Ketika Yoongi memiliki kekuatan untuk membuka mata, dia merasakan suasana asing pertama kali. Matanya yang terbuka langsung bersitatap dengan sepasang iris yang berkilat jahat melihatnya, dengan seringai keji di bibirnya yang memuakkan.
Yoongi tidak tahu harus menangis atau tertawa karena situasinya yang sekarang ini. Semuanya menjadi penuh candaan dan lelucon yang memuakkan saat bukan hanya kumpulan remaja lelaki berusia kurang dari dua puluh di hadapannya kini. Melainkan beberapa pria dewasa dengan wajah tanpa setitik pun kebaikan.
"Sebenarnya, lawakan macam apa yang tengah kau mainkan di sini, Jung Ilhoon?" Ujar Yoongi dengan nada dingin dan ekspresi sedatar papan jalan.
Tidak ada setitik pun kecemasan di wajahnya yang sepucat kertas, dia penuh kendali meskipun keadaannya jauh dari kata menguntungkan. Dengan kedua tangan dan kaki terikat di kursi, Yoongi tak lebih seperti sandera menyedihkan dari manusia berotak picik di hadapannya.
"Aku tidak sedang melakukan pertunjukkan apa pun. Tapi jika kau memang menginginkan sesuatu sebagai tontonan, akan kusediakan dengan senang hati." Balas Ilhoon dengan kelicikan kentara dari ucapannya yang selicin ular.
Jung Ilhooon adalah ketua geng berandal dari Haeyang Highschool yang menjadi saingan Jeongjin dalam menguasai wilayah selatan Seoul.
Setahun yang lalu adalah kekalahan yang paling memalukan sepanjang sejarah Haeyang di mana pada akhirnya mereka harus tunduk di bawa Jeongjin yang berhasil memenangkan pertarungan dengan mutlak.
Harga diri para berandal Haeyang bukan hanya tergores saat itu, melainkan sampai terinjak keji dengan begitu menyedihkan akibat fakta bahwa ketua geng Jeongjin adalah seorang perempuan
Mereka dipecundangi oleh seorang gadis kecil! Begitu pikiran mereka saat itu.
Kemarahan mereka bukan main membaranya, namun menantang kembali Bangtan setelah itu bukan keputusan yang bijak. Mereka hanya harus menunggu, menumpuk kebencian serta kemarahan sampai melebihi gunung, merencanakan serangkaian skema licik dengan bukan hanya dengan membawa anggota geng mereka, menyewa beberapa preman jalanan tidak begitu buruk selama mereka bisa meraih kemenangan. Mengklaim Bangtan sebagai pecundang selanjutnya dan memegang kuasa di Selatan Seoul sebagai awal dari rencana untuk menaklukan wilayah lainnya.
Dan yang paling penting, mendorong Min Suga sampai ke dasar jurang terdalam.
Dan di sinilah mereka, melakukan penculikan pada Suga, membawanya ke area pembangunan di pinggir kota yang jarang dijejaki manusia, apalagi ketika langit sudah gelap seperti sekarang.
Skenario yang sempurna.
Tinggal menunggu Bangtan datang dan menyelesaikan pertarungan mereka.
"Bajingan licik tak tahu malu." Desis Yoongi.
Ilhoon dan beberapa temannya hanya tertawa.
"Hati-hati dengan ucapanmu, atau si manis itu akan memberikanmu pertunjukkan yang mengerikan." Ujar Ilhoon santai sembari menunjuk Jungkook yang terbaring pingsan dengan dagu.
Mata Yoongi membelalak dengan kemarahan yang melonjak secara beringas.
"Berani menyentuhnya, kau akan mati di tanganku!" Katanya dengan amarah yang mengepul dari setiap kata yang ia keluarkan dari mulutnya.
Ilhoon merasa semakin menang karena bukan hanya membuat emosi Suga kacau, namun gadis pingsan itu juga menjadi kelemahan Suga yang cukup menjanjikan.
Memanfaatkan kelinci kecil itu, bukan hal yang sulit dan akan sangat menarik.
.
.
.
Namjoon dan Hoseok segera merasa kewarasan mereka menguap setelah menerima surat tantangan dari Haeyang di mana menjadikan Suga sebagai pertaruhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In The Mist [Completed]
FanficPark Jimin si murid 'cupu' harus menghadapi kesialannya karena berakhir dipaksa menjadi pelayan dari Min Yoongi, si ketua geng berandalan di sekolahnya. Warn! GS, OOC, TYPO DON'T LIKE DON'T READ!