"Karena jika seseorang itu sudah benar-benar kecewa, ia akan sulit untuk memaafkan kembali."
🍀🍀
Sesampainya dirumah Alisa, seperti yang sudah dikatakan oleh nya tadi bahwa ia harus mengobati bekas luka Galen terlebih dahulu sebelum Galen pamit pergi untuk pulang.
Sekarang diruang tamu hanya ada Alisa dan Galen. Orang tua Alisa sedang pergi bekerja dan Abang nya sedang kuliah. Sedangkan pembantunya sedang berada didapur.
"Lo tunggu sini jangan kemana-mana." Ucap Alisa.
"Lo mau kemana?" Tanya Galen.
"Gue mau ambil kotak P3K dulu dikamar."
"Udah, gak usah diobatin. Gue gak papa Lis."
Alisa tidak menanggapi ucapan Galen. Ia lalu naik ke kamar dan mengambil kotak P3K nya lalu kembali menuju ruang tamu.
"Gue udah gak papa Lis serius."
"Udah sini diem biar gue obtain dulu. Gak usah banyak bacot." Tegas Alisa.
Akhirnya Galen pun menurut. Membiarkan Alisa sibuk mengobati dirinya. Dan sekarang jarak nya dengan Alisa pun begitu dekat saat Alisa mengolesi sedikit alkohol dipipi nya. Wajah nya yang manis, cantik, dan imut inilah yang membuat Galen ingin sekali memiliki gadis yang berada dihadapan nya ini.
"Aw," Rintih Galen.
"Eh sorry, sakit ya."
"Pelan-pelan dong Lis. Ngobatin gue nya pake hati."
"Iya Len, sorry gak sengaja."
"Lo cantik." Ucap Galen keceplosan.
"Hah?"
"Gak. Barusan kucing lo lewat."
"Nyebelin dasar."
"Gak papa nyebelin. Yang penting ngangenin."
"Masih sakit?" Tanya Alisa ragu, sebenernya ia malu karena jarak nya sedekat ini dengan Galen. Tapi rasa malu nya Alisa pendam sedalam mungkin. Toh Galen seperti ini juga salah Alisa juga.
"Sedikit," Jawab Galen tersenyum.
Oh tuhan tolong. Mengapa jantung Alisa seketika berdegup sekencang ini hanya karena melihat senyum manis nya Galen. Jujur Alisa sebenernya sangat suka melihat Galen tersenyum manis seperti tadi.
"Lo kok tiba-tiba jadi perhatian gini si sama gue?" Tanya Galen.
"Ha? E-anu." Alisa tersadar dari lamunan nya.
"Kebiasaan ditanya gugup gitu. Jadi makin suka," Ucap Galen terkekeh.
"Tadi nanya apa?"
"Lo kenapa tiba-tiba jadi perhatian gini sama gue?" Tanya ulang Galen.
Alisa langsung mencubit Galen. "GE-ER ye Mas nya." Jawab Alisa terkekeh.
"Kok ge-er?"
"Lah emang. Lagian siapa yang perhatian sama lo. Gue cuman gak enak aja tadi kan lo udah bantuin gue. Kalau nanti bekas tonjokan itu bahaya kan gue juga takut lo kenapa-napa." Jawab Alisa.
"Jadi itu bukan perhatian?"
"Bukan,"
"Lalu?"
Mampus lagi-lagi Alisa kena skak jika sudah berhadapan dengan pria yang satu ini.
"Dah sono pulang." Jawab Alisa mengalihkan pembicaraan.
"Gak mau."
"Terus mau apa? Kan gue suruh lo mampir tadi cuman buat ngobatin luka." Ucap Alisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
He, Is Mine! | ✔
Teen Fiction[BELUM DI REVISI] "Gue minta, sekarang lo ada disisi gue sebagai pacar, Lis. Bukan sebagai sahabat lagi," Ucap Galen. "Apa lo mau, jadi pacar gue mulai sekarang?" Lanjutnya. "Iya Len, gue mau jadi pacar lo." Jawab Alisa tersenyum. Ini cerita tentang...