Part 42 [Casino and Fountain]

28.7K 1.1K 1.2K
                                    

Pemain: Shelly Cassandra
Arli Juan Moreno

No Copas No Bully No Baper!!!

Ini 2040 kata mohon baca pelan-pelan

Happy reading...

📝📝📝

Tepat jam dua belas malam setelah Arli dan Shelly selesai bercinta pria itu membasuh tubuhnya di bawah guyuran shower. Sedangkan Shelly dia sudah selesai berpakaian kembali lengkap dengan jaket musim dinginnya sejak tiga puluh menit yang lalu.

Shelly menguncir indah rambutnya agar kelihatan rapi. Dia juga tidak lupa menyisakan sebagian rambut depannya terurai. Dengan senyuman Shelly melihat dirinya di pantulan cermin.

"Sepertinya sudah cukup," batin Shelly puas melihat dandanan dirinya sendiri yang terlihat cantik.

Kreekk!!

Arli menggeser pintu kamar mandi, keluar dengan sebagian tubuhnya yang berbalut handuk di pinggangnya.

Tubuhnya yang putih, licin, bersih dengan sedikit otot di kedua lengannya juga tidak lupa rambut gondrongnya yang terurai basah jatuh membasahi tubuhnya yang six pack.

Shelly terpana.

Arli yang melihat Shelly pun ikut terpana. Dia tidak menyadari keterdiaman wanita itu. Arli yang tadinya sibuk mengeringkan rambutnya yang gondrong dengan handuk di kepalanya tampak tersenyum karena memuji kecantikan Shelly.

"You're so pretty, Lily-ku," kagum Arli membuyarkan lamunan Shelly.

Shelly blushing. Dia malu. Badannya di putarnya ke belakang. Dia tidak ingin memandang Arli lebih lama lagi.

Bagaimanapun tidak sukanya Shelly pada pria itu tetap saja pesona Arli sangat memikat siapa saja.

"Kamu berlebihan. Aku biasa aja kok," Shelly berusaha mengatur suaranya agar terlihat normal.

Arli terkekeh. Melangkah lalu memeluk pinggang Shelly dari belakang.

Grep!

Rasanya Shelly tersengat listrik. Seluruh tubuhnya bergetar. Padahal mereka sudah sering berpelukan apalagi tadi mereka habis bercinta tapi tetap saja perlakuan Arli yang manis seperti ini membuat Shelly tersipu malu.

"Oh God! Wangi sekali," batin Shelly.

Arli yang baru selesai mandi dan basah memang sepuluh kali lebih menggoda dari biasanya.

"Tapi kau memang cantik Lily-ku. Sekarang pun terlihat cantik," puji Arli tulus. Hidungnya mengendus pipi chubby Shelly yang merah.

"Sama cantiknya seperti dulu saat kita pertama kali bertemu."

Shelly terdiam.

Tiba-tiba pujian Arli membuat Shelly meringis perih. Seperti ada yang kosong. Seperti ada luka yang mengoyak lebar di hatinya. Luka tapi tidak berdarah.

Entah kenapa dia teringat akan masa itu saat Arli pertama kali bertemu dengannya tanpa sengaja di kampus waktu itu dirinya masih kuliah.

"Kau cantik," puji Arli saat dirinya terang-terangan menghalangi jalan Shelly untuk melangkah pulang siang itu.

Project Big Boss / PBB [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang