Part 21 [Depresi jiwa bagian 1]

31.3K 1K 595
                                    

Pemain: Shelly Cassandra
Arli Juan Moreno

No Copas No Bully

Ali!"

"Dengerin aku dulu!"

"Ali!!"

Shelly berusaha menjelaskan, berusaha mengatakan yang dia tahu tentang kejadian malam itu tapi sayangnya pemuda yang terus saja menarik paksa tangan mungil itu enggan untuk berhenti melangkah ataupun sekedar menoleh ke belakang.

Matanya sudah penuh rasa amarah, amarah ingin segera menyakiti Shelly, membalaskan semua rasa sakit di hatinya. Hatinya yang sakit karena cemburu.

"Ali dengerin aku! Aku mohon denger---"

"DIAM!!"

Arli berteriak sangat keras sambil menatap garang ke arah Shelly. Istrinya itu tersentak kaget melihat wajah Arli yang sangat jauh dari kata manusiawi. Wajahnya mengerikan, sangat buas seperti monster.

"Lebih baik kau diam! Atau kubuat kau tidak bisa bicara seumur hidupmu!"

Shelly terdiam menelan salivahnya. Wajahnya pucat pasi. Suaranya tertahan di tenggorokannya.

"Jangan sampe lidah kau kupotong habis Shelly," ancam Arli lagi masih menggenggam sangat erat tangan Shelly.

"Ta...ta...tapi," tubuh Shelly gemetar dan matanya sudah merah karena menahan tangis.

"Diam dan ikut aku!" lagi-lagi Arli menarik tangan Shelly. Berjalan cepat ke belakang manssion.

Shelly tidak berkata apa-apa lagi. Shelly pasrah. Pasrah dengan hukuman yang akan di lakukan Arli padanya. Percuma saja pemuda itu tidak akan mendengarkannya. Untuk percaya saja dengannya itu sudah tidak mungkin lagi. Shelly sadar, sangat sadar Arli tidak akan pernah percaya padanya.

Pikiran Shelly tidak lagi di tubuhnya. Pikirannya melayang jauh entah ke mana. Shelly hanya diam bagai patung saat Arli semakin kasar dan mempercepat langkahnya. Memasuki ruangan gelap di belakang manssion.

Tempat itu tampak asing karena perlu berjalan hampir dua puluh menit dari luar manssion. Tidak beraspal hanya jalan yang berumput dan becek menghiasi tanah tersebut.

Tempat itu menyerupai ruko kecil. Di dalamnya persis seperti ruang penyiksaan karena tempat itu gelap, lembab, dengan lampu seadanya.

Hanya ada tiga penjaga di ruangan tersebut. Semuanya tidak Shelly kenal.

"Kalian berjaga di luar! Jangan biarkan siapa pun masuk ke dalam!" perintah Arli tegas.

Saat itu Shelly tidak bisa berpikir lagi, pikirannya entah ke mana pergi jauh dari raganya. Seakan Shelly sudah mulai mati rasa. Sampai tiba saatnya Arli membukakan sebuah ruangan. Saat itulah Shelly berteriak histeris. Sangat histeris.

"TIDAAAKK!!!"

"AAAAKKHH!"

"AAAAKKHHH!!"

Shelly menjerit tapi jeritannya tidak di dengar Arli. Pemuda itu tidak peduli dengan rasa takut yang dirasakan Shelly.

"TIDAK! TIDAAAAKK!!"

Project Big Boss / PBB [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang