Part 7

2.6K 129 1
                                    


**

Setelah makan malam, Calista pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri dan juga beristirahat. Ia merebahkan dirinya di ranjang queensize-nya, ia mengingat kembali kejadian beberapa jam yang lalu di ruang makan. Di mana dirinya menyuapi Keanu untuk membuktikan masakannya layak makan atau tidak.

"Ck! Seharusnya aku biarkan saja tadi dia berasumsi kalau masakanku ada racunnya, biar dia mati sekalian," desis Calista kesal. "Kenapa juga harus kusuapi tadi?!"

"Pasti besar kepala dia saat ini. Dasar Keanu bodoh dan menyebalkan!" dumel Calista kesal.

**

Sedangkan di sisi lain, Keanu yang duduk di pinggir ranjangnya, tersenyum kecil kala mengingat adegan suap-suapan di ruang makan tadi. Hatinya menghangat saat Calista menyuapinya, ya meskipun untuk membuktikan bahwa masakannya aman. Namun tetap saja, Keanu tak bisa membohongi hatinya bila ia sangat bahagia dengan perhatian gadis itu meskipun kecil.

"Semoga saja ini awal yang baik untuk kami," doanya pada Tuhan.

**

Pagi harinya, Calista sudah rapi sekali dengan pakaian kantornya. Ia menuju ruang makan untuk sarapan bersama keluarganya terlebih dahulu.

"Pagi ayah! Pagi ibu!" ujarnya ceria seraya mencium pipi kedua orang tuanya sebelum duduk di kursinya.

"Pagi sayang," balas kedua orangtuanya kompak. Sedangkan Keanu yang melihat adegan itu hanya tersenyum tipis.

"Bagaimana persiapan acara launching product kita besok Ken?" tanya Tuan Hans.

"Segala persiapannya sudah 90% selesai yah, nanti Ken sama Calista juga mau cek kru lain yang terlibat acara besok pagi," jawab Keanu.

"Konsep yang Calista bikin juga sudah matang dan 90% selesai, nanti tinggal gladi resiknya aja sih yah," timpal Calista.

"Okay, Ayah percayakan semuanya sama kalian. Ayah yakin anak-anak ayah bisa mengatasinya."

"Hanya satu yah, bukan dua," koreksi Calista.

"Calista-"

"Mau bagaimanapun juga anak ayah selamanya hanya satu, dan itu aku. Aku selesai, aku berangkat dulu," pamit Calista lalu mencium pipi kedua orang tuanya.

"Gadis itu benar-benar keras kepala," ujar Nyonya Maria tak habis pikir. "Kami minta maaf atas ucapan Calista, Ken," ujar wanita paruh baya tersebut pada Keanu.

Keanu tersenyum, "Tidak apa-apa ibu, Calista hanya belum bisa menerima keadaan saja, cepat atau lambat pasti dia bisa menerimanya."

"Tapi dia selalu membullymu Ken," sahut Tuan Pranata.

"Ken tidak apa-apa ayah, sungguh. Ken yakin, Ken bisa mengatasi Calista."

"Kami percaya padamu Ken," ujar Nyonya Maria pasrah.

"Kalau begitu Ken berangkat kerja dulu yah, bu," pamit Keanu.

"Iya sayang, hati-hati."

**

Calista sudah sampai di ruangannya dan mulai menyiapkan apa saja yang perlu ia bawa untuk gladi resik setelah ini. Setelah itu ia keluar dari ruangannya, namun belum sempat ia menuju pintu, ia mengingat sesuatu.

"Oh ya, propertinya," ujarnya.

Calista mengambil sebuah kardus yang berisi properti belum selesai yang akan diselesaikan oleh para kru nanti. Ia mencoba mengangkat kardus itu.

"Huh, lumayan berat juga," keluhnya. Saat berhasil mengangkat kardus itu, tak sadar ia tersandung meja kerjanya dan membuat tubuhnya oleng.

"Akhh," jeritnya.

Brukk

"Hati-hati."

Hampir saja kardus yang dibawa Calista jatuh kalau saja Keanu terlambat datang sedetik saja. Pria itu menangkap setengah kardus yang dibawa Calista dan menatap khawatir gadis di depannya. Sedangkan yang ditatap, tubuhnya terpaku sesaat.

"Kau tidak apa-apa? Apa ada yang sakit?" tanya Keanu.

"A-aku tidak apa-apa. Terima kasih," jawab Calista.

"Biar aku saja yang bawa kardusnya, tolong bawakan saja berkasku ini," tawar Keanu seraya memberikan sebuah map berisi berkas-berkas kepada Calista. Gadis itu mengangguk dan menerimanya. Mereka berjalan berdampingan menuju tempat acara.

**

"Bagaimana persiapannya? Apa sudah selesai?" tanya Keanu kepada kru yang lain.

"Sudah pak, semua sudah selesai. Tinggal beberapa property yang harus kita buat saja untuk acara besok."

"Beberapa property sudah ada di kardus ini, sebagian juga sudah aku buat, kalian tinggal teruskan saja sisanya," ujar Calista.

"Baik Bu."

"Oh ya, bagaimana dengan guest star-nya besok?"

"Tadi sudah saya hubungi Bu, mereka akan datang besok pagi," jawab Chika, salah satu kru.

"Okay. Aku rasa konsepnya sudah matang," sahut Keanu.

"Ya, semoga besok sukses," harap Calista.

**

Keesokan paginya keadaan tempat acara launching product baru Pranata Corp sudah ramai oleh kru-kru yang bertugas. Mereka bekerja sesuai tugas masing-masing.

"Aduh! Bagaimana ini?" cemas seorang kru seraya menggigit bibirnya takut.

"Aku juga tidak tahu harus apa kita sekarang. Pasti nanti Pak Ken marah dengan kita semua," cemas kru yang lain.

Keanu dan Calista yang baru saja datang tak sengaja mendengar keributan para kru. Mereka penasaran dengan apa yang terjadi.

"Ada apa ini? Kenapa kalian sefrustasi ini?" Tanya Keanu.

Para kru tadi yang ribut memandang bos mereka takut-takut.

"Itu pak, ehm..." jawab terbata seorang kru.

"Itu apa?" sahut Calista.

"Itu ehm guest star-nya tadi pagi tiba-tiba batalin kontrak karena ada musibah mendadak, Bu," adu salah satu staf takut-takut.

"Apa?!" ujar Keanu dan Calista bersamaan.

"Lalu bagaimana ini?! Acara tinggal setengah jam lagi, tidak mungkin kalau cari guest star lain," gumam Calista frustasi.

"Apa tidak ada cara lain?" tanya Keanu pada salah satu kru. Namun semuanya menggeleng lemah.

"Ehm, sebenarnya ada satu cara lain pak," cicit salah satu kru.

"Apa itu?" sahut Calista cepat.

Kru tersebut meringis dan berdoa dalam hati semoga idenya tidak membuatnya dimakan hidup-hidup oleh bos cantiknya itu.

**

BENCI (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang