Chapter 12; Paper Flakes

2.1K 433 376
                                    

Senin pagi datang, kesibukan bagi para pekerja maupun pelajar langsung menyerang begitu saja.

Jeongjin Highschool nampak luar biasa tenang, tenang yang janggal karena biasanya, sekolah itu tidak mengenal yang namanya ketenangan.

"Suga! Ke mana saja kau? Tidak ada kabar sama sekali!"

Hoseok menunggu Yoongi di depan gerbang, langsung memberondong pertanyaan pada gadis itu dengan penuh rasa penasaran yang menggebu.

"Aku masih hidup. Kenapa harus repot-repot bertingkah berlebihan seperti ini?"

Padahal Yoongi sudah mengingatkan Hoseok untuk tidak mengkhawatirkan dirinya secara berlebihan. Hal ini terjadi bukan sekali dua kali. Mungkin Hoseok benar-benar berpikir jika dirinya bisa saja mati karena siksaan ayahnya yang kejam.

Yoongi melewati Hoseok begitu saja, berniat langsung pergi ke kelasnya tanpa mengindahkan panggilan sahabatnya itu.

Kakinya sudah benar-benar lebih baik karena perawatan dan istirahat yang maksimal. Yoongi pulang dari rumah sakit kemarin malam, dia menginap di rumah Jihoon dan tidak langsung pulang ke rumah.

Ia takut jika ayahnya sudah menunggu di sana dengan siksaan yang lainnya karena dirinya tidak pulang selama tiga hari.

.

.

.

Jimin datang ke sekolah dengan wujud culunnya seperti biasa. Kacamata sudah bertengger apik, menggantung di hidung dan terkait di kedua telinganya, membuat nyaris setengah wajahnya tertutupi oleh lensa, tidak ketinggalan rambutnya yang belum juga dipotong pendek.

Membuat Jungkook setengah mati gerah!

"Kenapa kau mengikutiku?" Ujar Jimin sebal pada gadis Jeon itu.

"Kau takut bertemu dengan Taehyung?" Tanyanya curiga.

Jungkook terdiam, tidak menjawab, mengiyakan secara tidak langsung.

"Kalau begitu aku akan mencari Yoongi Eoni saja, aku yakin Taehyung tidak akan muncul kalau aku bersama Yoongi Eoni." Jungkook dengan cepat mengambil keputusan, dia kemudian melangkah untuk mencari keberadaan seniornya itu.

Bisa dibilang mereka cukup dekat sekarang, setidaknya tidak bisa dikatakan asing ketika selama Yoongi di rumah sakit, Jungkook pun selalu ada di sana bersama Jihoon.

'Aku akan bertanya apakah aku bisa masuk ke Bangtan.'

Sementara itu, Jimin berdiri diam dengan ekspresi berpikir. Dia menerka akan bagaimana jadinya jika sekarang dirinya bertemu dengan Taehyung.

"Dia seharusnya meminta maaf." Gumamnya kemudian mendengus. Lelaki itu lalu melanjutkan perjalannya menuju kelasnya yang berada di lantai dua.

'Selama aku di Seoul, aku belum pernah sekalipun bertemu dengan orang yang mengenaliku sebagai Kara selain Taehyung yang memang tahu dan juga Hoshi yang memang selalu menjadi ekorku saat di Busan dulu,'

Selama perjalanannya menuju kelas, Jimin mulai mengobservasi keadaannya selama tiga bulan berada di Jeongjin sebagai Park Jimin yang jauh dari embel-embel berandalan dan perkelahian.

'Apa karena penampilanku ini?' Jimin menerka namun di sisi lain ia tidak setuju dengan terkaannya sendiri. Karena dirinya pun belum pernah bertemu dengan mereka yang ia kenal saat di Busan dulu. Entah mantan musuh atau mantan anggota Black Crow sekalipun.

Mereka memang seharusnya di Busan, namun selalu ada kemungkinan jika salah satu atau bahkan sepuluh dari mereka telah berpindah ke Seoul. Kemungkinan sangat besar karena Seoul ada ibukota, tempat di mana para remaja maupun orang dewasa ingin mengadu nasib di sana.

Light In The Mist [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang