Saat membuka matanya, Jihoon merasakannya tangannya yang bebas dari jarum infus tengah digenggam dengan erat.
Kepala orang itu menunduk, tertidur dengan kepala pada spasi yang tersisa di pinggiran ranjang rumah sakit tempat Jihoon berbaring.
"Soonyoung?"
Hoshi langsung terbangun begitu Jihoon memanggilnya. Sepasang matanya digenangi air mata, Hoshi langsung menghambur memeluk Jihoon dan mulai menangis.
"Jihoonie maafkan akuu," dengan suara tersendat Hoshi meminta maaf, memohon dengan perasaan bersalah yang telah mencekiknya selama tujuh tahun belakangan.
Jihoon tertegun dan tidak tahu harus mengatakan apa.
"Kenapa kau minta maaf?"
"Aku-"
"Jika kau bahkan tidak tahu apa salahmu, kenapa kau minta maaf padaku?"
Jihoon melepaskan diri dari pelukan Hoshi dan memandang lelaki itu dengan ekspresi wajahnya yang rumit, dengan pandangan yang tidak bisa dijelaskan.
Hoshi terdiam mendengar ucapan Jihoon.
"Aku, bukan kekasihmu lagi. Jadi kenapa kau meminta maaf?"
Hoshi tersadar Jihoon pasti mengetahui tentang skandal itu. Benar, bagaimana mungkin gadis itu tidak tahu?
"Sudah kubilang aku tidak pernah menganggap kita putus!" Ujar Hoshi dengan nada meninggi.
"Lalu apa gunanya?" Jihoon membalas dengan nada tak kalah tinggi.
"Apakah itu membuatku bisa mengatakan pada orang-orang bahwa aku Lee Jihoon, adalah kekasih dari Hoshi SVT? Apakah itu berarti kita bisa bertemu kapan pun kita mau dan pergi bersama, ke mana pun tanpa rasa khawatir?"
Hoshi terdiam.
Air mata mulai meluap dan Jihoon tidak sanggup lagi menahan perasaannya selama ini, bagaimana ia tidak bisa bertemu dengan Hoshi sekian lama dan hanya mendapatkan berita omong kosong yang membuat hatinya terbakar cemburu dan rasa cemas yang membuatnya setengah gila.
Bahkan meskipun Jihoon tahu Hoshi tidak berkencan dengan gadis dari grup wanita itu, lalu apa? Apa gunanya ketika semua orang menganggap itu benar dan dirinya sendiri yang menganggap Hoshi mencintainya, hanya anggapan yang bahkan tanpa bukti sama sekali.
Hubungan mereka menggantung tanpa arah yang berarti.
Jihoon tidak mengharapkan apa pun, ia tidak menginginkan apa pun dan hanya menerima kenyataan. Tapi permintaan maaf dari Hoshi membuatnya merasa marah, ia merasa bisa mengatasinya lalu untuk apa rasa bersalah lelaki itu?
"Kembalilah,"
"Hoonie aku mohon.."
"Apa yang akan kau lakukan jika seseorang menangkap basahmu di sini?"
"Jihoonie tidak tidak," Hoshi menggelengkan kepalanya dan langsung memeluk Jihoon erat, tidak melepaskannya meskipun gadis itu memberontak.
"Jangan pergi, jangan tinggalkan aku," Hoshi merasa sangat lelah dengan semua yang terjadi padanya belakangan ini, membuatnya menjadi lebih emosional.
"Jangan buang aku.." Hoshi berkata dengan bibir gemetar, air mata membanjiri wajahnya dan dia seratus persen terlihat sangat menyedihkan.
Kedua orang itu sama-sama lelah dengan keadaan, pikiran mereka telah tertutup kabut dan menjadi sangat kalut sehingga yang bisa mereka lakukan saat ini hanyalah saling memeluk dan menangis bersama.
Hal yang membuat Hoshi tidak bisa berpikir lurus adalah kemungkinan bahwa Jihoon akan meninggalkannya, ia tidak pernah baik-baik saja dengan hal itu dan hanya mencoba memendam kekhawatirannya sendiri, jauh dalam lubuk hatinya, menyembunyikannya dari jangkauan siapa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In The Mist [Completed]
FanfictionPark Jimin si murid 'cupu' harus menghadapi kesialannya karena berakhir dipaksa menjadi pelayan dari Min Yoongi, si ketua geng berandalan di sekolahnya. Warn! GS, OOC, TYPO DON'T LIKE DON'T READ!