Chapter 32; Re-start

2.1K 341 131
                                    

Untuk menjadi orang yang bisa diandalkan, ayahnya mengatakan bahwa terkadang, Jimin harus tidak bersikap sungkan untuk beberapa situasi. Semacam menjadi kurang ajar karena ikut campur tanpa pemberitahuan maupun permintaan.

Jadi, dengan pemikiran matang yang dimasak tidak hanya satu atau dua malam, Jimin memutuskan untuk melakukan satu hal tanpa sepengetahuan Min Yoongi.

Jimin duduk di hadapan seorang pria yang tengah minum di warung tenda.

"Selamat malam Tuan Min." Lelaki itu menyapa, bahkan tidak melupakan senyuman ramah yang apik.

Tuan Min, alias ayah Yoongi mengangkat kepalanya untuk melihat orang asing di hadapannya. Jimin langsung menundukkan kepalanya sekilas dan memperkenalkan diri.

"Saya Park Jimin dan saya orang akan menikahi putri Anda."

Tuan Min tersedak.

Dia melihat baik-baik pria muda di hadapannya dan bagaimanapun dia mencoba menyimpulkan, orang di hadapannya ini terlalu muda. Bagaimana bisa dengan enteng berkata akan menikahi putrinya yang bahkan belum lulus SMA?

"Hei, Nak. Kurasa ada yang salah dengan otakmu," ujar Tuan Min. Jimin malah tersenyum semakin lebar.

"Aku hanya jatuh cinta pada putrimu. Apa yang salah?" Ujar Jimin santai.

Jimin melirik betapa banyaknya jumlah botol Soju yang ada di meja, bahkan lebih dari sepuluh. Dia beruntung datang di saat yang tepat, yaitu ketika Tuan Min masih waras.

Ah, tapi ini jelas bukan hanya sekedar keberuntungan.

"Maka dari itu, pasti ada yang salah dengan kepalamu sehingga jatuh cinta pada orang seperti Yoongi,"

Jimin mengernyitkan alis.

Apa ia baru saja mendapati pujaan hatinya telah direndahkan oleh ayahnya sendiri?

"Yang bisa dia lakukan hanya berkelahi dan berkelahi. Mendengar anak kecil sepertimu berkata ingin menikahinya, benar-benar lucu." Tuan Min meneguk minumannya setelah mengatakan itu.

"Aku benar-benar sadar sekarang. Kau bahkan lebih buruk dari ayahku," Jimin menghela napas pasrah.

Sejujurnya, akan lebih mudah apabila Jimin mengabaikan keberadaan ayah Yoongi yang seperti makhluk ghaib itu. Dikatakan ada, tapi tak ada dan dibilang tidak ada, nyatanya ada. Jimin bisa memilih untuk mengurusi Tuan Min di akhir, minimal saat Yoongi sudah setuju untuk meresmikan hubungan mereka.

Tapi Jimin tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Tuan Minlah alasan utama dari kepribadian Yoongi yang sulit. Ia juga tidak bisa menampik kenyataan bahwa pria pemabuk di hadapannya kini adalah orang yang paling berharga untuk Yoongi.

Jimin tidak hanya ingin membuat Yoongi percaya padanya, tapi juga ia ingin gadis itu tahu bahwa Park Jimin tidak pernah main-main dan lebih dari itu, Jimin ingin 'mengembalikan' sosok ayah untuk Yoongi.

Apakah Jimin telah berlaku berlebihan?

Tidak.

Jimin hanya merasa, dia harus membahagiakan Yoongi sebelum memilikinya.

"Kau harus meyakinkan gadis itu kalau kau bisa membahagiakannya sebelum memintanya untuk bersamamu." Ayahnya berkata.

Jadi ini bukan tentang apakah hubungannya sudah resmi atau belum. Hal itu bisa diurus nanti karena yang terpenting, perasaan Jimin pada Yoongilah saat ini adalah kejelasan yang mutlak, jadi itu cukup untuk menjadi landasan akan tindakannya saat ini meskipun seperti yang sudah disebutkan, ini cukup lancang.

Jimin sudah menegaskan, bahwa dia bukan budak cinta, bukan seseorang yang akan mengiyakan apa pun atas dasar cinta dan kehilangan rasionalitas atas dasar perasaan. Dia hanya ingin menjadi pria yang pantas dan dapat diandalkan karena melihat di masa lalu ketika ibunya yang bersuami tetapi tidak bisa bergantung pada suaminya, adalah kenangan yang menyakitkan.

Light In The Mist [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang