuat Calista terkekeh geli.

"Hahaha hentikan, Ken. Kau membuatku geli."

"Aku sangat-sangat mencintamu, Calista, istriku."

Calista yang berada di atas tubuh Keanu tersenyum manis menatap suaminya yang berada di bawahnya.

Cup

"Aku juga sangat mencintaimu, Ken."

Keanu terkejut saat dengan beraninya Calista mencium bibirnya duluan.

"Owh, kau sudah mulai berani ya?" tanya Keanu menggoda.

"Karena kau yang telah mengajariku," balas Calista tak kalah menggoda.

"Kau? Rasakan ini! Rasakan ini!"

"Hahahaha Ken Hahahaha hentikan ken! Hahahaha"

Calista tertawa saat Keanu dengan kejamnya menggelitiki perutnya, membuatnya tertawa karena geli. Keanu pun ikut tertawa melihat istrinya tertawa. Sungguh kebahagiaan mana lagi yang lebih bahagia selain tertawa bersama keluarga yang kita miliki.

**

Fyuhhhh senengkan kalian, akhirnya epilognya meluncur juga hehe

So thank you sekali lagi buat semuanya yang udah ngikutin cerita ini sampai akhir

Sampai jumpa lagi di ceritaku yang baru, tunggu aja ya, secepatnya bakalan aku post prolognya

**

BENCI (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang