"Jujur saja. Aku benar-benar tidak siap kehilangan mu. Maaf jika aku telah membuat mu kecewa."
-Galen
🍀🍀
Alisa tidak kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran seperti biasanya. Ia justru pergi ke rooftop untuk menenangkan hati nya yang sedang tidak baik.
"Lo jahat len. Lo jahat." Ucap nya sambil terus menangis.
"Gue mau benci sama lo tapi gue gak bisa. Kenapa!" Tangis Alisa semakin pecah.
Rea dan Bella pun datang. Akhirnya mereka berdua dapat menemukan Alisa setelah sekian lama ia men cari nya sekeliling sekolah tidak ada. Dan ternyata ia berada disini.
"Astaga Alisa lo gapapa kan?" Tanya Rea.
"Apa gue salah ya Rey, apa gue salah kecewa sama Galen?"
"Lo gak salah ko. Itu wajar kalo lo marah sama Galen." Balas Bella.
"Gue mau benci dia, tapi gue gak bisa Rey."
"Itu karena hati dan otak lo gak sejalan. Otak lo bilang kalau lo harus bisa benci Galen. Tapi percuma hati lo berkata kalau li masih harus bisa sama Galen." Jawab Rea.
"Sabar Lis. Gue yakin ko Galen pasti punya alesan." Balas Bella. "Dan lo pasti tau, Galen gak mungkin ngegagalin gitu aja tanpa alesan mendesak." Lanjutnya.
"Tapi hati gue,"
"Itu wajar. Hati lo juga pasti bisa sakit, kecewa, sedih. Gak selama nya hati harus bahagia." Ucap Rea.
"Tapi--"
"Udah ya jangan nangis lagi okey. Tenang aja gue sama Rea pasti bantu lo kok." Ucap Bella.
"Makasih, gue seneng bisa punya sahabat kayak kalian." Ucap Alisa tersenyum dan mereka pun berpelukan.
🍀🍀
"Gue jadi cowo gak guna anjir!" Ucap Galen memasuki ruangan kelas dengan emosi.
"Weh bro lo kenapa? Cerita dong sama kita." Ucap Mars.
"Santuy bro santuy," Ucap Marven.
"Gue udah buat Alisa kecewa."
"Lah kumaha atuh?" Tanya Mars.
Akhirnya Galen menceritakan kejadian semalam.
"Tapi lo pasti punya alasan kan Len?" Tanya Marven.
"Gue tau lo punya alesan. Tapi kenapa lo gak coba jelasin ke Alisa?" Sahut Mars.
"Gimana gue mau ngejelasin? Gue aja diembat terus. Lo tau lah cewe kalau emosi nya udah naik sepeser kata pun susah buat dipotong nya." Jelas Galen.
"Itu karena Alisa gatau alesan yang sebenernya men." Ucap Mars.
"Tenang bro. Kita bakal bantu kok. " Ucap Marven.
🍀🍀
Bel pulang pun berbunyi. Hari ini Alisa sedang mengerjakan tugas kelompok nya dikelas bersama Ria. Dan tentu tanpa Rea dan Bella karena mereka tidak satu kelompok.
"Lis, ini kita lanjutin besok aja udah sore kasian rumah lo kan lumayan jauh dari sini." Ucap Ria.
"Gpp Ri, kita lanjut aja ini dikit lagi selesai kok."
"Oke,"
Akhirnya mereka berdua melanjutkan tugas nya. Setelah selesai akhirnya mereka beruda bersiap untuk pulang.
"Lo pulang sama siapa Lis?" Tanya Ria sambil jalan melewati koridor.
"Gue naik angkutan umum Ri," Jawab Alisa.
"Kalau gitu gue duluan ya," Ucap Ria setelah mereka telah sampai didepan gerbang.
"Iya, hati-hati Ri."
Alisa segera menuju halte bus yang ada di depan sekolah nya untuk menunggu angkutan umum. Hari ini abang nya tidak bisa menjemputnya dikarenakan ada urusan kuliah.
Tiba-tiba saja datang motor ninja merah. Yang sudah ia duga bahwa itu adalah Galen. Alisa bangun dan langsung pergi menjauh dari nya. Namun nihil tangan Alisa sudah dicegah oleh Galen.
"Gue tau lo mau pulang," Umpat Galen.
"Terus urusan sama lo apa, Len?"
"Gue anter, hayu."
"Gue bisa pulang sendiri."
"Ini udah sore, gue takut lo kenapa-napa nanti."
"Gak usah sok peduliin gue, udah minggir gue mau pulang!" Ketus Alisa.
Dan setelah itu ternyata tuhan mentakdirkan untuk nya pulang menggunakan angkutan umum. Ia langsung naik dan meninggalkan Galen yang masih diam disana sambil melihat nya.
Maafin gue Lis. Gue nyesel udah buat lo kecewa. Batin Galen dalam hati.
Lalu ia segera menaikan motor nya dan segera pulang.
🍀🍀
Saat Galen telah sampai diapartemen nya. Didepan pintu nya ada seorang pria yang mungkin sedang menunggu nya. Ya Galen sangat kenal pria itu. Pria yang dulu telah membuat hidup nya hancur.
Galen tidak ingin bertemu pria itu. Ia mencoba untuk pura-pura tidak melihatnya. Namun nihil, pria itu sudah tau bahwa Galen berada didekatnya.
"Mau apa anda kemari?" Tanya Galen.
"Papah kesini mau minta maaf sama kamu Len. Maafin papah." Lirih Reza, papah Galen.
"Anda bisa tau saya tinggal disini dari siapa? Bukan nya anda sudah tidak menganggap saya sebagai anak?"
"Tante dan Om kamu yang memberitahu papah. Bukan gitu Galen, tolong kamu dengerin penjelasan papah."
"Sudah tidak ada yang perlu dijelaskan. Saya sudah sangat sakit dengan semua ini. Bahkan gara-gara anda kehidupan saya jadi hancur!" Ucap Galen sakratis.
"Mamah kam---,"
"Sudah cukup. Saya lelah, saya capek, saya mau istirahat." Ucap Galen lalu langsung meninggalkan papah nya. Ralat, bukan papah nya melainkan seseorang yang telah membuat hidup nya hancur.
🍀🍀🍀
Hallo semua✋
Kembali lagi disini bersama Alisa dan Galen.
Maaf sebelumnya Kalau aku jarang update.
Dan makasih buat kalian yang udah nunggu cerita aku.(:Penasaran? Pengen tau alesan Galen bikin Alisa kecewa?
Jawaban nya ada di part selanjutnya ya^-^
KAMU SEDANG MEMBACA
He, Is Mine! | ✔
Jugendliteratur[BELUM DI REVISI] "Gue minta, sekarang lo ada disisi gue sebagai pacar, Lis. Bukan sebagai sahabat lagi," Ucap Galen. "Apa lo mau, jadi pacar gue mulai sekarang?" Lanjutnya. "Iya Len, gue mau jadi pacar lo." Jawab Alisa tersenyum. Ini cerita tentang...