"Kurasa ini sudah mencapai batasku," Jimin bergumam sembari memandang Yoongi dari kejauhan. Seperti biasa, gadis itu nampak bersama beberapa anggota Bangtan yang mengikutinya dengan patuh. Ada Hoseok yang tidak berhenti berbicara pada Yoongi dan itu mulai terlihat sangat menyebalkan bagi Jimin.
"Jelas sekali dia menyukai Yoongi Sunbae, huh." Gerutunya.
Matanya kemudian beralih pada Kwon Soonyoung yang sejak tadi berada di sebelahnya namun hanya berdiam diri tak mengatakan apa-apa dengan kepala berbaring di atas meja milik entah siapa -di kelas Jimin.
"Hei, ada apa denganmu?" Jimin heran tentu saja, semenjak absen dua hari karena sakit, Hoshi selalu terlihat murung dan seperti ingin menangis sepanjang waktu-bagi Jimin. Wajahnya tidak lagi pucat atau suhu tubuhnya masih tidak normal, itu lebih kepada suasana hatinya yang terus mendung sehingga wajahnya terlihat sangat murung.
Masalah macam apa yang bisa membuat Hoshi seperti orang normal begini?
Jimin pun tidak bisa untuk tidak terheran-heran meskipun hanya dalam hati.
"Kenapa belakangan kau terus saja mengekoriku? Tidak main bersama Jungkook dan Jihoon?" Ujar Jimin heran.
Hoshi mengangkat wajahnya dan memandang Jimin dengan tatapan lesu.
"Tidak bisa Hyung, Jihoon marah padaku," dia berujar dengan eskpresi yang lebih murung lagi.
"Apa yang kau lakukan sampai Jihoon marah?" Jimin pun memandang Hoshi dengan tatapan menghakimi.
"Dia itu calon iparku, jangan macam-macam dengannya." Katanya penuh peringatan.
Hoshi cemberut seketika.
"Hyuuung, aku kan mengenalmu terlebih dahulu,"
"Masalah ini lain perihal." Jimin membalas cuek.
Hoshi membenturkan kepalanya pada meja. Jimin hanya bisa maklum melihat tingkah absurd juniornya itu.
"Kalau kau punya salah, minta maaflah, apa susahnya?"
Hoshi pun ingin minta maaf, tapi Jihoon seolah menghindarinya dan lagi, Hoshi merasa kali ini bahkan kesalahannya nyaris tak termaafkan sampai dia pun merasa ragu sekaligus malu harus meminta maaf pada Jihoon yang harus selalu berlapang dada menghadapi dirinya.
"Kurasa kali ini sulit Hyung."
Jimin ingin mengatakan 'Baguslah kau sadar kalau ini bukan yang pertama kali', tapi melihat wajah kosong Hoshi dan pandangannya yang menerawang membuat si Park itu bergidik ngeri. Jadilah dia tidak jadi, masih punya nurani untuk tidak menambah bahan bakar ke dalam api.
Lagi pula, Jimin juga punya masalahnya sendiri!
Jimin mendengus kemudian. Sudah dua Minggu berlalu dan dia masih menunggu saat yang tepat untuk mendatangi Yoongi lagi.
"Aku harus melakukannya sebelum festival." Melihat keadaan sekolah yang mulai sibuk untuk festival membuat Jimin tidak memiliki waktu lagi untuk bersantai ria.
Apalagi, dia akan cukup sibuk saat hari-H festival karena keanggotaannya di klub PMR. Kim Seokjin akan menggorok lehernya dengan pisau bedah kesayangannya kalau sampai Jimin tidak fokus saat itu.
(Ya, ketua klub PMR memang memiliki pisau bedah di sakunya untuk koleksi pribadi)
Baiklah, Jimin memutuskan untuk melakukannya hari ini, sepulang sekolah.
Tidak ada siapa pun yang boleh menghentikan niat mulianya ini!
.
Tepat saat bel pulang berbunyi, Jimin langsung beranjak dan keluar dari kelas dengan kecepatan tinggi, sukses mendahului wali kelasnya yang bahkan baru keluar ketika dirinya sudah berlarian di koridor. Membuatnya diomeli dari kejauhan tapi Jimin bahkan tidak menoleh sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In The Mist [Completed]
FanfictionPark Jimin si murid 'cupu' harus menghadapi kesialannya karena berakhir dipaksa menjadi pelayan dari Min Yoongi, si ketua geng berandalan di sekolahnya. Warn! GS, OOC, TYPO DON'T LIKE DON'T READ!