Namjoon memimpin gelombang pertama Bangtan yang berjumlah dua puluh orang. Mereka berjalan menuju gudang tak terpakai yang jaraknya lima belas menit sampai jika berjalan kaki.
Jimin menunggu gelombang dua di mana Yoongi yang akan memimpin. Tapi agaknya dia tidak cukup sabar sehingga pada akhirnya, lelaki itu berjalan terlebih dahulu.
"Aku benar-benar punya firasat buruk." Jimin menggerutu dan kesal sendiri dengan poni panjangnya yang menghalangi pandangan. Kacamatanya juga! Ah, ingin dilepaskan tapi akan lebih merepotkan lagi.
Sampai di gudang tak terpakai, Jimin bersembunyi di balik semak. Ia mengerutkan kening karena beberapa anak yang menjaga pintu utama adalah murid dari dua sekolah yang berbeda.
"Sial. Ini benar-benar jebakan!" Jimin mengumpat lancar.
.
Beralih ke dalam gudang, Namjoon dan anggota Bangtan yang lain kewalahan karena bukan hanya geng sekolah Gyejong yang ada di sana, tetapi ditambah geng sekolah dari Yaran Highschool.
Itu dua sekolah dan jelas jumlah mereka lebih banyak.
"Kirimkan sinyal! Kita butuh bantuan segera!" Seru Namjoon pada salah satu anggota Bangtan. Yang diperintahkan langsung berlari keluar dan saat itulah, rombongan yang dibawa Yoongi tiba.
"Ketua!"
Yoongi sudah paham situasi dan dia merasa sangat marah.
"Segera hubungi J-Hope!" Perintahnya langsung dituruti.
Kemudian gadis itu masuk dan mulai menghabisi anggota Gyejong dan Yaran yang mencoba menghadangnya.
"Ah akhirnya! Suga datang!"
Tepuk tangan dengan suara mengejek itu berasal dari dua siswa dengan seragam berbeda. Mereka adalah Jaebum dan Mark yang menjadi ketua dari masing-masing geng sekolah.
Meskipun Hoseok dan yang lain datang, mereka tetap akan kesulitan karena jumlah yang tidak sebanding. Tapi, Yoongi percaya diri jika mereka masih akan memegang kemenangan.
Menghadapi dua kutu di hadapannya, dia sama sekali tidak merasa itu masalah besar!
"Kalian yang hanya bisa mengharapkan kemenangan dengan cara licik, berani sekali menantangku?" Ujar Yoongi sembari menyeringai.
"Ck. Cara licik? Kami akan membuatmu kalah dengan cara apa pun." Ujar Jaebum tanpa rasa malu.
Bising di sekitar seolah hanya sekedar backsound. Bagaimana teriakan dari masing-masing kelompok, menyerukan nama mereka. Lalu beralih adu pukul dan tendangan, baik tangan kosong maupun senjata tumpul.
Aturan mutlak, tidak ada senjata tajam.
Yang memakai senjata tajam akan menjadi pengecut paling memalukan dan sisihkan dari perang antar geng.
Mencoreng nama sendiri dan membiarkannya diinjak-injak seperti sampah, orang dungu mana yang akan melakukannya?
"Kalian berdua, maju." Lalu dimulailah Yoongi melawan dua lelaki sekaligus.
"Bantu Suga!"
"Tidak bisa!" Hoseok menyahut tanpa memandang balik Namjoon. Tentu saja, bagaimana dia bisa melakukannya ketika anak Gyejong dan Yaran datang tak ada habisnya.
'duakh' Hoseok menendang perut anak Gyejong yang langsung mengerang kesakitan di atas lantai gudang yang kotor.
Di sisi lain, Namjoon sama kerepotannya. Dia dihadang dari berbagai arah, seolah memang tidak diizinkan untuk kabur dan membantu sang Ketua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In The Mist [Completed]
FanficPark Jimin si murid 'cupu' harus menghadapi kesialannya karena berakhir dipaksa menjadi pelayan dari Min Yoongi, si ketua geng berandalan di sekolahnya. Warn! GS, OOC, TYPO DON'T LIKE DON'T READ!