"Kamu tau kenapa aku gak suka bunga asli? Karena kalau bunga asli itu akan cepat layu. Sedangkan bunga plastik itu enggak. Iya tidak akan pernah layu, kayak cinta aku ke kamu. Sedikit pun tidak akan pernah."
🍀🍀
______Hari ini seperti biasa, Alisa berangkat ke sekolah di antar oleh Galen. Ya semenjak mereka berdua resmi berpacaran, Galen tidak pernah alfa dalam mengantar dan menjemput Alisa.
Bahkan, sifat Galen seketika jadi manja pada Alisa. Galen jadi possesiffe tidak seperti dulu. Ia lebih suka cemburu jika Alisa dekat dengan pria selain dirinya. Padahal pria itu sahabat Galen sendiri.
Galen aneh benar-benar aneh.
Tetapi itu tidak masalah untuk Alisa. Alisa memaklumi sifat Galen yang seperti sekarang. Mungkin Galen sudah termakan oleh cinta.
Dan menjadi Bucin.
"Kamu, udah siap? Kalau gitu ayo berangkat nanti kita telat."
Alisa mengangguk. Ia berpamitan dengan orang tua dan juga abangnya. Diikuti dengan Galen. Setelah itu mereka berdua berjalan menuju keluar untuk menaiki mobil Galen dan pergi ke sekolah.
Oh iya. Semenjak Galen berpacaran dengan Alisa, Galen tidak pernah membawa motor melainkan selalu membawa mobil.
Alasannya jika naik mobil tidak akan kepanasan dan bahkan kehujanan. Dan tentunya Galen juga tidak mau Alisa sakit.
"Len, nih aku bawa roti strawberry kesukaan kamu." ucap Alisa sambil memberi sekotak bekal yang berisi roti itu pada Galen.
"Baik banget si, pacar aku." balasnya. "Jadi makin cinta."
Ginilah kebiasaan Galen. Selalu menggoda Alisa dimana dan kapan pun. Itu pasti selalu membuat Alisa malu walaupun mereka sudah resmi berpacaran.
"Ish apa sih! Udah ah." Alisa segera menuju mobil Galen dan meninggalkan Galen yang masih mematung. Melihat kekasihnya ini selalu malu dan risi katanya, jika di ucapkan seperti itu.
"Dasar gak berubah dari dulu. Masih aja malu, padahal kan udah jadi pacar. Gimana nanti jadi istri." Umpatnya. Galen terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Membayangkan jika Alisa menjadi istrinya nanti, apakah dia akan selalu malu?
🍀🍀
Mereka berdua sudah berjalan menuju sekolah. Dan Alisa masih diam membisu tidak seperti biasanya. Apakah ini karena ulahnya?
Atau Alisa sedang datang bulan?
Galen pun akhirnya memutuskan untuk berbicara duluan. Karena jika sudah begini, maka Galen lah yang harus mengalah. "Kamu kenapa?"
Alisa masih diam. Melirik ke arahnya pun tidak apalagi menjawabnya. Dia masih sibuk menatap kaca jendela melihat jalanan Jakarta yang begitu ramai.
"Alisa"
"Sayang"
"Sayang, kamu kenapa? Ko diem aja?"
Galen pun membuang nafasnya gusar. Ada apa dengan kekasihnya ini?
Jika sudah seperti ini, mungkin saja Alisa ada mau nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He, Is Mine! | ✔
Roman pour Adolescents[BELUM DI REVISI] "Gue minta, sekarang lo ada disisi gue sebagai pacar, Lis. Bukan sebagai sahabat lagi," Ucap Galen. "Apa lo mau, jadi pacar gue mulai sekarang?" Lanjutnya. "Iya Len, gue mau jadi pacar lo." Jawab Alisa tersenyum. Ini cerita tentang...