Di Seoul, hujan turun sejak pagi-pagi, awan-awan gelap yang bergerumul membuat tidak ada celah bagi birunya langit untuk menampakan diri. Semua murid di Jeongjin tengah menjalankan kewajiban mereka, duduk diam di kursi mereka, memperhatikan guru di depan kelas yang tengah menjelaskan materi.
Min Yoongi tidak begitu, meskipun di dalam kelas, pandangannya jatuh ke luar, jendela di sampingnya buram, karena uap dingin juga tetesan air hujan yang tidak deras, namun tidak bisa dikatakan gerimis. Jenis hujan paling awet sepanjang masa.
Saat jam istirahat tiba, hujan itu mulai berhenti, menyisakan tanah basah dan bau hujan yang tertinggal.
Yoongi langsung keluar, tidak peduli ke mana, yang penting terhindar dari obrolan berisik teman-teman sekelasnya.
Yoongi berniat ke ruangan kesehatan, menumpang tidur. Tapi pesan yang masuk pada ponselnya membuat dia mengurungkan niat.
Berbalik arah dengan langkah kelewat cepat.
'Sunbae, mau bermain basket bersamaku?'
Yoongi sampai di gedung olahraga, dia membuka pintu besar itu namun tidak mendapati Jimin di sana, hanya cukup banyak anak yang mengobrol riang dengan kotak-kotak makanan mereka, mereka duduk berkerumun di lapangan, tidak ada Park Jimin.
"Jangan-jangan..."
Lalu Yoongi berlari menuju lapangan outdoor.
Dan Park Jimin berada di sana.
Berdiri menghadap tiang ring, dengan bola berwarna oranye di tangannya, dia memunggungi tempat kedatangan Yoongi.
"Kau, sudah kembali ke sekolah?" Pertanyaan yang retoris, namun Yoongi bukan orang yang punya banyak stok kalimat pembicaraan di kepalanya. Ini benar-benar kemampuannya yang payah.
"Ah, ya. Tentu saja." Jimin menjawab disertai senyuman riang di bibirnya. Dia seperti tidak pernah mengalami demam sebelumnya. Park Jimin yang satu ini sudah benar-benar sembuh, dua hari tidak masuk sekolah membuatnya bisa beristirahat total.
"Sunbae, ayo bertanding."
Tentu saja Yoongi tidak akan menolak, sudah jauh-jauh datang ke sini. Dan Jimin pun nampaknya tahu sebesar apa antusiasme Yoongi, karenanya pria itu tertawa ketika Yoongi berjalan memasuki area lapangan.
Jimin menyodorkan bola basket pada Yoongi, gadis itu menaikkan alis.
"Aku mencoba bersikap seperti gentleman sejati."
Yoongi mendengus.
Tapi tangannya menerima bola itu dan memulai permainan dengan menjadi yang pertama menguasai bola.
.
.
.
"Di mana dia? Huh." Jungkook membawa langkah kakinya nyaris mengelilingi sekolah lagi. Dia yakin pagi tadi melihat Park Jimin memasuki gerbang sekolah.
Tapi di mana pun ia cari, lelaki itu tidak ada. Tempat-tempat yang biasa tidak menunjukkan eksistensi Park Jimin.
Jungkook mendongak, melihat awan yang mendung dan mulai menjatuhkan rintik-rintik hujan–lagi. Meskipun kali ini hanya gerimis ringan.
Jungkook menyipitkan matanya ketika pandangannya sudah lurus. Hanya halusinasi atau ia benar-benar melihat Park Jimin di lapangan basket? Lelaki itu tidak sendiri.
"Yoongi Eoni." Jungkook mengucapkan nama itu diiringi dengan desauan kekecewaan yang pahit.
Sampai beberapa waktu, dia berdiri seperti patung di sana, melihat dua orang itu tengah bermain basket tak peduli gerimis yang mengguyur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In The Mist [Completed]
FanfictionPark Jimin si murid 'cupu' harus menghadapi kesialannya karena berakhir dipaksa menjadi pelayan dari Min Yoongi, si ketua geng berandalan di sekolahnya. Warn! GS, OOC, TYPO DON'T LIKE DON'T READ!