Festival sekolah telah dimulai. Untuk tiga hari ke depan, gerbang sekolah Jeongjin akan terbuka lebar dan mempersilakan siapa pun untuk masuk dan mengunjungi sekolah yang sudah berubah selayaknya pusat hiburan.
Stan-stan masing-masing kelas dengan tema yang berbeda didirikan dan setiap kelas bersaing untuk menjadi yang terbaik. Sementara di lapangan, berjejer stan yang menarik untuk mempromosikan keunggulan dan prestasi klub mereka sebagai sarana menarik minat calon siswa yang berminat masuk di tahun ajaran baru nanti.
Jimin mengenakan sebuah jas berlengan pendek, berwarna putih dan panjangnya menyentuh lutut, bentuk jas dokter yang lebih sederhana yang digunakan klub PMR sebagai seragam resmi mereka.
Ketika melihat pantulannya sendiri di hadapan cermin ruang kesehatan, Jimin langsung merasa keki sebab terlihat seperti anak baik-baik sama sekali tidak cocok untuknya. Tapi menolak mengenakan malah mencari mati karena Seokjin sudah terlebih dahulu melotot penuh peringatan.
Yoongi yang lewat melihat penampakkan Jimin, gadis itu pun tertawa dan mengejek.
"Apakah kau sedang berusaha terlihat lebih manusiawi?"
"Sunbae!"
Yoongi kemudian hanya menggidikkan bahunya dan berlalu. Dia kembali' keckelasnya yang sudah didekor sedemikian rupa menjadi kafe bertema vintage yang klasik. Tapi, alih-alih mengenakan gaun, Yoongi malah mengenakan pakaian gaya vintage pria.
Yoongi menolak untuk tinggal di kelas dan melayani pelanggan, dia lebih memilih untuk menyebarkan selebaran promosi daripada harus memasang wajah penuh senyuman dan bersikap ramah.
Gerbang dibuka tepat pukul sembilan dan seperti yang diharapkan, banyak manusia-manusia yang datag untuk menikmati festival.
Suara musik tema festival menggema ke seluruh penjuru sekolah. Ada panggung seni yang akan mulai memulai pertunjukan setelah jam makan siang berlalu. Karena festival diadakan selama tiga hari, jadi banyak pertunjukan yang akan diperlihatkan baik itu secara grup maupun individu.
Festival sekolah benar-benar ditunggu para murid karena selain belajar diliburkan, mereka juga mendapatkan poin-poin tambahan dari wali kelas jika berpartisipasi, di sisi lainnya mereka yang tidak ikut akan mendapatkan sanksi dan hukuman. Semua orang lebih sering ikut dan mengamankan nilai semester mereka agar bisa lancar naik kelas. Atau lulus tanpa masalah untuk mereka yang ada di tingkat akhir.
Sebagai anggota klub PMR, Jimin diharuskan siap siaga di pos masing-masing. Tapi lelaki itu malah lebih suka mengikuti senior kesayangannya berjalan ke sana kemari menyebarkan selebaran meskipun Jimin sendiri malah tidak membatu Yoongi sama sekali selain mengekorinya seperti anak ayam.
Yoongi tentu saja kesal, tapi diusir pun, Jimin tetap bebal.
"Park Jimin! Berhenti mengikutiku!"
"Aku hanya menjalankan tugasku!"
"Tugas macam apa?"
"Menjaga Sunbae tentu saja,"
"Menjaga dengkulmu! Kau hanya menggangu saja." Ujar Yoongi pedas tanpa sedikit pun belas kasihan.
Akhirnya Yoongi pergi dan Jimin tidak mengikutinya lagi. Tapi bukan karena laki-laki itu menyerah, tapi karena Taehyung datang menahannya agar Jimin tidak pergi mengikuti Yoongi lagi.
Jimin curiga mereka berdua berkomplot.
Tapi itu tidak benar sama sekali!
Taehyung menahan Jimin karena dia punya sesuatu untuk dikatakan pada sahabatnya itu.
"Jim, selamat ulang tahun untukmu," ujar Taehyung sembari menepuk-nepuk bahu Jimin yang dia rangkul.
"Kau ingat kan hari ini kau ulang tahun?" Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In The Mist [Completed]
FanficPark Jimin si murid 'cupu' harus menghadapi kesialannya karena berakhir dipaksa menjadi pelayan dari Min Yoongi, si ketua geng berandalan di sekolahnya. Warn! GS, OOC, TYPO DON'T LIKE DON'T READ!