**
Makan malam menyambut kepulangan Keanu dihiasi oleh wajah bahagia pria itu. Hal tersebut membuat Tuan Pranata mengernyitkan kening bingung menatap putranya.
"Apa yang membuatmu sebahagia ini, Ken? Apa sebelum pulang kau terbentur sesuatu hingga menjadi seperti ini?" tanya Tuan Pranata dengan candaannya. Sedangkan Calista sudah terkikik mendengar pertanyaan ayahnya.
"Hahaha ayah bisa saja, Ken dan Calista punya kabar bahagia untuk ayah," ujar Keanu.
"Apa itu?"
Keanu menatap istrinya sembari tersenyum simpul lalu kembali menatap ayahnya, "Sebentar lagi, ayah akan menjadi seorang kakek."
Tuan Pranata menatap kedua anaknya bergantian, "Calista hamil?"
"Iya, ayah. Sekarang sudah menginjak dua minggu," jawab Keanu.
"Benarkah?!" tanya Tuan Pranata yang masih belum percaya.
"Iya, ayah. Calista hamil saat ini, kemarin selasa aku cek ke dokter kandungan dan ternyata hasilnya positif dua minggu. Maaf kalau sebelumnya aku belum memberitahu ayah, karena kupikir seharusnya Ken dulu yang tahu kabar ini," jelas Calista.
"Tidak papa, sayang. Ayah sangat bahagia dengan kabar ini. Oh ya, ingat! Kau tidak boleh kelelahan. Kasihan cucu opa nantinya," ujar Tuan Pranata memberi wejangan.
"Ken juga berpikir seperti itu, sebenarnya alangkah baiknya bila Calista berhenti bekerja dulu dan fokus dengan kehamilannya," sahut Keanu.
Calista memincingkan matanya tidak setuju, "Aku tidak mau! Aku masih bisa bekerja di kantor dan aku yakin aku tidak akan kenapa-napa."
"Calista itu terlalu beresiko," ujar Keanu.
"Aku tidak mau, Ken. Aku masih ingin bekerja," kekeh Calista.
"Kau tidak bisa egois, Calista. Ingatlah ada anak kita di dalam perutmu!"
"Kau yang egois! Aku masih mampu kok meng-handle kantor, lagi pula di sana posisiku juga penting, masih banyak hal yang harus kukerjakan."
"Aku ingatkan kalau kau masih menjadi bawahanku kalau kau lupa."
Calista menatap Keanu kesal, "Terserah apa katamu! Setuju atau tidak, aku akan tetap bekerja."
Setelah itu Calista meninggalkan ruang makan dengan wajah merah padam. Sedangkan Keanu menatap kepergian istrinya tak kalah kesal. Lalu Tuan Pranata yang sedari tadi menonton pertengkaran pasangan suami istri itu hanya tersenyum tipis seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ayah pikir, untuk saat ini kau turuti dulu semua keinginan istrimu. Kau tahu kan, emosi ibu hamil itu tidak menentu. Hari ini A bisa jadi besok B. Jadi, kau harus bersabar menghadapi istrimu itu. Dulu ayah juga sama sepertimu, bahkan dulu ibu lebih mengerikan lagi daripada Calista. Ayah bergidik bila mengingat itu kembali," ujar Tuan Pranata.
"Tapi itu akan beresiko pada janinnya, yah."
"Ayah tahu, tapi kau tahu sendirikan istrimu itu bagaimana."
Keanu mengangguk, "Keras kepala."
Tuan Pranata balas mengangguk, "Maka dari itu kau yang harus bersabar menghadapi mood-nya."
Keanu hanya mengangguk pasrah. Sangat sulit untuk melawan kekeraskepalaan istrinya itu.
**
Pagi harinya Calista dan Keanu masuk kerja seperti biasa. Semua orang tampak heboh karena melihat Keanu dan Dion selamat dari kecelakaan pesawat yang diberitakan di TV maupun media lain. Keanu menjelaskan semua kejadian saat ia hendak pulang dari Perth ke semua karyawan. Banyak yang memuji tindakan Dion, karena jika bukan karena Dion bisa dipastikan mereka akan menjadi korban kecelakaan pesawat tersebut. Bahkan Calista pun juga ikut berterima kasih pada pria itu.
Setelah mengklarifikasi semua berita kecelakaan Keanu dan Dion. Mereka semua kembali bekerja, hari ini Calista sangat semangat sekali mengerjakan semua tugas-tugasnya. Namun di sisi lain, Keanu sangat kesal dengan istrinya yang mengerjakan tugas banyak sekali dan sama sekali belum istirahat sejak pagi.
Keanu mengambil gagang telepon di samping kirinya lalu menekan beberapa digit angka. Sembari menunggu sambungannya diangkat, Keanu mengamati Calista yang sedang beberes untuk ke ruang meeting.
"Halo, keruanganku sekarang," perintah Keanu pada orang di seberang telepon. Setelah sambungan tertutup, kemudian pintu ruangan Keanu terbuka dan masuklah Dion.
"Ada apa, Ken?"
"Aku ingin kau memindahkan sebagian besar tugas dan jadwal meeting Calista ke jadwalku. Beri dia tugas sesedikit mungkin mulai saat ini. Jika memang hal penting dan tidak bisa digantikan maka biarkan dia yang meng-handle tapi jika kurang begitu mendesak biar aku yang meng-handle. Tapi ingat! Jangan memberinya tugas yang banyak," ujar Keanu.
"Tapi kenapa kau tiba-tiba ingin semua jadwal Calista dipindah ke jadwalmu?" tanya Dion bingung.
"Karena aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan calon anakku."
"Apa?! Calon anak?! Calista hamil?"
"Iya, dan masih sangat muda. Jadi rentan sekali bila dia kelelahan dan stress."
"Baiklah, besok jadwalnya semua akan jadi dan kuserahkan padamu."
"Terima kasih, yon."
"Sama-sama, Ken. Oh ya by the way, selamat menjadi calon ayah."
Keanu tersenyum dan mengangguk. Dan setelah itu Dion keluar dari ruangannya.
"Aku yakin dia pasti akan sangat marah," desah Keanu membayangkan reaksi istrinya bila tahu semua jadwalnya akan beralih padanya.
**
Malam harinya, Calista membuat susu hamilnya di dapur. Ia tersentak saat ada yang memeluknya dari belakang lalu mengecup tengkuknya.
"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, tapi sebelum itu kuharap kau tidak marah padaku," ujar Keanu.
Calista memincingkan matanya, "Kau berbuat kesalahan?"
"Ehmm entah menurutmu ini salah atau tidak, tapi menurutku ini sudah benar."
Calista bingung dengan jawaban pria itu. Keanu melepaskan pelukannya dan mengajak istrinya duduk di meja makan serta tak lupa segelas susu yang telah dibuat wanita itu.
"Mulai besok, sebagian jadwalmu akan aku ambil alih. Kau terlalu banyak tugas, aku takut kau akan kelelahan dan stres," ujar Keanu hati-hati takut membuat istrinya marah.
Calista menatap tajam Keanu, "Kenapa kau selalu memutuskan secara sepihak?!"
"Lista, tolong dengarkan aku dulu. Kandunganmu baru menginjak dua minggu dan itu sangat beresiko. Aku tidak ingin terjadi apa-apa pada kalian."
"Kenapa kau posesif sekali sih?!"
Keanu menghembuskan napasnya pelan, "Keputusanku sudah bulat, jadwalmu aku kurangi atau tidak kerja sama sekali?"
Calista menipiskan bibirnya geram, baru beberapa bulan dirinya akur dengan pria itu. Tapi sekarang lihat! Pria itu malah mengibarkan bendera perang lagi. Oh atau jangan-jangan pria itu melarang dirinya bekerja agar ia tidak bisa mengganti posisi pria itu di Pranata Corp? Dasar serakah!
"Fine! Aku memilih jadwal dikurangi," putus Calista karena tidak mungkin dirinya diam saja disingkirkan dengan halus. Keanu tersenyum mendengar keputusan wanita itu. Setidaknya hal itu mengurangi sedikit resiko istrinya kelelahan dan stres.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
BENCI (Completed)
RomanceCalista merupakan gadis yang arogan, keras kepala, dan tak mau kalah dari siapapun. Ia selalu ingin menjadi yang pertama dalam hal apapun. Setelah menyelesaikan kuliahnya di London, ia kembali ke Indonesia untuk berkumpul kembali dengan keluarganya...