Chapter 31; White, Grey and Black

2.5K 341 147
                                    

"Lee Jihoon! Akhirnya kau kembali juga!"

Jihoon menatap datar Kim Mingyu dari kelas sebelah, mereka satu SMP dan untuk festival sekolah, mereka sama-sama berada di bagian tata panggung sehingga belakangan mereka sering bertemu.

"Jangan pergi lagi huhuhu.."

Jihoon menahan tubuh besar Mingyu yang seolah mau memeluknya. Manusia jelmaan tiang di hadapannya itu memang selalu bertingkah absurd. Padahal wajahnya sangat tampan, tapi tingkahnya seperti monyet di hutan.

Sudah sekitar tiga hari Jihoon tidak masuk sekolah, jadi Mingyu mungkin keteteran dengan persiapan festival bagian mereka. Meskipun hanya murid junior tahun pertama, keduanya memang punya pengalaman mengurus panggung festival sejak SMP, jadi anggota OSIS cukup mengandalkan mereka berdua.

"Menjauh sana!"

"Tidak mau, ayolah Jijie biarkan aku memelukmu~"

"Menjijikkan!"

Dari kejauhan, Hoshi memandang kejadian itu dengan mata sipit yang semakin disipitkan. Dia bertanya-tanya dalam hati siapakah yang terlihat begitu akrab dengan Jihoon itu sampai tidak terlihat canggung untuk berkontak fisik.

Dan terlebih lagi, apa-apaan dengan tubuhnya yang menjulang itu!

Suasana hatinya seketika memburuk. Hoshi ingin sekali menghampiri Jihoon untuk menanyakan kabar gadis itu setelah beberapa hari tinggal di rumah sakit.

Karena kerja paruh waktunya, Hoshi sama sekali tidak bisa menjenguk Jihoon dan dia merasa bersalah karena hal itu.

Tapi sekarang, Hoshi melihat seolah Jihoon berada di lingkaran yang berbeda.

Lingkaran yang tidak bisa ditembusnya.

Seperti membuatnya tidak layak dan tidak mampu.

Seseorang menepuk bahunya.

"Hoii,"

"Jungkook!"

Dalam sekejap, wajah keruh Hoshi berubah menjadi senyuman lebar.

.

.

.

"Eoni, bisakah membantuku?" Jihoon muncul di kelas Yoongi pada jam istirahat. Seperti yang dia kira, sang kakak sepupu hanya sedang duduk diam di kursinya.

"Eoh, Jihoon. Bagaimana keadaanmu?"

"Aku baik Eoni," jawab Jihoon sembari menghampiri Yoongi.

"Katakan dengan jujur," Yoongi harus selalu mengulangi hal ini agar Jihoon tidak mencoba menutupi keadaannya sendiri.

Dia tidak bisa berhenti khawatir karena Jihoon terlalu sering mengatakan dia baik-baik saja padahal, kenyataannya belum tentu demikian.

"Sungguh Eoni, aku merasa baik-baik saja." Ujar Jihoon pasti. Tubuhnya terasa lebih baik, tidak juga merasa lelah atau panas dingin. Bisa dikatakan keadaannya sekarang adalah yang paling normal sehingga dia tidak khawatir untuk memulai kegiatan dan rutinitasnya seperti biasa.

"Lalu ada apa mencariku?" Tanya Yoongi.

"Aku ingin Eoni mendengarkan ini." Jihoon lalu menyodorkan earphone pada Yoongi yang langsung diterima gadis itu dan mendengarkan musik instrumen yang diputar dari ponsel Jihoon.

"Bagaimana?" Tanya Jihoon waswas.

"Cukup bagus, tapi ada beberapa yang kurang tepat,"

Jihoon menghela napas.

"Aku akan membantumu memperbaikinya,"

Seketika Jihoon tersenyum cerah, sejenis senyuman langka yang hanya akan dia bisa lakukan hanya ketika dalam keadaan sangat bahagia.

Light In The Mist [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang