🍀[28]. Kejadian.🍀

444 20 0
                                    

"Sejauh ini lebih baik sendirian, dari pada berada dalam kebersamaan yang buruk."

🍀🍀
_____

Galen sedang berada di Caffe sendirian malam ini. Entah bagaimana asalnya ia tidak tahu malam ini dirinya sangat badmood. Banyak pikiran yang masih mengagantung dipikirannya. Baik itu keluarganya, sahabatnya, bahkan hubungannya dengan Alisa. Walaupun sebenarnya hubungan mereka sedang baik-baik saja.

"Galen?" panggil Reza. Ia kaget melihat keberadaan Galen disini.

Galen menatapnya dengan tatapan dingin. "Kenapa? Saya lagi tidak mau bertengkar dengan anda. Saya lagi pusing."

"Papah kesini mau bilang sesuatu sama kamu. Kamu mau dengerin papah? Sekali ini aja Len ini penting." ucap Reza dengan nada serius.

Galen mengangguk. "Baiklah. Tapi cepat, saya tidak punya waktu banyak untuk mendengarkan cerita anda." entah mengapa Galen masih sangat membenci papahnya sampai saat ini.

Reza mengangguk pasrah. Ternyata Galen masih menyimpan banyak kebencian pada dirinya. Walaupun ia selalu meminta maaf.

"Sebelumnya papah mau minta maaf sama kamu." ucap Reza memulai pembicaraan. "Papah tau selama ini papah banyak salah sama kamu, bahkan keluarga kita."

"Terus? Sekarang papah baru sadar kalau selama ini papah salah? Kemarin kemana aja?" tanya Galen dengan nada dingin.

"Sebenarnya 17tahun yang lalu, papah selalu nyari keberadaan kamu. Keberadaan mamah kamu sama adik kamu. Tapi, papah selalu gagal nemuin kalian. Setelah kejadian perceraian itu, papah sebenarnya masih bertanggung jawab atas kamu dan adik kamu. Karena itu perjanjian mamah sama papah dulu." ujar Reza mengingat kejadian 17 tahun lalu. Sudah lama sekali bukan?

Dan baru kali ini Reza dipertemukan kembali dengan Galen anaknya.

"Papah sayang sama kamu Galen." pekik Reza sambil mengelus rambut Galen. Namun segera Galen tolak.

"17 tahun itu lama pah! Kalau emang papah masih berkewajiban atas saya dan mamah. Kenapa papah tega tinggalin kami?"

"Papah tahu?" tanya Galen sebelum melanjutkan bicaranya. "Setelah papah menceraikan mamah, saya di usir pah dari rumah. Mamah selalu menyalahkan saya atas kejadian ini. Mamah selalu meyangka kalau saya anak pembawa sial. Padahal waktu itu saya masih sangat kecil, bahkan saya juga belum paham apa itu perceraian!"

"Dan pada saat itu, papah kemana? Padahal papah tahu kan saat saya di usir saya tinggal dimana? kenapa papah gak ambil saya dan bawa saya tinggal sama papah!?" ujar Galen mengeluarkan unek-uneknya setelah puluhan tahun ia simpan sendiri.

"PAPAH MALAH ASIK-ASIKAN DENGAN ISTRI BARU PAPAH! BAHKAN PAPAH JUGA GAK MENGANGGAP BAHWA SAYA INI ANAK KANDUNG PAPAH!"

"Apa itu yang dinamakan sayang, pah?"

Reza menatap Galen sendu. Ternyata, Galen tidak sekuat apa yang ia kira. Galen banyak menyimpan beban setelah keluarganya hancur. Reza kira Galen masih berada bersama istri pertamanya dulu. Namun ternyata tidak. Galen malah diasingkan dan dianggap anak pembawa sial. Ini semua salah dirinya.

"Dan sampai sekarang. Saya belum bisa menemukan keberadaan mamah dan adik saya." lirih Galen. Sudah cukup selama ini ia menyimpan semuanya sendiri. Ia sudah tidak kuat lagi. Hatinya sangat perih jika mengingat masa lalunya yang kelam.

He, Is Mine! | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang