"Aku emang bukan type cewe yang gampang marah dan mutusin sesuatu secara sepihak. Tapi jika untuk cemburu, itu wajar bukan?"
🍀🍀🍀
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Galen dan Alisa menuju parkiran dan segera pulang untuk menuju ke Caffe menemui Elina.
"Maksud kamu tadi pagi apa sih."
"Lho yang mana? Emang aku ngomong apa,"
"Yang kamu teriak, kalau aku udah pantes buat jadi istri kamu."
Galen tertawa. "Ya emang aku salah kalau aku ngomong gitu?"
Alisa berdehem. "Ya nggak sih, tapi aku malu aja di liatin sama yang lain."
"Nggak papa, Lis." ujar Galen. "Ohiya, kamu udah izin belum?"
Alisa mengangguk. "Udah kok."
"Okey, sekarang kita berangkat."
🍀🍀
Setelah Alisa dan Galen sudah sampai di Caffe, mereka memesan makanan untuk di makan sambil menunggu Elina.
"Ohiya Len, sebenarnya Elina itu siapa kamu?" tanya Alisa. Karena sejujurnya ia pun tak tahu menau tentang Elina.
Selesai Galen mengunyah makanan, "Elina itu sodara jauh aku. Sebelumnya aku juga nggak tau dia siapa, dan setelah pertemuan kemarin dia cerita. Bahwa selama ini dia yang udah ngurus mamah aku sama adik aku di bandung." jelasnya.
Alisa mengangguk paham, "Oh jadi gitu. Maaf ya kemarin aku udah sempat marah sama kamu. Tanpa tau alasan yang sebenarnya."
"Wajar Lis, aku ngerti kalau aku ada di posisi kamu kemarin." Galen tersenyum. "Udah ya, kita lupain yang kemarin."
Sejujurnya Alisa sangat bangga memiliki Galen. Dia itu pengertian dan selalu baik padanya. Namun terkadang dirinya lah yang selalu ingin di prioritaskan. Tanpa melihat apakah Galen itu sibuk atau tidak.
Maklum wanita memang mau selalu di prioritaskan layaknya Alisa.
🍀🍀
Tak lama kemudian akhirnya Elina datang.
"Hai, kamu cewe yang kemarin kan?" tanya Elina.
Alisa mengangguk malu "Hehe iya. Kenalin kan nama aku Alisa."
"Aku Elina," balasnya dengan tersenyum.
"Seneng deh, bisa lihat kalian berdua akur. Walaupun kemarin sempat ada cek cok." kekeh Galen.
Akhirnya Alisa pun diam sambil memakan makanan nya saja. Mendengarkan secara jelas dan rinci tentang keluarga kekasihnya itu. Mau bagaimana pun, ia juga harus tau semuanya. Agar tidak ada kesalah paham lagi.
"Jadi gimana sama bokap Lo?" tanya Elina pada Galen.
"Baik. Bahkan gue mulai hari ini akan tidur di rumah bokap gue."
Elina mengangguk paham. "Bagus deh kalau gitu, yang akur ya sama bokap lo. Masalah yang dulu jangan di ulang lagi." jelas Elina.
Setelah mendengar semua penjelasan Elina pada Galen, Alisa jadi di hantui rasa malu. Andai saja kemarin dirinya tidak langsung mengira bahwa Elina itu adalah selingkuhan Galen.
KAMU SEDANG MEMBACA
He, Is Mine! | ✔
Teen Fiction[BELUM DI REVISI] "Gue minta, sekarang lo ada disisi gue sebagai pacar, Lis. Bukan sebagai sahabat lagi," Ucap Galen. "Apa lo mau, jadi pacar gue mulai sekarang?" Lanjutnya. "Iya Len, gue mau jadi pacar lo." Jawab Alisa tersenyum. Ini cerita tentang...