Jeongjin Highschool, salah satu sekolah yang terletak di bagian Selatan ibukota. SMA campuran ini bukan sekolah khusus anak kaya atau sekolah seni yang dihuni banyak idola.
Jeongjin hanya sekolah biasa, seperti SMA pada umumnya dan seperti sebagaimana seharusnya sekolah.
"Kau sungguhan Park Jimin? Gila! Apa-apaan penampilan menggelikan itu?!"
Kim Taehyung, siswa tahun kedua di Jeongjin Highschool, lelaki tampan dengan surai cokelat berantakan, nampak seperti anak baik-baik meskipun kelakuannya kelewat abnormal.
Sosok di hadapannya adalah yang membuat dirinya kehilangan kontrol suara, bicara histeris seperti anak perawan yang memalukan. Wajar saja, sudah bertahun tak bertemu, teman lamanya mendadak berubah wujud.
"Hentikan pandangan sialanmu itu, Alien!"
Tidak seperti tampilannya yang culun, seperti siswa sasaran empuk bahan bully, mulutnya cukup kasar.
"Tapi, Hei! Park Jimin, yang benar saja!"
"Ini semua gara-gara si tua bangka sialan itu." Gerutu Jimin.
"Ayahmu?"
"Siapa lagi manusia tua yang lebih sialan dari ayahku, huh?" Jimin berujar sinis. Taehyung pun tidak bisa menahan tawanya untuk tidak keluar lagi, dia tertawa terbahak, dengan ejekan di sana sini. Kentara sengaja membuat manusia di hadapannya kesal setengah mati.
"Tapi kau cocok dengan dandanan seperti itu,"
"Sialan!"
.
.
.
Namanya Park Jimin, bersurai hitam dan berwajah tampan. Setidaknya begitu ketika dia belum menyematkan kata 'culun' dalam penampilannya.
'Kau harus berpenampilan tidak mencolok'
Ayahnya yang setengah hidup ia benci berkata begitu.
"Ini malah membuatku semakin mencolok." Jimin mendesis di antara langkah kakinya menuju ruang kepala sekolah.
Taehyung raib entah ke mana, berkata ada urusan dengan cengiran kotak bodoh yang masih begitu-begitu saja.
Jimin bisa merasakan, pandangan jijik, aneh dan merendahkan dari para siswa-siswi lain. Itu membuatnya jengkel, tapi di sisi lain tak mempedulikan sebab Jimin pun, merasa kehidupan yang dipilihkan ayahnya kali ini, cukup menarik juga.
'Setidaknya, dengan begini aku bisa bersantai sejenak.'
Tidak seperti tampangnya yang penurut, Jimin adalah pemberontak nomor satu.
Lahir dan besar di Busan, dengan segala kemudahan perihal materi, membuat hidupnya benar-benar mudah dan keras di satu sisi, karena ayahnya adalah penentang jalannta nomor satu pula.
Jimin menghela napas pelan. Malas sekali jika mengingat pria itu. Apalagi alasan bagaimana dirinya bisa berakhir di sini.
Ingin tahu?
Tidak. Mengingatnya pun Jimin malas.
Mungkin lain kali.
.
.
.
Hari-hari berlalu, Jimin menjalankan kehidupan barunya selayaknya air mengalir.
Menghuni salah satu unit apartemen yang biasa-biasa saja, melakukan semuanya sendiri.
"Kau terlihat santai, itu mengganggu," Taehyung berkata di siang hari itu, ketika jam makan siang di sudut kafetaria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In The Mist [Completed]
FanficPark Jimin si murid 'cupu' harus menghadapi kesialannya karena berakhir dipaksa menjadi pelayan dari Min Yoongi, si ketua geng berandalan di sekolahnya. Warn! GS, OOC, TYPO DON'T LIKE DON'T READ!